Mayoritas Konsumsi Internet di Indonesia untuk Media Sosial

Reporter

Jumat, 29 April 2016 05:00 WIB

mengunduh musik dari Internet. Ilustrasi

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informasi menyebutkan penggunaan internet mayoritas digunakan masyarakat untuk menikmati konten media sosial.

"Pengguna internet di Indonesia dari data paling banyak mengunakan media sosial," kata Kepala Biro Humas Keminfokom Ismali Cawidu saat diskusi di Gedung Pertemuan Ilmiah Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

Dalam forum literasi media dalam rangka mendukung revolusi mental untuk mewujudkan masyarakat berintegritas, Ismail mengatakan rata-rata hampir setiap hari penggunaan internet didominasi penggunaan medsos selebihnya konten lain.

Menurut dia, diperlukan literasi untuk memahami karakteristik media sosial sebab media sosial hadir di tengah-tengah ruang publik yang menjadi sumber daya terbatas.

"Perlu diketahui bahwa media sosial tidak ada yang gratis, dan memiliki ciri ethenity yang hukumnya berlaku sama di kehidupan maya bahkan bisa menjadi jebakan. Hindari perbincangan politik dan SARA di medsos," ucapnya.

Selain itu medsos juga punya penyimpanan secara permanen di pemilik perusahaan medsos, meski sudah dihapus di dalam ponsel maupun akun medsos namun gambar tersebut masih tersimpan.

"Jangan salah medsos seperti facebook, twitter, whats up, instagram menyimpan seluruh percakapan dan gambar apapun itu. Salah satu pengguna medsos terbanyak adalah facebook saat ini," ujarnya.

Bahkan jumlah pengguna internet melalui ponsel pintar berbasis android di Indonesia kini sudah mencapai 124 juta pengguna. Sementara untuk keuntungan yang masuk ke kas negara mencapai Rp14 triliun dari beberapa provider selular.

"Kita sudah melakukan himbauan agar masyarakat tidak terlalu mengunakan internet dengan medsos tapi kepada konten lain yang sifatnya edukasi, tetapi arusnya begitu kuat, ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita, bisa dimana saja membuka medsos," bebernya.

Sementara akademisi dari Unhas, Muliadi, menyatakan medsos saat ini masuk tanpa lagi melalui penyaringan atau sensor, semua masuk bahkan pornografi pun dianggap sebagai hal biasa dan lumrah pada jejaring medsos apa saja.

Berdasarkan data KPI pada 2012 jumlah pengaduan masyarakat tentang siaran yang tidak mendidik mencapai angka 43.407 ribu dan terus bertambah setiap tahunnya.

Saat ini masyarakat tidak lagi dipusingkan dengan informasi bahkan sangat puas dengan informasi yang masuk baik melalui media televisi, radio, koran maupun secara online asalkan punya jaringan internet dengan didukung paket data di ponsel.

"Mengapa harus ada literasi media, karena untuk menghindari dampak negatif. Sebab cara pandang media berbeda-beda begitupun masyarakat. Ini yang perlu disikapi semua pihak terutama Infokom sebagai pengontrol informasi," katanya

Selain itu saat ini masyarakat lebih percaya media dari pada fakta sebenarnya termasuk berkurangnya rasa mengkritisi berita apakah itu benar atau salah, karena mereka sudah lelah dengan informasi dimana-mana, belum lagi media online menyiarkan berita tanpa akurasi dan hanya mengandalkan kecepatan.

Ketua KPID Sulsel Aliem Febri Sonny juga sebagai pemateri menambahkan pihaknya terus mendorong agar perusahaan media bisa menyajikan siaran edukasi. Kendati masih banyak program yang dinilai melanggar pihaknya berusaha untuk terus melakukan pemantauan.

Diskusi tersebut dibuka Direktur Kemitraan dan Komunikasi Keminfo, Dedet Surya Nandika, didampingi Dekan Fisip Unhas Prof Andi Alimuddin Unde dan moderator dipandu Iqbal Sultan serta dihadiri sejumlah media dan mahasiswa.

ANTARA

Berita terkait

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

22 Februari 2021

Strategi Lintasarta Dukung Dunia Bisnis

Di 2021, Lintasarta tetap berkomitmen memberikan layanan terbaik untuk berbagai sektor industri.

Baca Selengkapnya

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

11 Juni 2018

Sempat Diretas, Ditjen Pajak Targetkan Situsnya Pulih Hari Ini

Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan menargetkan pemulihan situsnya yang sempat diretas rampung pada hari ini.

Baca Selengkapnya

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

31 Mei 2018

Kominfo Blokir 34 Situs Berunsur Radikalisme Selama April 2018

Kominfo berupaya meminimalkan aksi teror dengan memblokir konten radikalisme.

Baca Selengkapnya

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

24 Januari 2018

Pangsa Pasar Besar, Situs Perbandingan Harga Priceprice.com Diluncurkan

Situs perbandingan harga Priceprice.com diluncurkan di Indonesia. Priceprice.com untuk memudahkan pengguna membandingkan harga barang.

Baca Selengkapnya

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

27 September 2017

Situs Om Senang Mirip Nikahsirri.com Hebohkan Belgia

Pihak berwenang Belgia akan mengambil sikap tegas terhadap peredaran situs yang diduga menawarkan pelacuran terselubung.

Baca Selengkapnya

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

27 Agustus 2017

Google Chrome Bakal Memungkinkan Pengguna Membisukan Situs Web

Google menguji opsi baru yang memungkinkan pengguna membisukan situs web secara permanen di dalam browser Chrome.

Baca Selengkapnya

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

10 Agustus 2017

Ingin Sukses Cari Uang Lewat YouTube? Ada Kiatnya...

Salah satu cara yang dipilih generasi Millennial untuk mengekspresikan diri adalah mengunggah materi ke YouTube, tapi kenapa tak semua sukses?

Baca Selengkapnya

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

10 Agustus 2017

Bagaimana Menyusun Kata Sandi yang Anti Pembobolan?

Bill Burr, pernah merilis sebuah buku (pedoman) di tahun 2003 lalu berisi kata sandi yang tidak dapat diretas, masih manjurkah?

Baca Selengkapnya

Jaringan Telekomunikasi di Pulau Terluar Sulut akan Dibangun  

12 Juli 2017

Jaringan Telekomunikasi di Pulau Terluar Sulut akan Dibangun  

Pemerintah terus melanjutkan pembangunan jaringan dan infrastruktur telekomunikasi di perbatasan.

Baca Selengkapnya

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

12 Juli 2017

Google, Facebook, Spotify Akan Ikut Aksi Dukung Net Neutrality

Perusahaan-perusahaan, seperti Google, Facebook, Spotify, Jumat lalu mengumumkan akan berpartisipasi dalam aksi 12 Juli untuk mendukung net neutrality

Baca Selengkapnya