Kisah Raksasa Rahu, Bunyi Kentongan, dan Gerhana Matahari  

Reporter

Jumat, 4 Maret 2016 17:07 WIB

Gerhana matahari total. Lehighvalleylive.com

TEMPO.CO, Yogyakarta - Bagi kalangan etnis Jawa, gerhana matahari terjadi lantaran matahari dimakan oleh Sang Rahu. Saat terjadi gerhana matahari, masyarakat memukul keuntungan, memukul-mukul lesung, lalu anak-anak ngumpet di kolong tempat tidur. Bagi warga lain, terutama yang beragama Islam melaksanakan salat kusufusyams, salat gerhana matahari.

"Bunyi-bunyian yang gemuruh supaya Kala Rahu panik dan pergi," kata Purwadi, pakar Sastra Jawa Universitas Negeri Yogyakarta, Jumat, 4 Maret 2016.

Alkisah, saat Prabu Adisoka berkuasa, para dewa membagi tirta amerta (air kehidupan) dan seketika menjadi sangat sakti serta abadi. Namun, ada sesosok raksasa bernama Kala Rahu turut meminum air tersebut.

Saat air baru sampai di kerongkongan Rahu, tetiba...blas! Leher Sang Rahu terputus kena senjata cakra milik Batara Wisnu. Air itu tak sampai ke badannya.

Sang Rahu murka. Ia pun memakan Batara Surya (Matahari) dan Batara Candra (Bulan), dua dewa yang melaporkannya kepada Wisnu.

Melihat hal tersebut Raja Adisoka memerintahkan seluruh warganya untuk memukul kentongan dan lesung. Bunyi-bunyian bertalu tersebut dimaksudkan agar Rahu takut. Akhirnya, Batara Surya dan Batara Candra selamat, dan Rahu pergi.

Purwadi mengatakan, bunyi-bunyian bertalu mengandung nilai estetika yang tinggi. "Ritmik pentatonik yang seirama tercipta," ujarnya.

Hingga kini, masih banyak masyarakat Yogyakarta yang melakukan tradisi pukul kentongan dan lesung. Terutama di desa-desa yang masih banyak persawahan. Kegiatan yang disebut gejog lesung ini biasanya dilakukan oleh kaum petani. Bahkan, saat ini gejog lesung menjadi seni tradisi yang dilombakan.

Sedangkan umat muslim Yogyakarta akan melakukan salat sunah gerhana. Menurut Ketua Dewan Takmir Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Azman Latief, salat akan dilaksanakan di masjid besar keraton. "untuk mengingatkan kebesaran sang pencipta yang bisa mengatur segala penjuru alam, termasuk terjadinya gerhana matahari maupun bulan," ujarnya.

Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Yogyakarta, Tony Agus Wijaya mengatakan, gerhana matahari 9 Maret 2016 di Yogyakarta kebagian 84 persen. Diperkirakan cuaca cerah berawan saat terjadi gerhana matahari.

"Tiga hari menjelang terjadinya gerhana akan kami sampaikan prakiraan secara detail," kata dia. Fenomena gerhana matahari akan terjadi mulai pukul 06.20 hingga 08.35 WIB.

Pada 1983, Yogyakarta dan sekitarnya pernah mengalami gerhana matahari.

M. Syaifullah

Berita terkait

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

1 jam lalu

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, 30 April 2024, berawan tebal hingga hujan ringan.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

1 jam lalu

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

Prediksi cuaca dari BMKG menyebut Jabodetabek seluruhnya cerah berawan pada pagi ini, Kamis 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

12 jam lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

15 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah tersebut dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

17 jam lalu

UTBK Dimulai Serentak 30 April, BMKG Prediksi Lokasi Ujian di Bandung Hujan

UTBK yang berlangsung dalam satu hingga dua gelombang mulai 30 April-7 Mei 2024, kemudian 14-20 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

22 jam lalu

Gempa M3,7 Guncang Pangandaran Sampai Garut Pagi ini, Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 3,7 mengguncang wilayah sekitar Priangan Timur bagian selatan.

Baca Selengkapnya

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

23 jam lalu

Di Balik Rekor MURI Gang 8 Malaka Jaya, UTBK UNS, dan Waspada Pasca-Gempa Garut di Top 3 Tekno

Nama ketua RT ini ikut mencuat bersama inisiatif Pusat Percontohan Pencegah Krisis Planet di jalan gang di permukimannya yang dicatat MURI.

Baca Selengkapnya

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

1 hari lalu

Tanah Bergerak Lalu Diguncang Gempa, Garut Tetapkan Tanggap Darurat

Dampak gempa M6,2 di Garut tersebar di 24 kecamatan. Kerugian lebih dari Rp 2 miliar.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

1 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

1 hari lalu

BMKG Prakirakan Hujan Lebat Disertai Petir di Sejumlah Wilayah di Jawa Barat Sepekan Ini

BMKG memprakirakan adanya potensi hujan lebat disertai petir 29 April - 5 Mei 2024 di wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya