Bumi akan Mengalami Zaman Es Berikutnya Saat...  

Reporter

Rabu, 20 April 2016 18:43 WIB

Gletser Perito Moreno yang telah jatuh ke danau Argentina di Los Glaciares National Park, Argentina, 10 Maret 2016. AP/Francisco Munoz

TEMPO.CO, London - Tingginya kadar emisi karbon dioksida (CO2) di atmosfer mengindikasikan Zaman Es berikutnya tak mungkin terjadi setidaknya dalam 1.500 tahun ke depan. Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience itu mengungkap konsentrasi gas penyebab pemanasan global dengan rekor tertinggi pada 2010. Badan Cuaca PBB menyatakan gas tersebut akan bertahan di atmosfer selama puluhan tahun, bahkan jika dunia tak lagi memompa emisi gas ke udara.

Zaman Es adalah periode ketika terjadi penurunan suhu permukaan dan atmosfer bumi dalam jangka panjang. Penurunan suhu ini berimbas terbentuknya lapisan es dan gletser. Selama sejarah bumi, diperkirakan sudah lima kali Zaman Es terjadi. Selama Zaman Es, ada siklus glasiasi, yakni lapisan es yang kadang meluas kadang menyusut. Saat ini bumi resminya berada dalam periode interglasial atau periode hangat dalam 10-15 ribu tahun terakhir.

Soal berapa lama periode itu berlangsung masih memunculkan spekulasi. "Analisis menunjukkan akhir periode interglasial saat ini akan terjadi dalam 1.500 tahun ke depan, jika konsentrasi CO2 di atmosfer tidak melebihi sekitar 240 bagian per juta volume (ppmv)," isi penelitian itu menyebutkan. Namun konsentrasi karbon dioksida saat ini mencapai 390 ppmv. Para peneliti mengatakan, pada tingkat konsentrasi CO2 sebesar itu, peningkatan volume lapisan es tidak akan mungkin terjadi.

Penelitian ini didasarkan pada variasi di orbit bumi dan sampel batuan. Penelitian dilakukan akademikus dari Cambridge University, University College London, University of Florida, dan University Bergen di Norwegia. Para peneliti mengatakan penyebab terjadinya Zaman Es tidak sepenuhnya dipahami. Namun konsentrasi metana dan karbon dioksida di atmosfer, perubahan orbit bumi mengelilingi matahari, serta gerakan lempeng tektonik memiliki peran.

Suhu bumi diperkirakan semakin panas seiring dengan terus meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca. Meningkatnya gas rumah kaca memacu potensi ancaman, seperti cuaca ekstrem dan kenaikan permukaan air laut. Para ilmuwan telah memperingatkan bahwa kenaikan suhu bumi harus dibatasi dalam kisaran 2 derajat Celsius untuk menghindari dampak terburuk perubahan iklim. Tapi keterlambatan membatasi pertumbuhan emisi gas berbahaya semakin menempatkan planet bumi dalam risiko.

NATURE GEOSCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

9 Januari 2024

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

Kate Middleton atau Catherine, Putri Wales lahir pada 9 Januari 1982 dan tepat hari ini usianya menginjak 42 tahun. Silsilahnya?

Baca Selengkapnya

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

9 Januari 2024

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

Kate Middleton genap 42 tahun. Bagaimanakah perjalanan hidupnya sejak kecil lalu menjadi istri Pangeran William, Putra Mahkota, Kerajaan Inggris Raya

Baca Selengkapnya

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

26 November 2023

BRIN Berikan Nurtanio Award ke Ahli Penerbangan & Antariksa Profesor Harijono Djojodihardjo

BRIN memberikan penghargaan tertinggi kepada periset Indonesia yang berprestasi, dan kepada tokoh yang telah memberikan andil kemajuan iptek.

Baca Selengkapnya

British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

9 November 2023

British Council Dukung Pendidikan Indonesia Lewat Dua Program untuk Guru

British Council Indonesia memaparkan hasil kerja sama Inggris Raya dengan Indonesia dalam sektor pendidikan dan Bahasa Inggris.

Baca Selengkapnya

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

19 Agustus 2023

Jokowi Dorong Generasi Muda Kuasai Iptek Dibarengi Budi Pekerti

Jokowi mendorong pelajar Muhammadiyah untuk memiliki kemampuan iptek dan juga budi pekerti yang baik

Baca Selengkapnya

Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

15 Juli 2023

Goodwood Festival of Speed Hari Ini Ditiadakan karena Cuaca Buruk

Penyelenggaraan Goodwood Festival of Speed 2023 pada hari ini, Sabtu, 15 Juli 2023, harus ditiadakan karena cuaca buruk.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

15 Juni 2023

Jokowi Ungkap 3 Acuan Penting Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Presiden Joko Widodo alias Jokowi membeberkan tiga hal penting yang menjadi acuan menuju visi Indonesia Emas 2045. Simak detailnya.

Baca Selengkapnya

Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

12 April 2023

Inggris Raya dan Irlandia Bidik Tuan Rumah Bersama Euro 2028, Italia Melamar untuk Euro 2032

UEFA akan mengevaluasi setiap tawaran tuan rumah Euro dalam beberapa bulan mendatang.

Baca Selengkapnya

Humza Yousaf: Pemimpin Muslim Pertama Skotlandia, Bertekad Merdeka dari Inggris

28 Maret 2023

Humza Yousaf: Pemimpin Muslim Pertama Skotlandia, Bertekad Merdeka dari Inggris

Humza Yousaf, Muslim keturunan Pakistan, terpilih menjadi pemimpin Skotlandia, yang berjanji berjuang untuk merdeka dari Kerajaan Inggris.

Baca Selengkapnya

Logo Penobatan Raja Charles Dekat dengan Alam, Ini Maknanya

12 Februari 2023

Logo Penobatan Raja Charles Dekat dengan Alam, Ini Maknanya

Lambang resmi yang akan digunakan dalam penobatan Raja Charles pada bulan Mei mendatang menggambarkan perhatian raja pada kampanye lingkungan.

Baca Selengkapnya