LIPI Gali Kekayaan Biodiversitas Lautan Banda

Reporter

Senin, 26 Oktober 2015 23:04 WIB

Sejumlah pemudik menikmati udara pagi hari di tengah laut, saat berada di atas KRI Banda Aceh. Sebanyak 1.800 pemudik motor menumpang kapal perang KRI Banda Aceh bernomor lambung 593. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta -Pusat Penelitian (Puslit) Laut Dalam LIPI Ambon sedang meneliti pengaruh arus lintas Indonesia, khususnya pola massa air bagian utara dan selatan Samudera Pasifik di perairan selatan Laut Banda terhadap biodiversitas di dalamnya.

"Kami ingin melihat massa air sub tropik Samudera Pasifik utara dan selatan yang melalui perairan Indonesia menuju Samudera Hindia, termasuk mengidentifikasi biodeversitas, seperti larva ikan dan plankton yang mengalir dengan massa air itu pengaruhnya seperti apa," kata Peneliti Johanis Lekalette di Ambon, Senin.

Ia mengatakan riset yang sedang dikerjakannya itu menggunakan sampel profil suhu, salinitas, klorofil, oksigen, pH (potential of hydrogen - derajat keasaman), underwater optic, termasuk penetrasi cahaya matahari dari permukaan hingga ke kedalaman 1.500 meter dari permukaan laut Selatan perairan Banda.

Sedikitnya ada 12 sampel air dengan kedalaman yang berbeda-beda, yang diambil menggunakan instrumen Conductivity, Temperature, and Depth (CTD) sebagai bahan untuk analisa kimia di laboratorium.

Sampel air untuk suhu yang paling rendah diambil pada kedalaman 1.500 meter untuk mengidentifikasi massa air dari Antartika yang bercampur, suhu massa air pada daerah polar bisa mencapai 3,6 derajat celcius.

"Proses pengambilan sampel dilakukan pada 7 Oktober hingga 16 Oktober 2015, dimulai dari sebelah Timur Pulau Leti, Moa, Lakor sampai sebelah Barat Pulau Wetar untuk melihat massa air yang keluar dari kanal-kanal atau pintu masuk itu ke Samudera Hindia," ujar Johanis.

Lebih lanjut ahli fisika kelautan itu mengatakan ikan-ikan yang hidup di laut dalam mempunyai ciri fisik yang berbeda dari ikan di laut dangkal.

Karena kurangnya penetrasi cahaya matahari hingga ke dasar laut, ikan-ikan di laut dalam cenderung berwarna hitam, juga memiliki mulut dan mata yang besar.

Untuk mendapatkan contoh larva ikan endemik laut dalam, kata Johanis, proses pengambilannya sampelnya dilakukan selama empat kali pada malam hari hingga ke kedalaman 600 meter dari permukaan laut, ini dikarenakan larva ikan cenderung berada di kedalaman 500 meter pada siang hari.

"Untuk sampel plankton kami menurunkan jaring hingga ke kedalaman 150 meter dari permukaan laut untuk mendapatkan jenis zooplankton dan vitoplankton," tandasnya.

ANTARA

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

45 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

23 Agustus 2023

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

Awal pembentukan LIPI pada 1967 dimulai dengan peleburan lembaga-lembaga ilmiah yang lebih dulu didirikan.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya