Racun Hewan Ini Bisa Jadi Obat, Apa Saja?

Reporter

Kamis, 14 Januari 2016 23:02 WIB

Seekor laba-laba red-back melilit ular coklat dengan jaring dari perutnya di Melbourne, Australia, 2 Maret 2015. Laba-laba tersebut mampu menaklukan ular coklat yang mempunyai bisa ganas, meski masih kecil, bisa ular tersebut mampu membunuh manusia. (dailymail)

TEMPO.CO, Brisbane - Beberapa spesies hewan memiliki racun mematikan untuk membela diri dari serangan pemangsa. Sejumlah ular dan kadal, laba-laba, kalajengking, kodok, anemon laut, dan ikan singa adalah contoh hewan yang berevolusi mengembangkan racun. Tak hanya untuk membela diri, ternyata racun dari bisa itu juga dapat dimanfaatkan sebagai obat.

Racun yang tersusun dari protein dan peptida itu mempunyai efek beragam, dari mencegah pembekuan darah, melumpuhkan sistem saraf, hingga menumbangkan sistem kekebalan tubuh. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mampu mengubah racun tersebut menjadi obat yang ampuh melawan bermacam penyakit, dari pereda nyeri sampai antikanker.

Penelitian mutakhir tentang racun dan teknik molekuler telah mendorong penemuan sejumlah obat mujarab. Racun dari laba-laba, kalajengking, siput kerucut, dan kelabang, misalnya, berpotensi diramu menjadi calon zat penyembuh. Kondisi ini tidak pernah dibayangkan sebelumnya oleh para ilmuwan.

"Hal ini sangat menarik dan akan terus menarik," kata Glenn King, seorang ahli biologi molekuler dan peneliti racun laba-laba di University of Queensland di Brisbane, Australia, seperti dikutip The Scientist dan CNN.

Racun ular--biasa disebut bisa--adalah campuran molekul kompleks yang dapat membunuh mangsa dalam hitungan menit. Namun, bisa ular rupanya juga mengandung peptida yang dapat meredam nyeri, menurunkan tekanan darah, dan mungkin menyembuhkan kanker pada manusia.

Bisa ular viper atau kobra, misalnya, dapat diolah menjadi obat anti-pembekuan darah yang mampu membuat darah tetap encer. Dalam beberapa kasus, mencegah pembekuan darah bisa menyelamatkan nyawa seseorang. Padahal, bisa ular viper atau kobra yang langsung disuntikkan ke tubuh manusia dapat mematikan.

Lebih dari 30 tahun lalu, Badan Obat dan Pangan Amerika Serikat (FDA) telah menyetujui Capoten, obat penurun hipertensi pertama yang dibikin dari molekul peptida bisa ular viper. Sejak itu, sejumlah obat yang diproduksi dari racun telah disetujui untuk penyakit kardiovaskuler. Pada 2004, obat penghilang rasa sakit yang juga terbuat dari racun telah beredar di pasaran.

Kini perkembangannya lebih jauh lagi. Berkat pengetahuan tentang sistem saraf dan kekebalan tubuh manusia, racun hewan berhasil diolah menjadi penyembuh multiple sclerosis dan rheumatoid arthritis, penyakit otoimun (autoimmune) yang beberapa dekade lalu belum ada obatnya.

Bukan hanya sebagai obat penyakit, racun hewan juga dapat diramu menjadi penangkal racun itu sendiri. Bisa ular yang disuntikkan ke tubuh mamalia tertentu dapat memicu pembentukan antibodi. Zat yang dihasilkan dari sistem kekebalan tubuh mamalia ini kemudian diolah menjadi antibisa. Manusia menggunakan zat itu sebagai obat penawar gigitan ular berbisa.

SCIENTIST | CNN | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

2 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

22 jam lalu

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

1 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

1 hari lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

2 hari lalu

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

3 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

5 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

7 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

9 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

9 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya