TEMPO.CO, Bandung - Posisi matahari dan bulan dari bumi yang akan menimbulkan gerhana matahari total dan parsial pada 9 Maret 2016 di wilayah Indonesia punya gerak yang berbeda karena faktor lokasi.
Di Gebang Rejo, Kota Poso, Sulawesi Tengah, misalnya, piringan bulan akan menutup piringan matahari dari arah atas dan menyerong ke kiri. Di wilayah gerhana matahari total itu, totalitas dimulai pukul 07.38 waktu setempat selama 2 menit 39 detik
Di tempat lain, seperti Bandung dan Jakarta, gerhana matahari yang terlihat tidak total, melainkan parsial atau sebagian. “Gerhananya hanya sekitar 88 persen,” kata astronom dari Observatorium Bosscha, Evan Irawan Akbar.
Saat gerhana matahari nanti jika langit cerah, pengamatan di Bandung dan Jakarta prosesnya dimulai pukul 06.19 WIB hingga dua jam kemudian dengan masa puncak pukul 07.21 WIB. Dari hasil tampilan simulasi gerhana di Bandung dan Jakarta, bulan akan datang dari arah atas piringan matahari ke bawah, lalu menyisakan sabit tipis matahari di sisi kanan.
Gerakan proses gerhana parsial serupa akan terlihat di Surabaya. Adapun di Sorong, Papua, gerakan piringan bulan dan matahari yang juga parsial lebih condong menyerong ke kiri.
Di Palembang, yang akan dilintasi gerhana matahari total selama 1 menit 52 detik mulai pukul 07.20 WIB, punya gerak piringan bulan dan piringan matahari yang sama seperti di Poso. Semakin ke timur, seperti di Maba yang punya waktu totalitas gerhana matahari 3 menit 19 detik, gerak piringan bulan dan piringan mataharinya agak lebih condong menyerong ke kiri daripada di Poso dan Palembang.