Unik, Ada Kodok `Berkumis` di Cina  

Reporter

Senin, 28 Maret 2016 17:32 WIB

Katak berkumis (Vibrissaphora boringii). Wikipedia.org

TEMPO.CO, Sichuan - Kumis biasanya dimiliki mamalia yang tubuhnya diselimuti rambut. Kodok Emei (Vibrissaphora boringii) jantan jadi pengecualian. Hewan yang hidup di sungai dekat Gunung Emei di Sichuan, Cina, ini memiliki "kumis".

Bagi katak yang berukuran besar ketimbang kodok lainnya ini, kumis adalah segala-galanya. Kumis menjadi tanda keperkasaan sekaligus senjata melawan individu lain, terutama saat musim kawin. "Mereka biasanya bertarung dengan cara bergulat," kata Cameron Hudson dari University of Guelph di Ontario, Kanada.

Kumis itu berupa beberapa duri pada bibir atasnya. Kodok jantan berukuran lebih besar daripada betina. Ukuran tubuh ini menggambarkan perilaku kekerasan fisik, terutama saat musim kawin. Kekerasan fisik tidak hanya terjadi di antara individu jantan sewaktu berebut betina.

Kodok Emei jantan juga diketahui suka menyerang pasangannya. Hudson mengatakan perilaku "kasar" ini tidak lumrah. Pada amfibi jenis lain, pejantan hanya bertengkar dengan sesama pejantan untuk memperebutkan betina.

Hudson dan rekannya, Jinzhong Fu, memantau langsung perilaku kawin kodok Emei berkumis selama dua musim berkembang biak. Mereka menangkap dan menandai 77 kodok, kemudian mengamati kodok mana yang menguasai lokasi kawin setiap hari.

Selama musim kawin, setiap pejantan menumbuhkan 10-16 duri pada bibir mereka. "Setajam pensil," ujar Hudson. Kodok Emei tidak segan menusukkan kumis durinya pada manusia yang berusaha menangkap.

Sebagian besar waktunya dihabiskan kodok Emei tinggal di hutan. Setiap Februari dan Maret, hewan ini menuju sungai untuk berkembang biak. Mereka menghabiskan beberapa pekan berenang di sekitar batu, nyaris tanpa makanan, sembari mendengus di bawah air untuk menarik perhatian betina.

NEWSCIENTIST | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

9 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

14 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

14 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

15 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

19 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

22 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

2 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya