Karim Hussein (38) yang disebut sebagai "Pharaoh" memakan sebuah daging mentah di Kairo, Mesir, 18 Maret 2016. REUTERS
TEMPO.CO, New York - Sebuah tinjauan penelitian berskala besar yang melibatkan lebih dari 1,5 juta orang menemukan angka kematian lebih tinggi pada mereka yang makan daging, terutama daging merah atau daging olahan, setiap hari.
Dilakukan dokter dari Mayo Clinic di Arizona, kajian berjudul Apakah Daging Membunuh Kita? itu diterbitkan Journal of American Osteopathic Association, Kamis, 5 Mei 2016.
Para penulis menganalisis enam studi yang mengevaluasi efek diet daging dan vegetarian pada kematian. Tujuannya memberi dokter petunjuk berbasis bukti tentang apakah mereka harus mencegah pasien dari makan daging.
Rekomendasi mereka: dokter harus menyarankan pasien membatasi produk hewani bila mungkin dan mengkonsumsi lebih banyak nabati daripada pada daging.
"Data ini memperkuat apa yang telah kita diketahui begitu lama—diet Anda memiliki potensi besar untuk menyakiti atau menyembuhkan," kata Brookshield Laurent, asisten profesor ilmu kedokteran keluarga di New York Institute of Technology College of Osteopathic Medicine.
"Bukti berdasarkan klinis ini dapat membantu dokter dalam memberikan saran kepada pasien tentang peran penting pola makan, yang mengarah pada peningkatan perawatan pencegahan.”
Sedangkan temuan untuk populasi Amerika Serikat dan Eropa agak berbeda. Data itu menemukan kenaikan paling tajam angka kematian pada kenaikan asupan daging merah. Studi 2014 itu diikuti lebih dari satu juta orang berusia 5,5-28 tahun.
Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
22 jam lalu
Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.