Berkat Yoghurt Kadaluarsa, Siswa MAN I Yogyakarta Jadi Juara

Reporter

Rabu, 21 Oktober 2015 14:10 WIB

TEMPO/ Nita Dian

TEMPO.CO, Jakarta - Siswa-siswi madrasah kembali menorehkan prestasi di bidang penelitian. Kali ini, siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri I Yogyakarta (MANSA) berhasil meraih medali emas dan perak pada Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) 2015 yang diselenggarakan oleh Direktorat Pembinaan SMA Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ada dua tim MANSA yang meraih medali Olimpiade yang puncaknya tanggal 15 Oktober 2015 di Surabaya, sebut laman kemenag.go.id yang dikutip Selasa, 20 Oktober 2015.

Peraih medali emas adalah Roqi Reflanska Bintang Mahardika (siswa kelas XII IPA I) dan Salma Jihan Noviarini (Siswi kelas XII IPA 2). Keduanya melakukan penelitian dengan tema “Yogurt dan Limbah Nata Sebagai Filter Kaca Helm Hidrofobik (anti basah)". Selain mendapatkan medali emas, mereka juga mendapatkan uang pembinaan sebasar Rp 15 juta.

Roqi mengungkapkan bahwa penelitian ini tidak datang tiba-tiba. Pemilihan yogurt sebagai bahan juga tidak datang tiba-tiba. “Kami baca jurnal-jurnal penelitian. Kami juga mencari bahan-bahan yang murah, karena dalam penelitian ini kami menggunakan biaya mandiri dan bantuan dari Dikpora. Ketemulah dengan yogurt yang sudah kadaluarsa. Kami juga melakukan percobaan berkali-kali,” ungkap Roqi.

Roqi juga mengungkapkan rasa senang dan haus atas kemenangan ini. “Nggak nyangka. Kami yang basic-nya di bawah naungan Kementerian Agama yang bercirikhaskan agama Islam, turut bersaing dan bahkan bisa meraih gold medal di antara siswa-siswi SMA,” ujarnya.

“Dari pengalaman ini, saya mendapatkan banyak pelajaran di antaranya jangan pernah minder, tunjukkan kepada dunia bahwa Madrasah dapat bersaing. Ingat jangan pernah menyarah, tidak ada hasil yang menghianati usahanya dan tidak ada hasil tanpa doa yang panjang,” tambahnya.

Adapun tim kedua adalah Hana Hanifah (siswi kelas XI MIA 1) dan Trixie Azharine A (siswi kelas XI MIA2). Mereka meraih medali perak dan uang pembinaan sebesar 12 juta. Penelitian mereka bertemakan “Pengaruh Pemberian Variasi Pakan terhadap Pertumbuhan Kutu Air (daphnia magna) Sebagai Pakan Alami.”

“Awalnya teman saya, Trixie, waktu pulang kampung melihat pembudidayaan ikan. Ikan-ikan tersebut diberi makan dengan pelet ikan yang jumlahnya banyak. Dia berpikir kalau pakai pelet pasti butuh banyak. Nah, kenapa tidak menggunakan pakan alami yang berupa hewan dan dapat diperbanyak," kata Hana.

Hana melanjutkan, "Lalu, di daerah saya ada banyak dan mudah dijumpai ampas kelapa yang sudah tidak dipakai. Setelah membaca jurnal dan penelitian, kami dapatkan informasi bahwa salah satu pakan alami ikan adalah kutu air (Daphnia magna) dan ampas kelapa ternyata bisa mengundang kutu air dan masih mengandung beberapa kandungan gizi. Oleh sebab itu kami mencoba untuk memperbanyak Daphnia dengan memberi variasi pakan dari limbah ampas kelapa yang difermentasi,” jelas Hana.

Penelitian yang dilakukan Hana dan Trixie ini dipersiapkan sejak bulan Januari dan dimulai penelitiannya sejak bulan Mei hingga Agustus. Hana juga mengungkapkan kekagetannya atas prestasi medali perak ini. “Nggak nyangka. Madrasah bisa bersaing dengan SMA, bahkan di tingkat nasional,” pungkasnya.

Tradisi penelitian di MANSA sudah mulai terbangun dengan adanya program pembimbingan riset. Program pembimbingan ini berupa kajian rutin tiang minggu, lalu mengumpulkan ide-ide, selanjutnya pendampingan pembuatan proposal, workshop dan pendalaman mengenai karya tulis, pendampingan dalam progres penelitian, dan terakhir tahap pendampingan penulisan laporan.

"Selama pendampingan ini, kami bekerja sama dengan berbagi stakeholder, seperti UGM, UNY, UIN Sunan Kalijaga, Dinas Perizinan Kota Yogyakarta, Dikpora dan Sagasitas DIY,” jelas Nur Fathurrahman Ridwan, guru pembimbing dan sekaligus juga alumni MANSA angkatan 2009, yang kebetulan juga alumni Universitas Negeri Yogyakarta.

Nur—sapaan akrab Nur Fathurrahman Ridwan—mengungkapkan bahwa anak-anak madrasah memiliki kegigihan dan pantang menyerah dalam penelitian.

"Mereka lembur di laboratorium siang malam. Bahkan sampai ada yang tidak tidur. Mereka juga memiliki daya serap tinggi dalam membedah jurnal penelitian. Sangat antusias dalam berkonsultasi terutama dengan para dosen di universitas-universitas. Selain itu, mereka juga memiliki kemampuan verbal yang baik," ungkap Nur.

ANTARA

Berita terkait

FSGI Catat Setiap Pekan Terjadi 1 Kekerasan Seksual di Sekolah

3 Juni 2023

FSGI Catat Setiap Pekan Terjadi 1 Kekerasan Seksual di Sekolah

Selama awal 2023, telah terjadi 22 kasus kekerasan seksual di lingkungan sekolah dengan jumlah korban 202 anak.

Baca Selengkapnya

MWA UNS Tetap Gelar Pelantikan Rektor, Kemendikbud: Acara itu Ilegal

6 April 2023

MWA UNS Tetap Gelar Pelantikan Rektor, Kemendikbud: Acara itu Ilegal

Kemendikbud mengatakan acara pelantikan yang dilakukan MWA UNS adalah ilegal.

Baca Selengkapnya

Bangunan Bambu di KTT G20, Mahakarya Otentik Anak Bangsa

5 Desember 2022

Bangunan Bambu di KTT G20, Mahakarya Otentik Anak Bangsa

Pengerjaannya hanya tiga pekan. Hujan dan angin menjadi ujian berharga Bamboo Dome, sehari sebelum Presiden meninjau.

Baca Selengkapnya

Sempat Diundur, Pengumuman Kampus Mengajar Angkatan 4 Diumumkan Besok 8 Juli 2022

7 Juli 2022

Sempat Diundur, Pengumuman Kampus Mengajar Angkatan 4 Diumumkan Besok 8 Juli 2022

Pengumuman disampaikan pada 7 Juli 2022 melalui akun Instagram Kampus Mengajar.

Baca Selengkapnya

MA Menangkan Kemendikbud Terkait Aturan Pencegahan Kekerasan Seksual

19 April 2022

MA Menangkan Kemendikbud Terkait Aturan Pencegahan Kekerasan Seksual

MA menolak gugatan uji materiil terhadap Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Perguruan Tinggi.

Baca Selengkapnya

IPB University Raih Nilai Kinerja Anggaran Terbaik Versi Kemendikbud

17 Maret 2022

IPB University Raih Nilai Kinerja Anggaran Terbaik Versi Kemendikbud

IPB University meraih nilai 94,41 dengan predikat sangat baik. Disusul oleh Universitas Pendidikan Indonesia dengan nilai 91,33 (sangat baik).

Baca Selengkapnya

Kementerian Pendidikan Buka Pendaftaran Guru Penggerak, Cek Syaratnya

15 Maret 2022

Kementerian Pendidikan Buka Pendaftaran Guru Penggerak, Cek Syaratnya

Pendaftaran program guru penggerak dibuka pada 14 Maret hingga 15 April 2022. Seleksi ini terbuka untuk guru TK, SD, SMA, SMK, dan SLB.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pendidikan Sesalkan Konflik Rektor dan Dosen SBM ITB

10 Maret 2022

Kementerian Pendidikan Sesalkan Konflik Rektor dan Dosen SBM ITB

Kementerian Pendidikan meminta agar rektor dan dosen SBM ITB berdialog mencari solusi. Kemendikbud meminta agar tak mengorbankan mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Mau Magang di Kantor Mas Menteri Nadiem Makarim? Ini Syarat dan Formasinya

4 Maret 2022

Mau Magang di Kantor Mas Menteri Nadiem Makarim? Ini Syarat dan Formasinya

Kementerian Pendidikan yang dinaungi Nadiem Makarim membuka program praktik kerja lapangan dengan enam formasi seperti humas dan konten kreator.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pendidikan-INKA Targetkan 9 Bus Listrik Rampung untuk G20

2 Maret 2022

Kementerian Pendidikan-INKA Targetkan 9 Bus Listrik Rampung untuk G20

Kementerian Pendidikan dan PT INKA menargetkan pembuatan 9 bus listrik selesai dan dapat digunakan pada saat KTT G20 pada akhir 2022.

Baca Selengkapnya