Mengenal Melioidosis, Momok Mematikan dari Asia

Reporter

Editor

ursul florene

Selasa, 12 Januari 2016 17:04 WIB

Seorang wanita yang terjangkit demam berdarah diambil sampel darahnya di sebuah klinik di New Delhi, India, 21 September 2015. India dijangkiti wabah demam berdarah terburuk dalam lima tahun terakhir. AP/Saurabh Das

TEMPO.CO, Thailand - Jurnal Nature Microbiology baru saja mempublikasikan penyakit mematikan baru yang disebabkan oleh bakteri. Melioidosis, nama penyakit itu, konon dapat menyerupai wabah Ebola yang menggemparkan dunia pada 2015 lalu.

Melioidosis disebabkan oleh bakteri Burkholderia pseudomalle, yang merupakan endemi di Asia Tenggara dan Australia Utara. “Banyak di negara tropis, terutama daerah pinggiran yang miskin dan kumuh,” kata Direk Limmathurotsakul, ahli mikrobiologi dari Mahidol University, seperti dilansir dari Deutsche Welle, Senin, 11 Januari 2016.

Penyakit ini pertama kali diidentifikasi dari pecandu morfin di Myanmar pada 1911. Kemudian, laporan serupa pun bermunculan dari Thailand, Singapura, Malaysia, Kamboja, dan Australia Utaria. Saat Perang Vietnam pun, banyak tentara Perancis dan Amerika yang terjangkit penyakit ini.

Meliodosis sangat berbahaya karena dapat menyebabkan keracunan darah, pneumonia, dan pembengkakakkan hati dan ginjal, kelenjar prostat, kelenjar liur, dan limpa. Bakteri mengerikan ini juga tak mudah musnah, mereka dapat bertahan laten di dalam tubuh selama bertahun-tahun. Dari data yang tercatat, tingkat kematian penyakit ini dapat mencapai 70 persen.

Penyakit ini sulit dideteksi karena bakteri B. pseudomallei mampu menyerupai gejala penyakit lain. Peneliti penyakit menular dari Laos, Dance, mengatakan tak ada gejala spesifik yang mencirikan melioidosis. Terkadang, penderita akan mengalami demam, sesak nafas, linglung, atau abses di kulit. Satu-satunya cara untuk memastikan penyakit melioidosis, adalah melalui penelitian di laboratorium mikrobiologi.

“Tapi, tak semua daerah memiliki fasilitas ini, sehingga sulit membuat diagnosa akurat. Dan karena masalah ini pula tingkat kematian akibat melioidosis tinggi,” kata Limmathurotsakul.

Meski memiliki sejarah yang cukup lama, kesadaran ahli medis terhadap penyakit ini masih rendah. Padahal, pada 2015 saja, diduga ada 165 ribu orang yang terinfeksi melioidosis; 89 ribu di antaranya mungkin sudah meninggal. Tak ada upaya untuk meneliti pencegahan ataupun penanggulangan penyakit ini lebih lanjut; meski dampaknya begitu mengerikan.

“Memang sulit untuk meneliti, karena kebanyakan daerah yang terjangkit memang tak memiliki fasilitas memadai untuk pelaporan ataupun identifikasi,” kata Limmathurotsakul. Ia berharap pemerintah dapat mengambil langkah, seperti kampanye atau mengerahkan ahli meids, untuk memangkas kematian akibat penyakit ini.

DEUTSCHE WELLE | STAT | REUTERS | URSULA FLORENE

Berita terkait

8 Destinasi Slow Travel di Asia Termasuk di Indonesia

1 jam lalu

8 Destinasi Slow Travel di Asia Termasuk di Indonesia

Slow travel memungkinkan wisatawan merasakan budaya lokal dan menjauh dari keramaian

Baca Selengkapnya

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

1 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Turis Inggris Ditahan di Thailand setelah Dituduh Buat Review yang Bikin Rating Restoran Anjlok

2 hari lalu

Turis Inggris Ditahan di Thailand setelah Dituduh Buat Review yang Bikin Rating Restoran Anjlok

Menurut polisi Thailand, motifnya bermula dari konflik pribadi turis Inggris itu dengan pemilik restoran

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

5 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

PRT Thailand Kaya Mendadak, Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikannya

6 hari lalu

PRT Thailand Kaya Mendadak, Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikannya

Seorang PRT di Thailand mendapat warisan puluhan miliar rupiah dari majikannya yang merupakan warga negara Prancis.

Baca Selengkapnya

Suhu Laut Naik Pulau Pling Thailand Ditutup

6 hari lalu

Suhu Laut Naik Pulau Pling Thailand Ditutup

Sebelum penutupan Pulau Pling, Teluk Maya di Thailand sempat ditutup selama enam bulan pada tahun 2018

Baca Selengkapnya

Kucing Oren Ini jadi Selebritas di Bandara Suvarnabhumi Thailand, Punya Fan Page Sendiri

9 hari lalu

Kucing Oren Ini jadi Selebritas di Bandara Suvarnabhumi Thailand, Punya Fan Page Sendiri

Kucing oren bernama Nurang itu sering ditemukan wara-wiri di Bandara Suvarnabhumi Thailand. Dia jadi populer sejak videonya viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

11 hari lalu

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

Setahun ini, pengembangan Bandara Suvarnabhumi fokus peningkatan layanan penumpang dan mengurangi waktu tunggu di pos imigrasi dan pemeriksaan bagasi.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

11 hari lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

12 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya