Geger Virus Zika, Ilmuwan: Harus Segera Ada Vaksin  

Reporter

Rabu, 3 Februari 2016 14:22 WIB

Peneliti kesehatan melakukan penelitian untuk mencegah penyebaran virus Zika dan penyakit yang dibawa nyamuk lainnya di Guatemala, 27 Januari 2016. Virus Zika dapat memicu gejala seperti demam, ruam, dan nyeri sendi, tetapi kebanyakan orang yang terinfeksi oleh gigitan nyamuk tidak menunjukkan gejala. REUTERS/Josue Decavele

TEMPO.CO, Pittsburgh - Kekhawatiran keberadaan virus Zika semakin tinggi. Ini membuat pemerintah di beberapa negara menyarankan para perempuan tidak hamil sebagai upaya pencegahan penyebaran virus ini. Di lain pihak, para ahli tetap meyakini pengembangan vaksin sebagai cara terbaik melawan virus ini.

"Hingga saat ini, dunia ilmu pengetahuan masih percaya bahwa vaksinlah cara terbaik memerangi virus Zika," kata Amesh Adalja, spesialis penyakit menular dari Center for Health Security University of Pittsburgh Medical Center, seperti dikutip dari laman Live Science.

Virus Zika biasanya hanya menyebabkan infeksi ringan, tapi para pejabat khawatir bahwa infeksi pada wanita hamil dapat menyebabkan microcephaly atau kepala mengecil pada anak-anak mereka yang baru lahir. Kondisi tersebut mempengaruhi otak dan perkembangan kognitif anak.

Virus Zika muncul di Afrika dan Asia. Hanya dalam satu dekade, virus tersebut menyebar ke Amerika Tengah, Amerika Selatan, serta beberapa kepulauan di Karibia dan Pasifik. Karena virus ini sebelumnya tak dianggap sebagai ancaman bagi kesehatan, akibatnya saat ini belum banyak penelitian terkait dengan Zika. "Tapi bukan berarti vaksin tak bisa ditemukan," ucap Adalja.

Zika merupakan keluarga dari Flavivirus, yang kerap menyebabkan demam berdarah dengue, demam kuning, dan West Nile. Beruntungnya, ada banyak penelitian tentang Flavivirus ini dan sudah diujicobakan kepada binatang. "Jadi para ilmuwan tak mulai awal agar bisa menemukan vaksin Zika," ujar Adalja.

Adalja menuturkan langkah pertama yang harus dilakukan para peneliti adalah merancang vaksin yang dapat memicu respons sistem kekebalan tubuh manusia terhadap infeksi Zika. Setelah itu, kata dia, mencari tahu efek samping yang ditimbulkan vaksin serta besaran berapa lama imunitasnya.

"Meski virus tersebut kemungkinan besar bermutasi, tujuan pengembangan vaksin adalah mencoba agar virus tidak berubah," ucapnya. Nantinya, Adalja menjelaskan, para ilmuwan harus bisa meriset seberapa cepat virus ini bermutasi. Misteri ini bisa terkuak dengan metode sequencing materi genetik dari strain virus yang ada dan membandingkannya dengan urutan strain lain.

LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB




Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

2 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

2 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

2 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

3 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

5 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

6 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya