Peluru Canggih Sniper Amerika Bisa Berubah Arah di Udara

Reporter

Selasa, 3 November 2015 15:19 WIB

Seorang sniper tengah memburu seorang tersangka pelaku penembakan petugas kepolisian. Polisi tengah memburu 3 tersangka pelaku penembakan dan pembunuhan seorang petugas polisi. Fox Lake, Illinois, 1 September 2015. Scott Olson / Getty Images

TEMPO.CO, Washington - Peluru berkaliber 50 itu melesat ke udara setelah ditembakkan. Tiba-tiba arahnya berubah dan mengenai sasaran yang dituju. Uji coba itu merupakan bagian dari program Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) yang dikembangkan California Teledyne Scientific & Imaging.

"Peluru yang bisa berubah arah ini dirancang khusus untuk penembak jitu," tulis Popular Science di lamanya menggambarkan peluru tersebut. Uji coba teknologi baru atas pesanan Departemen Pertahanan Amerika Serikat itu direkam dalam video. Proyek rahasia ini diberi nama Extreme Accuracy Task Ordnance (Exacto).

"Tujuan program Exacto adalah merevolusi akurasi dan jangkauan senapan dengan mengembangkan peluru kaliber kecil yang dipandu," kata pejabat DARPA dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Stripes.

Memang, amunisi yang dirancang khusus ini dapat berubah arah di udara. Nah, bagaimana ia melakukannya, tetap dirahasiakan rapat-rapat. Departemen Pertahanan dan instansi terkait enggan berkomentar.

Penembak jitu umumnya beroperasi dalam tim beranggotakan dua orang, yakni penembak dan spotter, yang harus membuat penyesuaian untuk sejumlah faktor setelah mereka berada di posisinya. Contohnya tim sniper yang berada di Afganistan. Di sana, mereka dihadapkan pada angin kencang dan medan berdebu yang sangat menantang.

Departemen Pertahanan berpikir, sangat penting bagi penembak jitu menemukan target lebih cepat dan akurat. Juga kemungkinan meningkatkan keamanan dengan cara menyembunyikan lokasi para sniper dari tembakan balasan. Karena itu, DARPA berharap memberi mereka Exacto segera.

Ahli senjata menyambut terobosan itu. Namun mereka mempertanyakan apakah teknologi ini bakal sukses di lapangan. Ted Gatchel, profesor emeritus di Naval War College serta ahli dalam perang amfibi dan senjata ringan, menuturkan tidak melihat dilema moral. Sebabnya, artileri dan bom yang dipandu sudah menjadi bagian dari militer modern.

Gatchel hanya ragu akan kelayakannya. Maklum, tim sniper sudah membawa sejumlah besar peralatan. Kalau dilengkapi dengan peralatan baru lagi, kata dia, beban mereka bakal bertambah.

POPULAR SCIENCE | STRIPES




Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

26 menit lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

30 menit lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

44 menit lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

1 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

3 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

4 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya