Perubahan Iklim, Gletser Everest Terancam Hilang

Reporter

Editor

ursul florene

Selasa, 1 Desember 2015 13:33 WIB

Puncak Everest, di antara puncak-puncak gunung lainnya di pegunungan Himalaya difoto dalam pernerbangan dari Kathmandu, Nepal, pada April 2010. REUTERS/Tim Chong

TEMPO.CO, Amerika Serikat - Pemanasan global dan perubahan iklim dunia telah membawa dampak nyata di Gunung Everest. Gletser di puncak tertinggi di dunia itu mulai meleleh dan membentuk danau-danau.

Hal ini disampaikan seorang profesor geomorfologi dari Universiy of Leeds, Inggris, Duncan Quincey. “Gletser-gletser mulai berubah dengan sangat cepat dan temuan kami membuktikan penyebabnya adalah iklim,” katanya seperti dilansir dari The Washington Post, Senin, 30 November 2015, waktu setempat.

Ia dan tim geolog dari Inggris baru saja kembali setelah menghabiskan tiga pekan di gletser Khumbu, yang terbentang 15-25 ribu kaki di atas permukaan laut. Quincey mengingat pemandangan yang ia saksikan bahwa genangan air dari es telah mencair.

Di area lain, mereka juga menemukan danau yang lebih luas, yakni daerah yang sebelumnya merupakan bentangan es kini menjadi kumpulan air seluas beberapa kali lapangan sepak bola. Bahkan, menurut Quincey, beberapa sangat dalam dan luas sehingga bisa diseberangi dengan perahu.

Pembentukan kolam ini sangat berbahaya. Air tak memiliki sifat memantulkan cahaya matahari seperti es. Mereka bahkan cenderung menyerapnya, yang berarti menghangatkan danau sekaligus es di sekitarnya. Volum air yang terus bertambah karena fenomena ini diperkirakan dapat melelehkan gletser dalam waktu cepat.

Bukan hanya di Khumbu, danau glasial yang telah ada sebelumnya, Tsho Rolpa, juga bertambah luas. Setengah abad yang lalu, luas danau ini tak mencapai 1 mil. Namun, saat tim Quincey mengamati danau tersebut, luasnya telah menjadi 2 mil dengan volume air hingga 100 juta kubik. Bila volume air terus naik, ada kemungkinan bendungan akan jebol dan air akan mengalir ke permukiman di kaki gunung.

“Inilah bahaya yang sebenarnya. Kami belum memiliki metode obyektif untuk pencegahan bahaya kemunculan danau-danau ini,” ujarnya. Diperkirakan 6.000 orang akan dilanda banjir bila air lelehan gletser menjebol danau dan bendungan alaminya.

Namun hal ini belum akan terjadi dalam waktu dekat. Quincey memperkirakan masih ada puluhan tahun kesempatan untuk mencegah kebanjiran terjadi.

Sebelumnya, International Centre for Integrated Mountain Development di Kathmandu, Nepal, pernah merilis penelitian terkait dengan pengaruh perubahan iklim terhadap gletser. Konon, 70 persen gletser terancam hilang pada abad ini karena suhu yang terus meningkat. Bila tak dicegah, angka lelehan gletser dapat mencapai 99 persen pada 2100.

WASHINGTON POST | THE CRYOSPHERE | URSULA FLORENE

Berita terkait

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

14 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

2 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

2 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya