EKSKLUSIF: Cerita Orang Indonesia di Google & Makanan Gratis

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Minggu, 13 Desember 2015 08:17 WIB

Google - Alfabet inc logo. wallpapersbyte.com

TEMPO.CO, California - Alvan Santoso, Manajer Strategi dan Analitik Google, tengah menikmati burito di piring putihnya. Makanan khas asal Meksiko itu berupa daging sapi, ayam, dan sayur yang digulung dengan tortilla (semacam roti berbentuk bulat datar yang berasal dari tepung gandum atau jagung). Arvan menyantap dengan lahap makanan segar itu menggunakan garpu.

Kami berbincang-bincang pas jam makan siang di pelataran di luar Massa Cafe, salah satu restoran yang populer dengan menu Meksiko di gedung 1015 di tengah Kampus Google, sebutan bagi kompleks kantor pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat, akhir Oktober 2015.

Kami duduk mengitari sebuah bangku bundar berpayung biru, yang sedikit menahan terik matahari California yang panas. Beberapa Googler--sebutan bagi karyawan Google--berseliweran membawa nampan berisi makanan dan minuman, yang kemudian duduk di bangku lain di pelataran tersebut.

Di dalam kafe, para Googler mengantre di beberapa gerai yang menyediakan makanan Meksiko, India, Cina, Jepang, hingga vegetarian. Di sini semuanya swalayan. Mereka memilih dan mengambil sendiri makanan di gerai. Beberapa orang yang sudah makan lantas membawa nampan dan piring kotornya ke bagian dapur.

Alvan adalah salah satu Googler dari Indonesia. Dia dan rekan-rekan sekerjanya dari Indonesia, yang tergabung dalam komunitas Indo Googler, sering berkumpul di acara makan siang semacam ini sebulan sekali. Ada 25-30 orang Indonesia di sini. "Biasanya kami janjian lewat Google Hangouts,” kata Alvan. Google Hangouts adalah aplikasi media sosial berbasis Android yang bisa dipakai untuk merancang sebuah pertemuan.

Ketika kami nongkrong di pelataran kafe, beberapa rekan Alvan memilih duduk di dalam kafe. Mereka antara lain Bramandia Ramadhana, Hamdanil Rasyid, Hong Majaya, Sonny Sasaka, Felix Halim, dan Amanda Surya. Mereka masih muda, sekitar 30 tahun, tapi ada yang sudah menduduki jabatan penting seperti Amanda, yakni manajer program teknik di Nest.

Restoran adalah area yang paling disukai Alvan karena dia suka makan. Ada juga kafe lain yang khusus menyediakan kopi kental, caffe latte atau cappuccino. Tapi, “Saya kangen orang Indonesia, karena orang Indonesia itu ramah sekali. Saya tiap tahun pulang ke Jakarta, mengunjungi keluarga dan kangen makanannya, khususnya sate ayam,” kata Alvan, yang sudah sembilan tahun bekerja di salah satu perusahaan teknologi informasi terbesar di Silicon Valley ini.

Kantor Google berlimpah makanan dan minuman gratis untuk karyawan dan tamunya. Berbagai kafetaria untuk makan berat tersebar di beberapa gedung di kompleks seluas 18,5 hektare itu. Beberapa “gerobak dorong” membuka layanan pada jam-jam sarapan, makan siang, dan makan malam di jalan antargedung.

Di “gerobak” itu kita bisa mendapat pizza, hotdog, atau buah-buahan. Di setiap gedung juga tersedia micro kitchen, dapur yang menyediakan makanan dan minuman ringan, dari kopi dan teh hingga susu dan jus buah, dari keripik kentang sampai cokelat.

Mengapa kantor menyediakan makanan gratis? “Mengapa tidak gratis? Itu fasilitas untuk membuat pegawai senang, sehingga pegawai tak perlu berpikir hari ini mau makan apa, sehingga waktu yang digunakan untuk mencari makan bisa digunakan untuk bekerja,” kata Hong Majaya, analis sistem bisnis yang khusus menangani fasilitas Google.

Baca selengkapnya di Majalah Tempo Edisi Senin, 14 Desember 2015

IWAN KURNIAWAN

Berita terkait

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

12 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Inilah Alasan Setiap 16 Mei Diperingati Sebagai Hari Cahaya Internasional

1 hari lalu

Inilah Alasan Setiap 16 Mei Diperingati Sebagai Hari Cahaya Internasional

Hari Cahaya Internasional diperingati setiap tanggal 16 Mei. Hal ini sebagai peringatan untuk momen penting penemuan cahaya laser.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Pameran Teknologi Ruang Angkasa di Amerika, Seperti Apa Acaranya?

2 hari lalu

Pameran Teknologi Ruang Angkasa di Amerika, Seperti Apa Acaranya?

Industri ruang angkasa atau antariksa kembali menunjukkan diadakannya Space Tech Expo USA 2024 di Long Beach Convention Center, California

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

2 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya