3 Dekade Ledakan Chernobyl, Masih Layakkah PLTN Dibangun?

Reporter

Selasa, 3 Mei 2016 13:13 WIB

Pemandangan suasana sepi di Pripyat, Ukraina, 23 Maret 2016. Kota yang terletak dekat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl ini berubah menjadi kota hantu sejak ditinggal penghuninya pada 1986. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pagi, 26 April 1986, reaktor nomor empat pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl di Kota Pripyat meledak. Berselang 36 jam kemudian, seluruh penghuni kota itu, yang sebagian besar bekerja di sana, dievakuasi. Tak lama, Pripyat pun menjadi kota mati.

Tiga dekade berlalu. Semak, tanaman merambat, dan pepohonan menguasai bangunan, apartemen, serta jalanan yang ditinggalkan. Hewan-hewan kembali terlihat di sekitar Chernobyl yang terletak di utara Ukraina itu. Tapi manusia tak diizinkan menghuni kota itu lagi.

Ledakan pembangkit listrik bernama Vladimir Ilyich Lenin ini menjadi mimpi buruk bagi Uni Soviet. Sekitar 190 ton bahan radiasi lolos dari reaktor, mencemari wilayah Belarusia, Ukraina, Rusia, hingga Eropa. Belarusia menerima dampak terparah. Seperempat wilayah terkontaminasi radioaktif.

Ini bencana reaktor nuklir terparah dalam sejarah manusia dalam hal biaya dan dampak yang ditimbulkan. Bencana Chernobyl masuk kategori 7, tertinggi dalam International Nuclear Event Scale. Bencana lain yang masuk kategori itu adalah bocornya PLTN Fukushima Daiichi di Jepang pada 2011.

Akibat bencana itu, 31 orang meninggal dan area dalam radius 30 kilometer dari Chernobyl menjadi zona terlarang. Denis Kovalev, Minister-Counsellor Kedutaan Besar Republik Belarusia, mengatakan ratusan ribu orang diungsikan setelah ledakan. Lahan pertanian rusak dan tak layak ditanami lagi.

“Kota dan desa mereka, seluruh fasilitas dan bangunan, dihancurkan karena tak mungkin lagi direhabilitasi,” kata Kovalev dalam diskusi peringatan 30 tahun bencana Chernobyl di kantor Badan Tenaga Nuklir Nasional, Jakarta, Selasa pekan lalu.

Seolah tak jera akan dampak bencana nuklir, Belarusia malah membangun PLTN berkapasitas 2.400 megawatt. Alasannya, ada kebutuhan energi besar. Fasilitas senilai US$ 9 miliar itu beroperasi pada 2018. “Energi nuklir prioritas bagi kami,” kata Andrei Trusov, Atase Media Kedutaan Besar Republik Belarusia.

Akibat radiasi Chernobyl, Associated Press melaporkan bahwa susu sapi dari peternakan sekitar 2 kilometer dari pembatas zona terlarang tercemar mengandung isotop strontium-90. Kadarnya 37,5 becquerel, 10 kali lebih tinggi dari ambang batas aman. Isotop ini diyakini sebagai penyebab kanker dan penyakit kardiovaskuler.

Andrei Trusov, atase bidang politik, sains, teknologi, dan media massa Kedutaan Besar Republik Belarusia untuk Indonesia, mengatakan situasi seperti itu terjadi 20-30 tahun silam. “Kami sudah berhasil menanganinya,” kata Trusov, menjawab pertanyaan Tempo, pekan lalu.

Efek bahaya radiasi membuat PLTN banyak ditentang, termasuk di Indonesia. Meski begitu, untuk keperluan riset, Indonesia memiliki tiga reaktor, yakni di Bandung, Serpong, dan Yogyakarta. “Untuk riset dan produksi radioisotop,” kata Kepala Batan, Djarot Sulistio Wisnubroto, saat berkunjung ke kantor Tempo, pertengahan April lalu.

Batan akan membangun fasilitas riset Reaktor Daya Eksperimental (RDE) berkapasitas 10 megawatt di Serpong dan mulai beroperasi pada 2021. Meski mengoperasikan reaktor nuklir, menurut Djarot, Batan tak bisa membangun reaktor komersial. “Batan hanya lembaga riset, tak bisa membangun dan mengoperasikan PLTN,” katanya.

Lantas, bagaimana pendapat masyarakat soal PLTN? Dalam survei tahun lalu, 75 persen dari 4.000 responden setuju ada PLTN di Indonesia. Menurut Djarot, mereka frustrasi dengan ketersediaan listrik saat ini. “Ketika ditawarkan bahwa nuklir bisa menghasilkan listrik, mereka setuju,” kata Djarot.

Wilayah yang dinilai cocok untuk membangun PLTN adalah Bangka Belitung. Namun warga di sana masih banyak yang khawatir akan bahaya nuklir. “Banyak yang bilang, kalau bisa jangan dekat daerah permukiman mereka.”

GABRIEL WAHYU TITIYOGA

Berita terkait

Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

4 hari lalu

Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

Ivan Gunawan akhirnya datang meresmikan Masjid Indonesia di Uganda yang sudah dibangunnya sekitar 2 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

9 hari lalu

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Bersiap Ke Uganda Resmikan Masjidnya, Begini Rute Perjalanan dari Indonesia

12 hari lalu

Ivan Gunawan Bersiap Ke Uganda Resmikan Masjidnya, Begini Rute Perjalanan dari Indonesia

Ivan Gunawan akan ke Uganda untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Bagaimana rute dari Indonesia ke Uganda?

Baca Selengkapnya

Mahkamah Konstitusi Uganda Pertahankan Undang-Undang Anti-LGBTQ

24 hari lalu

Mahkamah Konstitusi Uganda Pertahankan Undang-Undang Anti-LGBTQ

Mahkamah Konstitusi Uganda hanya merubah beberapa bagian dalam undang-undang anti-LGBTQ.

Baca Selengkapnya

Anak Presiden Uganda Ditunjuk jadi Panglima Militer

37 hari lalu

Anak Presiden Uganda Ditunjuk jadi Panglima Militer

Muhoozi Kainerugaba akan menjabat sebagai panglima militer di Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda (UPDF) setelah ditunjuk oleh ayahnya, Presiden Uganda Yoweri Museveni.

Baca Selengkapnya

Siapa Hakim ICJ Julia Sebutinde? Ini Alasannya Kenapa 'Bela' Israel

29 Januari 2024

Siapa Hakim ICJ Julia Sebutinde? Ini Alasannya Kenapa 'Bela' Israel

Hakim ICJ Julia Sebutinde menilai kasus Israel - Palestina secara historis bersifat politis atau teritorial, bukan sengketa hukum

Baca Selengkapnya

Uganda Tolak Akui Julia Sebutinde, Hakim Pendukung Israel di ICJ

28 Januari 2024

Uganda Tolak Akui Julia Sebutinde, Hakim Pendukung Israel di ICJ

Uganda menolak dikaitkan dengan Julia Sebutinde, seorang hakim yang menentang semua putusan sementara untuk Israel

Baca Selengkapnya

Riuh Budi Arie Jadi Menlu Ad Interim, Kemlu: Penunjukan Ini Hal Biasa

22 Januari 2024

Riuh Budi Arie Jadi Menlu Ad Interim, Kemlu: Penunjukan Ini Hal Biasa

Kemlu angkat bicara soal isu mundurnya sejumlah menteri dari kabinet. Isu itu muncul berbarengan dengan penunjukan Budi Arie sebagai menlu ad interim.

Baca Selengkapnya

Pelari Uganda Benjamin Kiplagat Ditemukan Tewas di Kenya, Diduga Ditusuk dengan Pisau

1 Januari 2024

Pelari Uganda Benjamin Kiplagat Ditemukan Tewas di Kenya, Diduga Ditusuk dengan Pisau

Jasad Benjamin Kiplagat ditemukan dengan luka benda tajam di lehernya. Polisi menduga dia dibunuh.

Baca Selengkapnya

Presiden Burundi: Kaum Gay Seharusnya Dirajam

31 Desember 2023

Presiden Burundi: Kaum Gay Seharusnya Dirajam

Komentar Presiden Burundi tentang kaum gay ini merupakan bukti terbaru meningkatnya intoleransi terhadap kelompok LGBT di kawasan Afrika Timur.

Baca Selengkapnya