Kenapa Manusia Berjalan Tegak? Temukan Jawabannya di Sini

Reporter

Kamis, 28 April 2016 22:11 WIB

Para napi berjalan sembari bergaya bagai model menuju panggung dalam kontes kecantikan narapidana di penjara wanita Talavera Bruce, Rio de Janeiro, Brazil, 24 November 2015. Tujuan kontes ini guna memanusiakan dan meningkatkan harga diri naripidana wanita dengan mendadani wajah dan menata rambut mereka oleh relawan. Getty Images

TEMPO.CO, Washington - Berjalan tegak dengan dua kaki menjadi pembeda manusia dengan primata lainnya. Sebuah riset menunjukkan perebutan sumber daya alam langka menjadi pemicu manusia berjalan tegak sejak 6 juta tahun lalu.

Kesimpulan kelompok peneliti gabungan dari Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Portugal diperoleh setelah mempelajari perilaku simpanse saat berebut sumber daya langka. Penelitian itu dilakukan di Hutan Bossou, Guinea.

"Simpanse menyediakan model bagaimana kondisi lingkungan mempengaruhi manusia berjalan tegak," ujar peneliti evolusi dari George Washington University, Brian Richmond.

Dugaan awal mereka adalah aktivitas sederhana yang dilakukan setiap hari, seperti membawa barang, mampu memaksa manusia berjalan tegak. Dugaan ini terbukti pada simpanse yang menjadi obyek penelitian.

Pada tempat tinggal simpanse di Hutan Bossou, disediakan biji kelapa sawit yang mudah didapat dan biji coula yang langka. Menyadari ketersediaan dua jenis biji tersebut, simpanse tersebut berebut mendapatkan biji coula dan melupakan biji kelapa sawit.

Primata Afrika ini mulai berjalan tegak dengan dua kaki dan membawa biji coula lebih banyak. Mereka harus memonopoli sumber daya terbatas di habitatnya.

Seiring berjalannya waktu, aktivitas berjalan tegak mendorong terjadinya perubahan anatomi. Spesies yang tak sanggup membawa banyak barang pada akhirnya tersisih oleh seleksi alam.

Dalam penelitian lain di hutan yang sama, peneliti menemukan 35 persen simpanse berusaha berjalan tegak agar bisa membawa lebih banyak barang langka.

Berjalan tegak juga bertujuan untuk menghemat energi. Penelitian tiga tahun lalu oleh peneliti University of Arizona dan University of California menunjukkan simpanse yang berjalan dengan empat kaki membutuhkan energi empat kali lebih banyak ketimbang manusia yang berjalan dengan dua kaki.

SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

2 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

2 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

3 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

10 hari lalu

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Industri Mobil Listrik Ancam Sepertiga Populasi Kera Besar di Hutan-hutan Afrika

21 hari lalu

Industri Mobil Listrik Ancam Sepertiga Populasi Kera Besar di Hutan-hutan Afrika

Penelitian mengungkap dampak dari tambang mineral di Afrika untuk memenuhi ledakan teknologi hijau di dunia terhadap bangsa kera besar.

Baca Selengkapnya

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

30 hari lalu

Ribuan Anak Afrika Terserang Sindrom Mengangguk, Gangguan Saraf yang Masih Misterius

Sindrom mengangguk menyerang ribuan anak di Afrika. Gangguan saraf ini masih misterius dan belum diketahui pasti penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

42 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

42 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

42 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dibesarkan dari Lahir, Singa Terkam Penjaga hingga Tewas

21 Februari 2024

Dibesarkan dari Lahir, Singa Terkam Penjaga hingga Tewas

Seekor singa jantan membunuh penjaga yang telah merawatnya dari bayi saat sedang diberi makan.

Baca Selengkapnya