Pernah Deja vu? Begini Penjelasan Ilmiahnya  

Reporter

Jumat, 15 April 2016 12:35 WIB

Diagram fungsi otak manusia. sciencephoto.com

TEMPO.CO, Jakarta - Anda pasti pernah berjalan ke sebuah ruangan baru dan merasa pernah ke sana sebelumnya. Seperti dalam fiksi ilmiah, Anda seolah pernah berjalan ke masa depan. Situasi ini dikenal sebagai Déjà vu. Déjà vu berasal dari bahasa Perancis, yang berarti “sudah melihat”.

Déjà vu terjadi pada 60-80 persen orang. Ini adalah fenomena yang hampir selalu cepat berlalu dan tampak nyata setiap saat. Meski telah banyak dialami orang, Déjà vu masih sering salah dipahami oleh komunitas ilmiah.

Michelle Hook, asisten profesor di Departemen Neuroscience dan Therapeutics Eksperimental, Texas A & M Health Science Center College of Medicine, mengatakan, karena tak jelas, stimulus diidentifikasi sebagai Déjà vu (ini adalah laporan retrospektif dari individu). “Sangat sulit mempelajari Déjà vu di laboratorium,” ucap Hook.

Menurut banyak penelitian, sekitar dua per tiga orang mengalami setidaknya satu episode Déjà vu dalam hidupnya. “Memahami cara kerja penyimpanan memori memberi titik terang. Sebab, orang yang mengalami Déjà vu lebih banyak,” tutur Hook.

Episode Déjà vu mungkin berkaitan erat dengan cara memori disimpan dalam otak. Ingatan kenangan jangka panjang, peristiwa, dan fakta-fakta disimpan di lobus temporal. Lobus temporal adalah tempat Anda membuat dan menyimpan kenangan. Bagian-bagian dari lobus temporal tak terpisahkan untuk mendeteksi peristiwa tertentu yang familiar.

Hubungan antara Déjà vu, lobus temporal, dan daya ingat masih belum diketahui. Tapi ada petunjuk tentang orang yang mengalami Déjà vu, yang menderita epilepsi pada lobus temporalnya. Kondisi ini terjadi saat aktivitas sel saraf di otaknya terganggu. Temuan menunjukkan bahwa Déjà vu dapat disebabkan oleh kerusakan ‘listrik’ di otak.

Epilepsi ditandai dengan disfungsi aktivitas neuron (sel saraf) di otak yang mengganggu sistem elektrik impuls. Gangguan ini bisa ‘membakar’ neuron. ‘Kebakaran’ ini bisa menyebar ke seluruh otak dan memicu kejang.

“Laporan klinis menunjukkan beberapa pasien yang menderita epilepsi lobus temporal mengalami Déjà vu, semacam sebagai peringatan sebelum terjadi kejang," tutur Hook.

Tanpa menderita epilepsi lobus temporal, orang juga bisa Déjà vu. Beberapa peneliti menggambarkannya sebagai 'kesalahan' di otak. Kesalahan ini terjadi ketika neuron untuk pengenalan dan hal-hal yang familiar ‘terbakar’. Kondisi tersebut memungkinkan otak salah menghadirkan masa lalu. Bahkan kondisi sistem elektrik impuls abnormal, yang terjadi pada penderita epilepsi lobus, dapat hadir pada orang sehat.

Contoh Déjà vu pada orang sehat juga dapat dikaitkan dengan mismatch di jalur saraf otak. Ini bisa terjadi karena otak terus berusaha membuat seluruh persepsi dari dunia di sekitar kita dengan masukan yang terbatas.

Misalnya hanya membutuhkan sejumlah kecil informasi sensoris—seperti bau yang familiar—bagi otak untuk membuat ingatan rinci. Déjà vu u dapat dikaitkan dengan perbedaan dalam sistem memori otak. Otak dapat memimpin informasi sensoris untuk memori jangka pendek dan mencapai memori jangka panjang sebagai gantinya.

Hook mengatakan masih banyak yang harus dipelajari tentang Déjà vu dan mekanisme di balik itu. "Mungkin tak ada jawaban sederhana untuk mekanisme di balik Déjà vu, tapi, dengan penelitian lebih lanjut dan studi, bukti untuk fenomena ini dapat ditemukan di masa depan," tuturnya.

SCIENCE DAILY | TRI ARTINING PUTRI

Berita terkait

Cara Otak Manusia Memutar Kenangan: Mengaitkan dengan Hal Unik

16 Januari 2019

Cara Otak Manusia Memutar Kenangan: Mengaitkan dengan Hal Unik

Tim ilmuwan dari University of Birmingham dan Cardiff University telah mengungkap bagaimana otak manusia merekontruksi atau menyusun kenangan.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Cara Menghilangkan Rasa Takut? Simak Riset Berikut

21 November 2018

Bagaimana Cara Menghilangkan Rasa Takut? Simak Riset Berikut

Dua peneliti syaraf dari Universitas California Riverside, dalam sebuah riset mencoba menjawab bagaimana cara menghilangkan rasa takut.

Baca Selengkapnya

Otak Manusia akan Jadi Target Serangan Hacker, Ini Pintu Masuknya

8 November 2018

Otak Manusia akan Jadi Target Serangan Hacker, Ini Pintu Masuknya

Riset terbaru hasil kolaborasi dari Kaspersky Lab dan University of Oxford mengungkap otak manusia akan menjadi target serangan hacker.

Baca Selengkapnya

Bakteri di Usus Pengaruhi Suasana Hati Anda, Simak Kata Ahli

27 Desember 2017

Bakteri di Usus Pengaruhi Suasana Hati Anda, Simak Kata Ahli

Usus disebut sebagai otak kedua. Kalau kondisi usus baik, maka saraf di usus akan mengirimkan sinyal-sinyal positif ke otak

Baca Selengkapnya

10 Tips Tambah Daya Ingat, Makan Permen Karet dan Tonton Komedi

15 Desember 2017

10 Tips Tambah Daya Ingat, Makan Permen Karet dan Tonton Komedi

Ada 10 hal yang bisa menambah daya ingat seseorang. Dua di antaranya adalah makan permen karet dan menonton komedi.

Baca Selengkapnya

Dijamin, Anda Belum Tahu Rahasia Otak Ini

12 Desember 2017

Dijamin, Anda Belum Tahu Rahasia Otak Ini

Otak manusia memiliki banyak aktivitas, termasuk yang Anda belum tahu ini.

Baca Selengkapnya

Ini Dia Jaringan Otak yang Membuat Si Kecil Bisa Berjalan

9 Desember 2017

Ini Dia Jaringan Otak yang Membuat Si Kecil Bisa Berjalan

Peneliti mengidentifikasi jaringan otak yang terlibat dalam pembelajaran berjalan pada bayi, sebuah temuan yang bisa membantu memprediksi autisme.

Baca Selengkapnya

Pikiran Buruk Cermin Kesehatan Manusia, Cek Penelitiannya

9 November 2017

Pikiran Buruk Cermin Kesehatan Manusia, Cek Penelitiannya

Pikiran tentang hal-hal buruk ternyata bisa mencerminkan kesehatan manusia. Misalnya tak bisa berhenti memikirkan pengalamam buruk. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Penciuman Masih Peka? Artinya Otak Sehat, Begini Penelitiannya

24 Oktober 2017

Penciuman Masih Peka? Artinya Otak Sehat, Begini Penelitiannya

Hidung, sebagai Indra penciuman ternyata memiliki kaitan yang kuat dengan otak secara keseluruhan. Simak penelitiannya.

Baca Selengkapnya

Mengapa Kita Menua? Rahasianya Ada di Otak, Cek 3 Fakta Lainnya

11 Oktober 2017

Mengapa Kita Menua? Rahasianya Ada di Otak, Cek 3 Fakta Lainnya

Pernah mempertanyakan mengapa manusia tertawa, merasakan kantuk, ataupun bisa mengalami 'jetlag'?, ternyata semua itu karena kinerja otak manusia.

Baca Selengkapnya