Proyek Kereta Cepat, Ini Temuan Walhi

Reporter

Senin, 28 Maret 2016 14:25 WIB

Seorang reporter televisi mewawancarai Presiden Jokowi (tengah), usai meresmikan Proyek Kereta Cepat di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, 21 Januari 2016. Jokowi menegaskan pembangunan KA cepat ini tidak menggunakan APBN. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

TEMPO.CO, Bandung - Halaman rumah dan lahan pertanian warga Desa Puteran, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat ditandai kain merah. Hasil pemantauan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Barat di lapangan, kain tersebut penanda lokasi tergusur untuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Padahal pihak berwenang hingga kini belum melakukan sosialisasi dan penjelasan mengenai nasib warga," kata Dadan Ramdan, Direktur Walhi Jawa Barat, Ahad, 27 Maret 2016.

Walhi Jawa Barat, lewat siaran pers yang diterima Tempo, menyebut proyek kereta cepat yang diklaim pemerintah sebagai solusi terciptanya transportasi massal hanyalah dalih untuk merampas lahan produktif rakyat demi memfasilitasi kepentingan para pemodal. Sebab, selain jalur kereta baru, rencana pembangunan kota megapolitan di sepanjang jalur akan menghabiskan lahan seluas total 30 ribu hektare. "Itu menjadi tujuan utama dibanding penyediaan transportasi publik," ujar Dadan.

Wilayah sekitar perkebunan teh Walini tersebut merupakan salah satu dari empat transit oriented development (TOD) yang akan dikembangkan di sepanjang jalur kereta cepat Jakarta-Bandung. Pembangunan dimulai dari Cikalong Wetan. Adapun warga terdampak, seperti Desa Cikalong, Rende, Tenjo laut, Puteran, dan Mandalasari, dari temuan Walhi Jawa Barat mengaku belum tahu mengenai detail pelaksanaan proyek yang akan menggusur lahan dan permukiman mereka.

Selain TOD Halim, Karawang, dan Tegal Luar, TOD Walini yang lokasinya berada di Cikalong Wetan itu berpotensi menghilangkan kawasan penting penopang daya dukung lingkungan dan lahan produktif warga setempat. Daerah tersebut, ujar Dadan, merupakan wilayah resapan air, di mana alirannya sangat menopang keberadaan persawahan serta suplai air Waduk Cirata.

Luas total konsesi Walini mencapai 4.401 hektare. Dalam wilayah itu direncanakan dibangun TOD seluas 1.270 hektare serta pengembangan Kota Raya Walini seluas 3.000 hektare. Artinya, kata Dadan, pembangunan tersebut luasannya akan mencaplok seluruh konsesi Walini dan setengah wilayah Kecamatan Cikalong Wetan.

"Padahal ada sekitar 5.000 jiwa yang masih bergantung pada komoditas teh dan getah karet terancam kehilangan mata pencarian, dan 1.000 kepala keluarga kehilangan lahan pertanian," ujarnya. Dari berbagai regulasi yang diterbitkan serta berdasarkan pemantauan lapangan yang telah dilakukan, Walhi meminta pemerintah mencabut regulasi terkait dengan pembangunan kereta cepat dan pembangunan infrastruktur lainnya, yang akan menambah beban ekologi dan derita rakyat.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

4 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

4 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Pengunjung Situ Cileunca Pangalengan Tenggelam, Dua Korban Ditemukan Meninggal

20 hari lalu

Pengunjung Situ Cileunca Pangalengan Tenggelam, Dua Korban Ditemukan Meninggal

Laporan orang tenggelam di Situ Cileunca diterima pada 9 April 2024. Pencarian butuh berhari-hari karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

35 hari lalu

Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

Setelah Kota Bandung, kini giliran Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, menjadi sasaran kawanan monyet ekor panjang untuk berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Pemkab Bandung Raih 5 Penghargaan Top Bussiness 2024

45 hari lalu

Pemkab Bandung Raih 5 Penghargaan Top Bussiness 2024

Top BUMD Awards adalah kegiatan corporate rating atau pemberian penghargaan kepada BUMD-BUMD terbaik se-Indonesia

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

47 hari lalu

Kilas Balik Hari Daur Ulang Sedunia

Hari Daur Ulang Sedunia ini juga meningkatkan kesadaran akan daur ulang sebagai sebuah ide dan konsep yang penting.

Baca Selengkapnya

Bupati Bandung Kembali Raih Penghargaan dari Kementerian PAN-RB

52 hari lalu

Bupati Bandung Kembali Raih Penghargaan dari Kementerian PAN-RB

Kabupaten Bandung merekrut lebih banyak PNS untuk memenuhi kebutuhan lima rumah sakit baru.

Baca Selengkapnya

Bupati Bandung Laksanakan Ground Breaking RSUD Bedas Pacira

57 hari lalu

Bupati Bandung Laksanakan Ground Breaking RSUD Bedas Pacira

Ground breaking RSUD Bedas Pacira ini adalah yang kelima, setelah empat rumah sakit lainnya telah diresmikan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

58 hari lalu

Terkini Bisnis: Walhi Ingatkan Dampak Negatif Migrasi Penduduk ke IKN, Garuda Masuk InJourney Bulan Depan

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) mengingatkan potensi kerusakan lingkungan imbas migrasi penduduk ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Hasil Rekapitulasi KPU Tetapkan PKB Jadi 'Penguasa Baru' Kabupaten Bandung

59 hari lalu

Hasil Rekapitulasi KPU Tetapkan PKB Jadi 'Penguasa Baru' Kabupaten Bandung

Suara PKB mendominasi untuk DPR, DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten Bandung.

Baca Selengkapnya