TEMPO.CO, Michigan - Panjang tubuh tikus ini cuma 12 sentimeter. Namun kalajengking Arizona (Centruroides sculpturatus) menjadi salah satu makanan favoritnya. Sengatan kalajengking yang menyakitkan dan beracun itu tidak mempan pada tikus ini.
Apa yang membuat spesies tikus gurun Southern grasshopper (Onychomys torridus) ini kebal? "Saya penasaran ketika tikus itu disengat. Mereka hanya seperti menggaruk sebentar tempat sengatan itu," kata Ashlee Rowe, peneliti dari Michigan State University.
Menurut Rowe, tikus tersebut sanggup menerima sengatan sebanyak apa pun saat mereka menyerang kalajengking. Tidak hanya bertahan hidup melawan racun kalajengking, tikus itu juga tidak merasakan sengatan.
Rowe dan koleganya menganalisis bagaimana racun beraksi pada sel saraf nociceptor. Sel ini menerima dan meneruskan sinyal rasa sakit ke otak tikus. Biasanya sel saraf menyalurkan rasa sakit dengan mengubah stimulan menjadi gelombang elektrik.
Kanal ion, saluran kecil dalam membran sel, membuka dan menutup untuk mengirimkan gelombang elektrik tersebut. Salah satu kanal ion, kanal potasium/sodium, ada di sel di seluruh tubuh. Kanal inilah yang mengoperasikan fungsi penting tubuh, dari bernapas hingga kontraksi otot.
Pada umumnya racun kalajengking bereaksi langsung di kanal potasium/sodium di niciceptor dan menciptakan sensasi rasa sakit. Kanal khusus 1.7 berperan mengambil sinyal rasa sakit. Sedangkan kanal 1.8 mengirimnya ke otak. Namun, pada tikus Southern grasshopper, racun kalajengking langsung diikat di kanal 1.8.
Dengan diikat di kanal transportasi, toksin otomatis mengeblok dirinya sendiri dan tikus tidak merasakan sakit. Alih-alih bertindak sebagai stimulan rasa nyeri, toksin itu justru beraksi seperti obat penahan sakit. "Ini seperti aksi memotong kabel penghubung," kata Rowe yang memaparkan risetnya di jurnal Science. Toksin melakukan hal menarik pada kanal-kanal itu. Mereka, ujar Rowe, membuka dan menutup serta memanipulasi dengan cara-cara yang tidak pernah kita bayangkan.
Penelitian ini bermanfaat untuk mencari cara mendapatkan metode baru meredakan rasa sakit pada manusia. Rowe mengakui menemukan hal penting tentang manfaat kanal sodium 1.8 dan kemampuannya menutup sinyal rasa sakit.