Di COP21 Paris, Indonesia Libatkan Negosiator Non-Formal

Reporter

Kamis, 3 Desember 2015 18:43 WIB

Antrian wartawan mengular sejak pagi untuk mendapatkan akses masuk Konferensi Perubahan Iklim (COP21) di Paris, Prancis, 30 November 2015. Ada 8000 pendaftar namun hanya 3000 yang disetujui. TEMPO/Agustina Widiarsi

TEMPO.CO, Paris - Rachmat Witoelar, utusan khusus presiden untuk perubahan iklim, mengatakan pemerintah Indonesia melibatkan sejumlah negosiator non-formal dari kalangan diplomat sampai kelompok agamawan untuk turut berunding dalam negosiasi Konferensi Perubahan Iklim ke-21 Paris (COP21 Paris).

Mereka, kata Rachmat, memiliki tugas penting untuk meloloskan konsep yang ditawarkan pemerintah Indonesia tentang agenda mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sampai pendanaan.

Beberapa negosiator non formal tersebut di antaranya, mantan Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda, Duta Besar Rusia untuk Rusia Djauhari Oratmangun, dan mantan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsudin. "Mereka berpengalaman dan punya jaringan kuat," ujar Rachmat di Le Bourget Exhibition Center, Rabu, 2 Desember 2015.

Bersama 60 orang negosiator formal, Hasan Wirayuda cs akan turut berunding hingga akhir pekan ini untuk mencapai kesepakatan. Dalam COP21 ini Indonesia menawarkan komitmen untuk tetap menjaga suhu rata-rata dunia agar tak melebihi 2 derajat Celsius.

Di tempat yang sama Din Syamsudin mengatakan, komitmen para kepala negara akan menjadi penentu masa depan bumi. "Lingkungan harus dijaga demi masa depan anak cucu," tuturnya. Din mengatakan semua orang harus turun tangan dalam mengatasi perubahan iklim.

Indonesia masuk ke dalam 10 besar negara penyumbang polusi dunia. Peringkat tersebut dikhawatirkan naik dengan adanya bencana kabut asap yang terjadi pada 4 bulan lalu di Pulau Sumatera dan Kalimantan. "Yang patut disyukuri adalah pemerintah berkomitmen untuk melakukan mitigasi bencana asap,"kata dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen Indonesia untuk menurunkan emisi sebesar 29 persen pada 2030 atau 41 persen dengan bantuan internasional. Namun, menurut dia, target tersebut tak akan tercapai apabila semua negara tak berkontribusi dalam aksi mitigasi dan adaptasi, terutama negara-negara maju. Saat ini pejabat dari 195 negara memiliki waktu satu pekan untuk merampingkan rancangan kesepakatan yang kini masih setebal 50 halaman

AMRI MAHBUB (PARIS)

Berita terkait

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

3 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

8 hari lalu

Israel Panggil Duta Besar Negara-negara Pendukung Keanggotaan Penuh Palestina di PBB

Israel akan memanggil duta besar negara-negara yang memilih keanggotaan penuh Palestina di PBB "untuk melakukan protes"

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

13 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

21 hari lalu

Rwanda Peringati 30 Tahun Genosida terhadap Ratusan Ribu Warga Suku Tutsi

Rwanda pada Minggu memulai peringatan selama satu pekan untuk memperingati 30 tahun genosida terhadap ratusan ribu warga etnis Tutsi pada 1994.

Baca Selengkapnya

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

21 hari lalu

Hilang saat Menyusuri Bukit Sipiso-piso, Turis Asal Prancis Ditemukan Luka-luka

Basarnas Medan bersama tim SAR gabungan menemukan Adrea Zoe, 52 tahun, perempuan asal Prancis yang hilang di Bukit Sipiso-piso, Kabupaten Karo

Baca Selengkapnya

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

22 hari lalu

Sekutu Pertimbangkan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel Setelah Kematian Relawan Asing di Gaza

Beberapa negara Eropa sekutu Israel pertimbangkan hentikan penjualan senjata akibat pembunuhan tujuh relawan World Central Kitchen di Gaza

Baca Selengkapnya

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

26 hari lalu

Prancis Ajukan Resolusi Dewan Keamanan PBB untuk Pantau Gencatan Senjata di Gaza

Prancis mengadakan konsultasi tertutup dengan Dewan Keamanan PBB untuk mengajukan resolusi tentang pemantauan penerapan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

28 hari lalu

Asal Usul 1 April sebagai April Mop, Budaya Ngeprank yang Bermula Sejak 1582

April Mop atau April Fool's Day pada 1 April punya kisah panjang sejak 1582.

Baca Selengkapnya

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

31 hari lalu

Perpustakaan Harvard Menghilangkan Kulit Manusia dari Buku Koleksinya

Seorang dokter Prancis "mengikat buku itu dengan kulit manusia yang diambil tanpa persetujuan dari jasad pasien wanita," menurut Perpustakan Harvard

Baca Selengkapnya

Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

33 hari lalu

Prancis Bantah Memasok Senjata ke Israel untuk Digunakan di Gaza

Menhan Prancis membantah tuduhan dari jurnalis bahwa Prancis memasok komponen amunisi yang digunakan oleh tentara Israel dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya