Ini Tank Robot Canggih Rusia yang Sempat Dirahasiakan

Reporter

Kamis, 4 Februari 2016 15:57 WIB

Armata dilengkapi dengan sistem pertahanan aktif, artinya sistem ini akan bereaksi jika tank menghadapi ancaman. Sistem ini disebut dengan APS Afghanit, sistem ini menembakan ribuan proyektil ke udara untuk menciptakan tabir perlindungan, dan menghancurkan peluru lawan. Sistem ini bekerja dipandu dengan bantuan radar, dan terkomputerisasi untuk menghitung segala probabilitas perkenaan. Getty Images

TEMPO.CO, Moskow - Tank Armata T-14 adalah andalan baru militer Rusia. Bertahun-tahun merahasiakan proyek tank itu. Rusia merancang tank ini sebagai drone darat, kendaraan tempur yang bisa dikendalikan dari jarak jauh.

Armata T-14 adalah main battle tank (MBT) generasi baru untuk menggantikan tank tempur Rusia T-72 dan T-80 yang dinilai sudah uzur. Armata juga dirancang menggantikan tank tempur utama milik Rusia saat ini, T-90, yang diproduksi sejak 1992. Tank buatan Uralvagonzavod, produsen tank terbesar di dunia, tersebut adalah terobosan baru pengembangan kendaraan tempur lapis baja di Rusia dan dunia.

Keunggulan Armata adalah sistem pengendali jarak jauh dan teknologi lapisan pelindung. Seperti dilaporkan Associated Press, Armata T-14 mempunyai beberapa lapis sistem proteksi selain pelindung utama dari baja tebal yang menjadi standar keamanan tank tempur. Tank ini punya sistem pelindung yang bekerja dengan menembak atau memantulkan proyektil yang ditembakkan musuh.

Tank berbobot 48 ton itu memiliki susunan sistem proteksi reaktif. Sistem ini dirancang bisa meledak saat ada benturan atau tembakan misil lawan untuk mengurangi risiko kerusakan pada lapisan pelindung utama. Beberapa laporan mengindikasikan T-14 mungkin dilapisi pelat kombinasi keramik-baja. Pelat jenis ini lebih ringan, tapi 50 persen lebih kuat daripada pelindung baja biasa.

Sistem navigasi dan senjata yang canggih membuat Armata cukup dioperasikan oleh dua kru, termasuk komandan dan pengemudi. Inilah tank tempur utama dengan kru paling sedikit. Tank-tank Rusia sebelumnya bahkan membutuhkan kru minimal tiga orang. Sementara itu, sebagian besar tank tempur utama yang diproduksi Barat membutuhkan empat kru untuk pengoperasiannya. Sedikitnya kru membuat T-14 memiliki lebih banyak ruang untuk amunisi dan sistem perlindungan yang solid.

Armata dirancang untuk dikendalikan sebagai kendaraan tempur darat nirawak. Sistem pengendali digital Armata membuat pengoperasian tank lebih mudah. Operator bahkan bisa mengubah sistem kendali dan mengoperasikan tank dari jarak jauh tanpa perlu menempatkan awak di dalam kendaraan itu. Sistem pengendali itu membuat Armata seperti robot tempur darat.

Desainer Armata, Ilya Demchenko, mengatakan sistem komputer mengendalikan sebagian besar fungsi teknis tank sehingga para kru bisa berfokus pada tugas kunci mereka. "Bagi para kru, semuanya akan seperti video game, mereka hanya perlu membuat keputusan akhir," seperti dikutip dari Sputniknews.

Kecanggihan Armata membuat kendaraan tempur itu disandingkan dengan tank andalan militer Amerika Serikat, Abrams M-1A2SEPv2. Namun Armata mencuri perhatian dengan kecanggihan sistem pengendali dan lapisan pelindung yang kompleks. Para kru mengoperasikan Armata di dalam kapsul dengan pelindung khusus terpisah dari kompartemen amunisi. Armata disebutkan masih bisa bertarung meski lapisan pelindung luarnya rusak, selama kapsul kru masih melekat.

Berbeda dengan tank lainnya, turet meriam Armata tak berawak dan bisa mengisi ulang peluru secara otomatis. Peluru yang ditembakkan meriam Armata sanggup mencapai radius 5 kilometer dan bisa mengincar helikopter yang terbang rendah.

Presiden Rusia Vladimir Putin menjamin pengembangan militer akan terus berjalan. Meski demikian, Rusia dinilai tetap bakal sulit mengembangkan persenjataan mereka. Ditambah lagi ada Cina yang tengah mengembangkan program tank canggih VT-4 dengan harga lebih murah. Desainer utama VT-4, Feng Yibai, mengatakan tank baru Cina itu bisa disejajarkan dengan Abrams M1A2 atau tank Leopard 2A6 milik Jerman.

Nick de Larrinaga, editor IHS Jane Defence Weekly, memprediksi Rusia bakal sulit menyaingi teknologi persenjataan negara-negara Barat. "Mereka sudah bergantung pada produk Barat, seperti sistem optik elektronik, cip komputer, dan hal sejenisnya yang tidak dibuat Rusia," kata dia. "Ini adalah tantangan besar bagi Rusia untuk mengganti sistem itu."

AP | SPUTNIKNEWS | IBTIMES | DEFENCE WEEKLY | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

1 jam lalu

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Presiden Volodymyr Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina mengatakan mereka menggagalkan rencana Rusia untuk membunuh Presiden Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

6 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

8 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

16 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

17 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

1 hari lalu

Zelensky Masuk Daftar Buronan Rusia, Dubes Ukraina: Upaya Putus Asa dari Negara yang Kalah

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia menanggapi laporan media bahwa Rusia memasukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke dalam daftar buronan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

1 hari lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

1 hari lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

3 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya