Flu Burung Muncul Lagi, Akibat Pemakaian Vaksin Berlebihan?

Reporter

Rabu, 16 Maret 2016 17:00 WIB

Lacey Kurth, memasukan sampel virus flu burung ke dalam lemari penyimpan, flu burung pertama kali dikonfirmasi penyebarannya di dunia pada tahun 2003. Ames, Lowa, Amerika, 3 Mei 2015. Daniel Acker/Getty Images

TEMPO.CO, Surabaya - Avian Influenza Research Center (AIRC) Universitas Airlangga meneliti sampel virus H5N1 atau flu burung yang mematikan hampir 6.000 unggas di Kabupaten Banyuwangi dan Lamongan, Jawa Timur, awal Maret ini. Mutasi disebut sebagai salah satu kemungkinan penyebab kembali munculnya virus itu di Indonesia.

“Virus flu burung ini mungkin bentuk mutagenis. Di Indonesia, kemungkinan penyebabnya ialah penggunaan vaksin yang tidak terkendali,” kata Kepala AIRC Unair C.A. Nidom saat dihubungi, Rabu, 16 Maret 2016.

Nidom menjelaskan, penggunaan vaksin berlebihan menyebabkan virus di dalam vaksin kembali menguat. Mutasi itu membuat virus menyerang hewan-hewan lain yang tidak tervaksinasi.

Karena itu, Nidom dan tim mengambil sampel hingga tingkat pasar tradisional untuk mengecek perkembangan virus. Di Kabupaten Lamongan, misalnya, tim AIRC Unair mengambil 20 spesimen sampel dari tubuh penjual unggas di pasar tradisional dan peternak ayam. “Kami akan menganalisis sampai seberapa jauh perubahan atau mutasinya. Termasuk apakah ada potensi virus untuk berubah pindah ke manusia,” ujarnya.

Sebaliknya, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur mengklaim telah mengawasi secara penuh vaksinasi, termasuk vaksin flu burung. "Pemerintah sudah punya Badan Pengujian Mutu Obat Hewan untuk memonitor kualitas vaksin,” tutur Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Iswahyudi.

Selain itu, menurut dia, vaksin yang beredar harus sudah terdaftar. “Kalau tidak, vaksin itu ilegal.”

Sebelumnya, lebih dari 5.000 ekor unggas jenis ayam dan itik mati karena terjangkit virus H5N1 di Dusun Wringinagung, Desa Sumberejo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Di Desa Sembung, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan, ada 610 ekor unggas yang mati akibat flu burung. Seorang peternak di Banyuwangi untuk sementara diperiksa karena diduga terjangkit virus ini.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

21 jam lalu

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

Universitas Airlangga mulai menggelar gelombang pertama UTBK 2024. Penyelenggara tes mengingatkan sistem baru pembobotan dalam nilai UTBK.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

2 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

3 hari lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

5 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

7 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

21 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

41 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

53 hari lalu

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Thailand, Berkat Rekomendasi Kebijakan Publik Transportasi Massal

15 Februari 2024

Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Thailand, Berkat Rekomendasi Kebijakan Publik Transportasi Massal

Mahasiswa Unair meraih penghargaan dalam Young ASEAN Leaders Policy Initiative di Thailand. Rekomendasinya dinilai sebagai inisiatif terbaik.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

8 Februari 2024

Rekomendasi Destinasi Wisata Kawasan Pecinan di Surabaya Saat Libur Tahun Baru Imlek

Libur tahun baru imlek, kunjungan wisata ke kampung pecinan menjadi pilihan. Berikut rekomendasi destinasi wisata pecinan yang unik di Kota Surabaya

Baca Selengkapnya