Korea Utara Uji Coba Bom Hidrogen? Ini Fakta Ilmiahnya

Reporter

Kamis, 7 Januari 2016 16:55 WIB

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menyaksikn penembakan unit artileri KPA di Pyongyang, 5 Januari 2016. Korea Utara mengumumkan telah menguji coba meledakkan nuklir hidrogen pertama mereka, yang memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan uji bom atom sebelumnya. REUTERS/KCNA/Files

TEMPO.CO, Los Angeles - Kemarin, Korea Utara mengklaim telah menguji bom hidrogen. Mereka menyatakan bahwa senjata itu lebih kuat daripada bom atom yang menghancurkan Nagasaki dan Hiroshima, Jepang, selama Perang Dunia II.

Namun para ahli hidrogen tak yakin apakah negara tertutup itu benar-benar membuat bom tersebut. Sebab, menurut US Geological Survei, bom hidrogen akan menyebabkan guncangan setara dengan gempa seismik bermagnitud 5,1 skala Richter. Selain itu, bom hidrogen, atau bom termonuklir, menurut banyak ahli memang sama kuatnya dengan bom atom.

"Dan, pastinya akan menyebabkan kerusakan besar di negara komunis tersebut," yang dikutip dari Live Science edisi 7 Januari 2016.

Perbedaan di antara kedua bom ini berada pada tingkat atom. Bom atom bekerja dengan pemisahan inti atom. Ketika neutron, atau partikel netral, dari atom menyebar dan memukul inti atom benda-benda terdekat. Efeknya adalah reaksi berantai yang sangat eksplosif. Kurang-lebih cara kerja bom hidrogen pula memanfaatkan rangkaian berantai atom. Hanya, bom termonuklir ini memanfaatkan uranium.

Dilihat dari sejarahnya, dua jenis bom ini memiliki dampak yang sangat dahsyat. Ledakan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki setara dengan 15-20 kiloton TNT. Sedangkan bom hidrogen yang pernah dibuat Amerika Serikat pada November 1952 setara dengan 10 ribu kiloton TNT.

Pemerintah di seluruh dunia sepakat untuk tidak melakukan uji coba nuklir sebagai senjata. Perjanjian yang ditandatangani 183 pemimpin negara ini merupakan bentuk upaya penegakan Comprehensive Test Ban Treaty (CTBT) yang disepakati pada 1996. Namun Amerika Serikat tidak ikut serta meratifikasinya. Meski begitu, sejak perjanjian tersebut disepakati, Pakistan, India, dan Korea Utara telah melakukan uji coba nuklir. Perjanjian ini tampak tak efektif.

Kini, CTBT hanya memantau gelombang seismik. Ini dapat membedakan dampak antara ledakan nuklir-bom hidrogen dan gempa bumi. Stasiun pemantau CTBT pula memantau gelombang infrasonik ledakan—suara berfrekuensi rendah yang tak dapat ditangkap telinga manusia.

LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

1 hari lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

5 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

11 hari lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Utara Pesta Gol Lawan Korea Selatan 7-0

12 hari lalu

Hasil Piala Asia Putri U-17: Korea Utara Pesta Gol Lawan Korea Selatan 7-0

Laga timnas putri Korea Utara U-17 lawan Korea Selatan menjadi laga pembuka Piala Asia Putri U-17, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

15 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

16 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

16 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

18 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

24 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

24 hari lalu

Korea Utara Kirim Utusan ke Iran, Apa yang Dibahas?

Korea Utara mengirim delegasi ke Iran utnuk pertama kalinya sejak 2019. Selain ekonomi, keduanya diperkirakan akan menjalin kerja sama militer.

Baca Selengkapnya