Bebatuan Purba Ungkap Jejak Hewan Pertama di Dunia

Reporter

Editor

ursul florene

Rabu, 24 Februari 2016 07:35 WIB

Terumbu karang di perairan Pulau Kebori, Kepulauan Padaido, Biak, Papua, 11 Oktober 2015. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Amerika - Hasil analisa genetika spons laut membuktikan kalau mereka adalah hewan paling tua di bumi ini. Mereka telah menduduki Bumi sejak 640 juta tahun lalu. Bukti adanya gen tertua itu didapat dari fosil molekul spons yang tertinggal di bebatuan purba.

"Kami menggabungkan paleontologi dan bukti genetika,” kata David Gold dari Departemen Ilmu Bumi, Atmosfer, dan Planet Massachusett’s Institute of Technology (MIT) seperti yang dilansir dari situs MIT News, Selasa, 23 Februari 2016.

Selama ini, fosil binatang purba banyak ditemukan dari zaman Cambrian, periode pertama dari era zaman Paleozoikum sekitar 541-485 juta tahun yang lalu. Berdasarkan temuan tersebut peneliti berargumen kalau saat itu populasi hewan tiba-tiba saja ‘meledak’.

Mereka berevolusi dari organisme bersel tunggal menjadi hewan dengan multisel yang kompleks, dalam kurun waktu geologi singkat. Namun, ada peneliti seperti Gold yang menduga kalau sebenarnya masih ada hewan yang berusia lebih tua.

Lantaran tidak ada fosil utuh seperti tulang untuk membuktikan umur hewan tertua itu, maka Gold memakai metode lain. Bersama timnya, Gold meneliti fosil molekul, yang tersimpan di bebatuan purba setelah suatu organisme mati.

Bukti penentu adalah molekul 24-isopropylcholestane, biasa disingkat ipc. “Ini merupakan sterol, atau zat modifikasi dari kolestrol,” kata Gold. Dari salah satu batuan purba yang berasal dari zaman sebelum Cambrian, ia dan timnya menemukan jejak 24-ipc dalam jumlah tinggi.

Molekul ini sendiri banyak dihasilkan spons laut dan beberapa tipe algae. Namun, dengan menelusuri jejak pohon evolusi, ternyata spons laut menghasilkasilkan 24-ipc lebih dulu daripada algae. Karena itu, Gold memastikan jejak yang tersisa di bebatuan itu berasal dari spons laut.

Kini, mereka akan mencari tahu bentuk fisik hewan tertua ini semasa hidupnya. “Masih banyak yang belum kami ketahui. Termasuk mengapa ada jarak begitu jauh antara fosil ini dengan yang sesudahnya. Kami harap ada temuan baru yang dapat mengisi kekosongan jarak evolusi ini,” kata Gold.

PHYS | MIT NEWS | URSULA FLORENE

Berita terkait

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

15 jam lalu

Pejabat AS Terbang ke Arab Saudi Temui Pangeran MBS, Apa yang Dibahas?

Utusan Joe Biden menemui Pangeran MBS di Arab Saudi untuk membahas sejumlah hal termasuk Palestina.

Baca Selengkapnya

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

16 jam lalu

Dua Aktor Pengisi Suara di AS Gugat Perusahaan AI yang Diduga Gunakan Suara Mereka Secara Ilegal

Dua aktor pengisi suara menggugat salah satu startup kecerdasan buatan atau AI, yakni Lovo di pengadilan federal Manhattan, AS. Begini kasusnya.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

17 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

1 hari lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

2 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

2 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

2 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

3 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

3 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya