Kemenkes Stop Izin Riset Teknologi ECVT Warsito

Reporter

Editor

Anton Septian

Rabu, 2 Desember 2015 12:31 WIB

TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Edward Technology Warsito Purwo Taruno menyayangkan surat dari Kementerian Kesehatan yang berisi permintaan penghentian riset Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT), sistem pemindai berbasis medan listrik statis yang diaplikasikan di bidang industri dan medis. "Kami seperti anak yang diusir bapak," ucap Warsito saat dihubungi Tempo, Jakarta, Selasa, 1 November 2015.

Warsito mengatakan penelitian ini sebenarnya telah dilakukan sejak 2003. Pada 2012, Kementerian Kesehatan sepakat memfasilitasi penelitian ini dengan mengeluarkan perjanjian kerja sama. Ini merupakan perjanjian kerja sama yang mengatur lebih detail antara PT Edward Teknologi dan pusat penelitian di bawah koordinasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Surat kerja sama ini tak kunjung dikeluarkan. Dengan dana seadanya, penelitian ini tetap berjalan. Pada 2013, sebuah disertasi yang dikeluarkan Universitas Airlangga membuktikan riset ini secara ilmiah.

Namun surat yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan baru-baru ini justru menyatakan riset ini dianggap tidak dilakukan dengan prosedur yang ilmiah dan diminta ditutup. "Kenapa enggak dilakukan sejak awal sebelum penelitian ilmiah dilakukan," ujar Warsito.

Padahal penelitian ini telah memperoleh penghargaan B.J. Habibie Technology Award 2015 dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pada Kamis, 20 Agustus 2015. Doktor lulusan Jurusan Teknik Elektro Shizuoka University, Jepang, itu dinilai telah melahirkan inovasi ECVT yang bisa dibuat dalam bentuk helm untuk kepala dan cup untuk payudara.

Hasil riset ini sudah dipesan sekitar sepuluh ribu konsumen. Sebagian besar memang berasal dari Indonesia. Namun 2-3 persen pemesan berasal dari luar negeri.

Warsito menuturkan apa yang dilakukannya hanyalah sebuah riset untuk kepentingan masyarakat. Ia mengembalikan keputusan kepada pemerintah. Namun ia menyayangkan apa yang dilakukan Kementerian Kesehatan.

Menurut dia, secara tidak langsung, hal itu menunjukkan pemerintah kurang mendukung teknik biomedik. Apalagi yang melakukan riset adalah generasi muda bangsa. "Mau disuruh kerja di mana? Itu kan anak-anak bangsa yang seharusnya diayomi pemerintah," katanya.

MAWARDAH NUR HANIFIYANI







Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

9 hari lalu

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

10 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

20 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

37 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

38 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

42 hari lalu

Kemendikbudristek dan Australia Kerja Sama Luncurkan Program INOVASI Fase Ketiga

Program INOVASI fase ketiga merupakan kemitraan bidang pendidikan antara kedua negara untuk meningkatkan pembelajaran dan keterampilan murid SD.

Baca Selengkapnya