Flu Burung Merebak, Ini Analisis Peneliti Unair

Reporter

Jumat, 18 Maret 2016 20:05 WIB

Sarjo, mengambil burung puyuh yang mati sambil melakukan penyemprotan kandang di kelurahan Sidorejo, kecamatan Lendah, Yogyakarta, 9 Januari 2015. Sebanyak kurang lebih 3900 ternak puyuh dilaporkan mati dan sudah dinyatakan oleh positif flu burung. TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Surabaya - Ilmuwan di Pusat Penelitian Flu Burung atau Avian Influenza Research Center (AIRC) Universitas Airlangga meminta pemerintah mengawasi penggunaan vaksin terhadap ternak unggas. Penggunaan vaksin flu burung yang tak terkendali ditengarai sebagai pemicu merebaknya kembali penyakit tersebut di Indonesia.

Kepala AIRC Unair, Chairul Anwar Nidom, mengatakan penularan bisa terjadi melalui berbagai medium. Di antaranya air, udara, kontaminasi lewat lalu lintas orang dan kendaraan, termasuk metode angon. “Hewan yang kosong alias tanpa antibodi karena tidak divaksin, bisa bertemu dengan hewan yang sudah divaksin,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Jumat, 18 Maret 2016.

Di sisi lain, di Indonesia masih berkembang pemahaman mengenai pemberian vaksin yang tidak tepat. “Masyarakat beranggapan bahwa vaksinasi seperti memberi vitamin pada hewan; kapan pun dan berapa kali pun boleh,” kata Nidom. Akhirnya, hal ini berpengaruh terhadap budgeting atau penentuan anggaran di pemerintah daerah.

Menurut Nidom, anggaran dana yang tidak tepat juga menjadi pemicu penyalahgunaan vaksin. Pada waktu pengajuan anggaran, tak jarang pemerintah hanya menyetujui sebagian dari populasi ternak yang seharusnya diberi vaksin.

“Total populasi tidak sesuai angka yang disetujui. Misalnya dari kebutuhan satu juta dosis untuk satu juta ekor unggas, yang disetujui misalnya separuhnya. Nah sisanya yang 500 ribu, ini mau bagaimana buat vaksinasinya?”

Padahal, vaksinasi yang tebang pilih akan membawa dampak yang tak kalah berbahaya. Tatkala virus menyerang yang tidak tervaksinasi, ia dapat berubah atau bermutasi—yang sebelumnya berusaha dimatikan oleh vaksin. “Perubahan virus yang baru ini ketika menyerang hewan yang tidak divaksinasi, bakal menyebabkan kematian ternak lebih cepat.”

Kemungkinan kedua, kata Nidom, pemerintah justru menganggarkan jumlah vaksin dua kali lipat dari kebutuhan di populasi karena takut program tidak terealisasi sampai 100 persen. Namun ketika program selesai dan masih terdapat stok vaksin, sisanya dihabiskan dengan cara disuntikkan kepada ternak lagi.

“Ini yang saya katakan sebagai berlebihan tanpa mengindahkan kaidah vaksinasi. Saya tidak menuduh siapa-siapa, tapi itu bisa saja terjadi,” kata dia.

Untuk itu, Nidom menegaskan, pengawasan penggunaan vaksin tak kalah penting dibandingkan pemberian vaksin pascakejadian terhadap ternak unggas. “Seharusnya pencegahan penyakit tidak bergantung pada anggaran dana, tapi bergantung pada risiko penyakit itu sendiri,” tuturnya.

Lebih dari 7.000 unggas, yang didominasi itik, dipastikan mati akibat terjangkit virus flu burung di Dusun Wringinagung, Desa Sumberjo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Dinas Peternakan Kabupaten Banyuwangi menyebutkan, di dusun tersebut terdapat 30 peternak dengan jumlah populasi unggas lebih dari 10 ribu ekor, yang terdiri atas 9.000 itik, 2.000 ayam, dan sekitar 200 mentok. Sedangkan 735 ekor ternak unggas mati di Desa Sembung, Kecamatan Sukorame, Kabupaten Lamongan.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

5 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

6 hari lalu

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

Universitas Airlangga mulai menggelar gelombang pertama UTBK 2024. Penyelenggara tes mengingatkan sistem baru pembobotan dalam nilai UTBK.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

8 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

9 hari lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

11 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

13 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

27 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

47 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

59 hari lalu

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Thailand, Berkat Rekomendasi Kebijakan Publik Transportasi Massal

15 Februari 2024

Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Thailand, Berkat Rekomendasi Kebijakan Publik Transportasi Massal

Mahasiswa Unair meraih penghargaan dalam Young ASEAN Leaders Policy Initiative di Thailand. Rekomendasinya dinilai sebagai inisiatif terbaik.

Baca Selengkapnya