Bahaya Rehabilitasi Orang Utan Sembarangan

Reporter

Editor

ursul florene

Senin, 29 Februari 2016 15:04 WIB

Orangutan menikmati pisang dan susu saat feeding time oleh petugas dari Orangutan Foundation International dikawasan Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah, 04 Desember 2015. Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP) merupakan salah satu taman nasional model yang diprioritaskan untuk dikelola dengan karakteristik potensi kawasan. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jerman - Sekilas, Rani dan Siswoyo, dua orang utan betina dewasa yang diselamatkan dari perdagangan ilegal, tampak serupa dengan mamalia berambut oranye lainnya di Taman Nasional Tanjung Puting, Kalimantan Tengah. Padahal keduanya berasal dari Sarawak, Kalimantan Barat.

Kesamaan rupa fisik ini kerap membuat peneliti kurang berhati-hati saat melepaskan kembali orang utan ke alam liar. “Seharusnya ada tes genetika untuk memastikan spesies orang utan sebelum melepasliarkan mereka,” kata Graham L. Banes dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology, Jerman, seperti dilansir dari Science Daily, Ahad, 28 Februari 2016.

Secara genetika, orang utan Kalimantan masuk sub-spesies Pongo pygmaeus pygmaeus, sementara orang utan Sumatera berada pada sub-spesies Pongo pygmaeus wumbii. Bila dikawinsilangkan, anak dari kedua spesies ini disebut orang utan hibrida, atau menurut Banes, sering juga disebut cocktail.

Banes mengatakan perkawinan silang ini ibarat pedang bermata dua. Keturunan hibrida dapat mengambil gen-gen unggul yang berbeda dari induknya, atau malah menjadi cacat.

Salah satu contoh yang diamatinya adalah Rani dan Siswoyo, yang tak melalui tes genetika sebelum penempatan di alam liar. Meski berasal dari Kalimantan, keduanya malah ditempatkan di Tanjung Puting, Sumatera. Akibatnya, terjadilah perkawinan silang di antara dua betina dengan pejantan-pejantan lokal yang berbeda spesies.

Rani merupakan contoh sukses dari perkawinan silang. Ia berhasil mengembangkan keluarga besar yang terdiri atas tiga generasi, beranggotakan 14 ekor. Meski dua keturunannya mati saat bayi, anggota keluarga lainnya sangat sehat dan tak membutuhkan intervensi kesehatan dari tim dokter.

Siswoyo tak seberuntung Rani. Keturunannya merupakan yang paling kecil bila dibandingkan betina lain di Tanjung Puting. Dua keturunannya meninggal saat bayi, dan siswoyo sendiri menyusul anak-anaknya akibat infeksi sepuluh hari kemudian.

Salah satu dari lima anak Siswoyo yang bertahan, Siswi, bernasib tak jauh dari ibunya. Salah satu bayinya meninggal karena lahir prematur, sementara bayi laki-lakinya yang bertahan hidup membutuhkan bantuan medis. Siswi sendiri juga tak memiliki kesehatan yang prima. Ia harus menjalani operasi rutin untuk memperbaiki organ dalamnya yang tak berfungsi normal.

Dari pengamatan ini, Banes menyuarakan tes genetika untuk dilakukan terlebih dulu sebelum melepaskan orang utan ke alam liar. Hal ini untuk memastikan tak ada lagi keturunan hibrida dengan cacat fisik. “Mereka mungkin terlihat sama, tapi sebenarnya mereka berasal dari garis keturunan yang berbeda,” ujarnya.

Saat ini, masih ada 1.500 orang utan yatim piatu dan tanpa tempat tinggal yang menunggu untuk kembali ke hutan. Bila kecacatan genetik karena perkawinan silang ini dibiarkan begitu saja, dampak yang ditimbulkan tak dapat diperbaiki dengan mudah.

SCIENCE DAILY | URSULA FLORENE

Berita terkait

Yordania: Setiap Upaya Israel Usir Warga Palestina ke Wilayah Kami adalah Deklarasi Perang

10 hari lalu

Yordania: Setiap Upaya Israel Usir Warga Palestina ke Wilayah Kami adalah Deklarasi Perang

Yordania menyiapkan berkas hukum mengenai serangan Israel ke tempat-tempat suci di wilayah pendudukan Yerusalem

Baca Selengkapnya

Volkswagen Tutup Pabrik di Jerman, Apa yang Terjadi?

11 hari lalu

Volkswagen Tutup Pabrik di Jerman, Apa yang Terjadi?

Ini adalah penutupan pabrik pertama oleh Volkswagen dalam kurun waktu 87 tahun.

Baca Selengkapnya

Polisi Jerman Tembak Mati Tersangka di Dekat Konsulat Israel di Munich

11 hari lalu

Polisi Jerman Tembak Mati Tersangka di Dekat Konsulat Israel di Munich

Polisi Jerman menembak mati seorang pria dalam baku tembak di dekat konsulat Israel dan museum sejarah Nazi di Munich

Baca Selengkapnya

Volkswagen Siap-siap Tutup Pabrik di Jerman

12 hari lalu

Volkswagen Siap-siap Tutup Pabrik di Jerman

Kondisi keuangan perusahaan, membuat Volkswagen harus menutup sejumlah pabrik di Jerman.

Baca Selengkapnya

Putin Sebut Keluarganya Fasih Berbahasa Mandarin, Tapi Tak Lupakan Bahasa Inggris

13 hari lalu

Putin Sebut Keluarganya Fasih Berbahasa Mandarin, Tapi Tak Lupakan Bahasa Inggris

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Senin bahwa anggota muda keluarganya fasih berbahasa Mandarin.

Baca Selengkapnya

Indonesia Juara Piala Dunia Football Manager 2024, Apa Kata Ketum PSSI?

13 hari lalu

Indonesia Juara Piala Dunia Football Manager 2024, Apa Kata Ketum PSSI?

Indonesia berhasil memenangkan ajang FIFAe World Cup 2024 untuk kategori Football Manager pada Minggu malam, 1 September 2024 waktu Indonesia barat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Dubes Jerman Menyesal Sebarkan Hoaks, Ukraina Minta Restu Serang Rusia

14 hari lalu

Top 3 Dunia: Dubes Jerman Menyesal Sebarkan Hoaks, Ukraina Minta Restu Serang Rusia

Top 3 dunia kemarin adalah Dubes Jerman menyesal menyebarkan hoaks pemerkosaan oleh Hamas hingga Ukraina minta restu menyerang Rusia.

Baca Selengkapnya

Dubes Jerman untuk Israel Akui Sebarkan Kebohongan Soal Saksi Pemerkosaan Massal pada 7 Oktober

15 hari lalu

Dubes Jerman untuk Israel Akui Sebarkan Kebohongan Soal Saksi Pemerkosaan Massal pada 7 Oktober

Duta Besar Jerman untuk Israel Steffen Seibert mengakui turut mengedarkan propaganda soal saksi pemerkosaan massal pada 7 Oktober yang bunuh diri

Baca Selengkapnya

Zelensky Desak AS agar Dukung Ukraina Merangsek ke Dalam Rusia

15 hari lalu

Zelensky Desak AS agar Dukung Ukraina Merangsek ke Dalam Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mendesak Amerika Serikat untuk membiarkan Kyiv menyerang sasaran militer jauh di dalam wilayah Rusia.

Baca Selengkapnya

Lagi, Penyerangan dengan Pisau di Jerman

16 hari lalu

Lagi, Penyerangan dengan Pisau di Jerman

Sebuah serangan menggunakan sebilah pisau terjadi di dalam sebuah bus di Kota Siegen, wilayah Jerman barat.

Baca Selengkapnya