Ternyata Manusia yang Bikin Punah Hewan-hewan Berikut  

Reporter

Jumat, 29 April 2016 04:30 WIB

Pemburu menembak burung yang sedang terbang saat pembukaan hari pertama musim berburu di Castell'Azzara, Tuscany, Italia, 20 September 2015. Jumlah pemburu di Italia menurun, dari 1.701.853 pada tahun 1980 menjadi 751,876 pada tahun 2007 dan terus mengalami penurunan hingga 55,8% di tahun 2015. REUTERS/Max Rossi

TEMPO.CO, Cambridge - Riset tim ilmuwan Inggris menyodorkan temuan tentang apa yang menyebabkan punahnya sebagian besar binatang besar di bumi selama 100 ribu tahun terakhir. Penelitian tim University of Cambridge di Inggris itu menunjukkan bahwa manusia dan perubahan iklim adalah penyebab gelombang kepunahan di masa lalu yang menghapus binatang besar, seperti mammoth dan mastodon, dari muka bumi.

Dengan melakukan pengkajian terhadap kepunahan selama periode Quaternary akhir—mulai 700 ribu tahun silam hingga sekarang, terutama 100 ribu tahun terakhir—para peneliti dapat menaksir nilai relatif dari sejumlah faktor berbeda yang menyebabkan punahnya megafauna darat, yaitu binatang berbobot lebih dari 44 kilogram.

Gelombang itu menyebabkan punahnya mammoth di Amerika Utara dan Eurasia. Begitu pula mastodon dan sloth raksasa di Amerika, serta badak berambut tebal di Eropa. Di Australia, kanguru raksasa dan wombat ikut terkena dampaknya. Sama halnya dengan burung moa di Selandia Baru.

Peneliti menggunakan data dari inti es Antartika yang merekam perubahan iklim Bumi sejak beberapa ratus ribu tahun silam. Mereka juga menyusun informasi ihwal datangnya manusia dari Afrika ke lima daratan besar, yakni Amerika Utara, Amerika Selatan, sebagian besar Eurasia, Australia, dan Selandia Baru.

Analisis statistik menunjukkan bahwa kombinasi datangnya manusia dan perubahan iklim menyebabkan kepunahan. Hasil riset ini juga memberi masukan atas konsekuensi tekanan terhadap megafauna yang hidup saat ini, semisal harimau, beruang kutub, gajah, dan badak.

"Riset kami menunjukkan bahwa perpaduan tekanan manusia dan perubahan iklim mampu menyebabkan kepunahan binatang besar di masa lampau," kata Graham Prescott, peneliti yang terlibat dalam riset itu. "Banyak binatang besar yang saat ini terancam oleh tekanan perburuan dan perubahan iklim. Jika kita tidak mengambil tindakan untuk menyampaikan masalah ini, kita mungkin akan melihat gelombang kepunahan lain."

SCIENCE DAILY | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

4 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

44 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

45 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

45 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

9 Januari 2024

Menengok Silsilah Keluarga Kate Middleton

Kate Middleton atau Catherine, Putri Wales lahir pada 9 Januari 1982 dan tepat hari ini usianya menginjak 42 tahun. Silsilahnya?

Baca Selengkapnya

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

9 Januari 2024

Kate Middleton Menapaki 42 Tahun, Putri Wales yang Pernah Jalani Masa Kecil di Yordania

Kate Middleton genap 42 tahun. Bagaimanakah perjalanan hidupnya sejak kecil lalu menjadi istri Pangeran William, Putra Mahkota, Kerajaan Inggris Raya

Baca Selengkapnya