TEMPO Interaktif, Massachus: Selama puluhan tahun, para ilmuwan berlomba mengungkap misteri bagaimana organisme hidup memproduksi vitamin esensial B12. Pertanyaan itu akhirnya terjawab menggunakan segenggam pemutih pakaian dan bakteri tanah. Bahan yang biasa digunakan dalam eksperimen ilmiah seorang mahasiswa ini menjadi petunjuk utama misteri ini.Vitamin B12 amat penting bagi manusia. Anak-anak membutuhkan vitamin ini untuk membantu perkembangan normal otaknya. Di masa awal bumi terbentuk, vitamin B12 kemungkinan berfungsi sebagai katalisator reaksi, bahkan sebelum sel ada. Kini, seluruh binatang membutuhkan B12 untuk penyusunan DNA. Manusia yang tidak mampu membuat sendiri vitamin itu mengonsumsinya dari produk hewani atau makanan suplemen. Di sisi lain, binatang yang tidak makan produk dari hewan lainnya, mengambil nutrisi itu dari bakteri pencernaannya atau dari kotoran yang terinfeksi bakteri ini lewat tumbuhan yang dimakannya. Diperkirakan seperempat manula di atas 60 tahun di Massachusetts mengalami kesulitan menyerap vitamin B12. Padahal, kekurangan B12 bisa menyebabkan kerusakan syaraf, anemia, dan mudah lupa. Penelitian yang dipimpin Graham Walker, profesor di Howard Hughes Medical Institute berhasil menemukan bakteri mutan yang pertamakali diketahui, dengan cacat spesifik dalam gen yang terlibat dalam sintesis B12. Laporan penemuan itu dipublikasikan dalam edisi online Proceedings of the National Academy of Sciences, 20 Februari 2006. Para profesor di Howard Hughes adalah peneliti terkemuka yang menerima dana bantuan US$1 juta, atau sekitar Rp 9,26 miliar dari institut itu untuk menemukan cara menyampaikan betapa mengasyikkannya laboratorium riset ke dalam kelas sains mahasiswa. Penemuan genetik tim Walker ini diperoleh secara tak sengaja. Di awal 1980, Walter yang berusaha menarik perhatian mahasiswa biologinya, menambahkan sesendok larutan pemutih baju ke atas cawan petri. Larutan itu membuat bakteri simbiotik yang dipelajarinya berkilauan di bawah sinar ultraviolet. Sama seperti zat aditif itu membuat pakaian lebih cerah ketika terkena cahaya matahari.Trik yang amat populer ini ternyata berguna dalam proses pengungkapan misteri B12. Ketika itu, peneliti tengah menyelidiki bagaimana bentuk bakteri simbiotik yang menginvasi bintil akar alfalfa yang menyuplai nitrogen bagi tumbuhan dan makanan untuk bakteri ini. Namun ada beberapa bakteri dalam cawan petri yang tidak menyala. Titik gelap ini ternyata koloni bakteri yang kehilangan gen inti yang bertanggung jawab mengkonstruksi dan memasuki bintil akar tanaman. Dengan menganalisa berbagai mutasi ini, para ilmuwan dapat melacak secara detil bagaimana bakteri menyediakan nutrisi yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh. Tjandra Dewi | Science Daily