Di Masa Depan, Isi Baterai Ponsel Tinggal Colok ke Sepatu

Reporter

Kamis, 28 Januari 2016 22:29 WIB

Proyek sepatu pintar RUNSAFER. Ubergizmo.com

TEMPO.CO, Munich - Generasi baru perangkat pakai (wearable device) kelak akan memiliki sumber energi baru, yaitu gerakan kaki manusia. Dua perangkat baru yang dipasang di bagian sol sepatu ini bisa mengumpulkan energi dari gerakan kaki ketika kita berjalan atau berlari. Energi yang terkumpul dapat dipakai untuk menyalakan sensor dan peralatan elektronik yang lain.

Perangkat isi ulang baterai ini suatu saat juga bisa digunakan untuk menciptakan perangkat pakai, seperti jam tangan dan gelang pintar. Peneliti Jerman yang mengembangkan sepatu pintar ini mengatakan bahwa kelak perangkat pakai tak perlu lagi menggunakan charger.

Salah satu perangkat isi ulang ini adalah "shock harvester", yang mengumpulkan energi ketika tumit sepatu Anda menginjak tanah. Perangkat lain, yang dinamai "swing harvester", memperoleh tenaga ketika kaki mengayun ke depan saat Anda berjalan atau berlari. Perangkat pengumpul energi itu juga dapat dihubungkan ke perangkat elektronik di dalam sepatu yang melacak kecepatan, pergerakan, dan temperatur.

"Keduanya dilandasi prinsip yang sama, yaitu induksi elektromagnetik," kata Klevis Ylli, dari Hahn-Schickard-Gesellschaft Institute of Micromachining and Information Technology di Jerman. Ylli adalah penulis utama makalah tentang perangkat pengumpul energi baru tersebut.

Setiap perangkat itu memiliki kumparan kawat dan setumpuk magnet. Ketika orang yang mengenakan perangkat itu berjalan atau berlari, magnet bergerak melewati kumparan, menyebabkan perubahan medan magnet dalam kumparan. "Perubahan medan magnet ini menciptakan tegangan atau muatan listrik di dalam kawat listrik, yang nantinya dapat dipakai untuk memasok tenaga dalam peralatan elektronik apa pun yang terpasang pada sepatu," kata Ylli seperti dikutip dari Live Science.

Pengumpul tenaga ayun (swing harvester) awalnya dikembangkan untuk memasok tenaga pada sepasang sepatu yang talinya dapat terikat sendiri. Perangkat itu panjangnya 7,6 sentimeter, lebar 2 sentimeter, dan tinggi 1,5 sentimeter.

Dengan ukuran sekecil itu, perangkat tersebut dapat dimasukkan ke bagian sol di tumit sepatu. Bobotnya juga hanya 25 gram sehingga pengguna tidak akan merasa terbebani ketika kaki mereka mengayun.

Perangkat shock harvester yang memasok energi dari entakan tumit kaki berukuran sedikit lebih besar. Beratnya sekitar 150 gram dan dikembangkan untuk aplikasi berbeda, menyediakan tenaga untuk sistem navigasi dalam ruang.

Sistem navigasi dalam ruang adalah alternatif sistem navigasi GPS berbasis satelit, yang terkadang tak berfungsi di dalam bangunan atau di tengah area perkotaan yang padat. Sistem indoor yang kerap dikenakan oleh pemadam kebakaran dan personel militer ini menggunakan sensor untuk mengumpulkan informasi tentang lokasi seseorang dan memancarkan data itu secara nirkabel ke komputer pusat.

"Untuk sistem navigasi indoor, ada sejumlah sensor atau accelerometer di dalam sepatu guna mengetahui seberapa cepat Anda bergerak, akselerasinya, dan sudut gerakan kaki. Dari data ini, sistem itu bisa menghitung seberapa banyak dan jauh Anda telah berjalan," kata Ylli. Sebuah baterai, yang juga terletak di dalam sepatu, memperoleh tenaga dari perangkat itu, dan menjaga sensor tetap berjalan.

Dalam beberapa uji coba terakhir, Ylli dan timnya menyambungkan perangkat pengumpul energi ke sensor temperatur yang ditanam di sepatu tersebut. Seorang relawan diminta menggunakan sepatu itu dan berjalan di atas treadmill.

Para peneliti menemukan bahwa energi listrik yang diperoleh dari gerakan orang berjalan sudah cukup untuk memasok tenaga ke sensor temperatur maupun pemancar nirkabel di dalam sepatu yang mengirimkan data suhu dari sensor ke sebuah telepon pintar.

Pada masa depan, perangkat serupa dapat digunakan untuk memancarkan data dari accelerometer yang terpasang pada sepatu ke ponsel pintar atau tablet. Sepatu pintar yang dapat mengisi ulang secara mandiri bisa berfungsi seperti pelacak kebugaran, memantau berapa banyak langkah serta jarak dan kecepatan.

"Jika Anda mengamati lingkungan ilmiah dari dekat, ada banyak orang yang mencoba membuat perangkat pengumpul energi seperti ini untuk sepatu," ujar Ylli. "Banyak orang yang berminat dan berharap pengumpul energi seperti ini akan semakin baik dan layak untuk mengisi ulang perangkat bergerak."

Pada masa mendatang, Ylli dan timnya berencana mengoptimalkan perangkat pengumpul energi buatan mereka untuk menangkap lebih banyak energi dari beragam gerakan sehari-hari manusia. Laporan hasil riset mereka dipublikasikan pada jurnal Smart Materials and Structures.

SMART MATERIALS AND STRUCTRURES | LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

4 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

5 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

5 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

11 hari lalu

Risma Memberikan Kuliah Umum di Universitat Hamburg Jerman

Menteri Sosial, Tri Rismaharini, mendapat sambutan hangat saat memberikan kuliah umum di Asien-Afrika Institut, Universitt Hamburg, Jerman.

Baca Selengkapnya

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

11 hari lalu

Muncul Keluhan di Media Sosial Ihwal Magang Mahasiswa ke Ceko dan Hungaria, Netizen: Mirip Ferienjob Jerman

Kini di media sosial muncul berbagai keluhan menyangkut magang mahasiswa di Hungaria dan Republik Ceko.

Baca Selengkapnya

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

12 hari lalu

Legenda Sepak Bola Jerman dan Klub Eintracht Frankfurt, Bernd Holzenbein Meninggal di Usia 78 Tahun

Bernd Holzenbein menjadi bagian dari generasi emas sepak bola Jerman yang menjadi juara Piala Dunia 1974.

Baca Selengkapnya

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

13 hari lalu

Dunia Desak Tahan Diri, Panglima Militer Israel Berkukuh akan Balas Iran

Beberapa sekutu memperingatkan eskalasi setelah serangan Iran terhadap Israel meningkatkan kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Jerman Berikan Rp 433 M ke Korban Holocaust, Trauma Serangan Hamas

17 hari lalu

Jerman Berikan Rp 433 M ke Korban Holocaust, Trauma Serangan Hamas

Korban Holocaust mengaku trauma atas serangan Hamas ke Israel pada Oktober lalu, Jerman memberikan kompensasi ke mereka.

Baca Selengkapnya

Nikaragua Berusaha Hentikan Ekspor Senjata Jerman ke Israel di ICJ

21 hari lalu

Nikaragua Berusaha Hentikan Ekspor Senjata Jerman ke Israel di ICJ

Nikaragua meminta ICJ untuk memerintahkan Jerman menghentikan ekspor senjata militer ke Israel dan melanjutkan pendanaannya untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Menhan Israel: Penarikan Pasukan dari Khan Younis untuk Persiapan Serangan Rafah

21 hari lalu

Menhan Israel: Penarikan Pasukan dari Khan Younis untuk Persiapan Serangan Rafah

Menhan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa penarikan pasukan dari Khan Younis adalah bagian dari persiapan melancarkan serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya