Koalisi LSM Lingkungan Desak Pemerintah Tinggalkan Batu Bara  

Reporter

Editor

Erwin prima

Senin, 9 Mei 2016 15:23 WIB

Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Solidaritas untuk Keadilan Warga Batang melakukan aksi unjuk rasa, di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta, 1 April 2016. Dalam aksi damai tersebut mereka menolak rencana pembangunan mega proyek PLTU batu bara. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Break Free, yang merupakan gabungan dari Greenpeace, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), dan Jaringan Advikasi Tambang (Jatam), mendesak pemerintah Indonesia melepaskan diri dari batu bara. Koalisi akan melakukan aksi mobilisasi massa pada 11 Mei 2016 dari Bundaran Hotel Indonesia menuju silang Monas, Jakarta.

"Akan ada 2.000-3.000 orang yang terdiri atas segala elemen masyarakat yang terkena dampak pembangunan PLTU di Jawa, para aktivis lingkungan, dan seniman," ucap Kepala Greenpeace Indonesia Longgena Ginting dalam konferensi pers di Oria Hotel, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 9 Mei 2016.

Koalisi ini menilai pembangunan PLTU dan perluasan tambang batu bara tidak memperhatikan dampak sosial dan lingkungan yang serius. Partikulat-partikulat berbahaya seperti PM 2,5, merkuri, serta arsenik dari pembakaran batu bara dapat menyebar hingga radius 500-1.000 kilometer dari lokasi PLTU.

Khalisah Khalid dari Walhi mengatakan ketergantungan pada industri batu bara untuk kepentingan ekspor dan industri semakin akut. Hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan bencana ekologis. Padahal sumber energi terbarukan sangat melimpah di Indonesia.

"Dengan ancaman mematikan perubahan iklim, kita tidak memiliki waktu untuk berlama-lama menggunakan energi fosil batu bara terlalu lama. Pemerintah harus membuat target yang lebih ambisius untuk segera beralih menuju energi bersih terbarukan," ujar Ginting.

Menurut Koalisi, sudah saatnya Indonesia menghentikan ketergantungan yang sangat tinggi pada energi kotor batu bara serta segera beralih ke sumber energi terbarukan yang bersih dan berkelanjutan. Menggunakan sumber energi batu bara, tutur dia, mengancam masa depan anak-anak Indonesia yang seharusnya bersih dan aman.

CHITRA PARAMAESTI




Berita terkait

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

15 jam lalu

Pemerintah Filipina Tolak Padi Beras Emas Kembali Dikurung di Laboratorium

Pengadilan baru saja mencabut izin penanaman komersial padi Beras Emas atau Golden Rice hasil rekayasa genetika di Filipina.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

1 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

1 hari lalu

Massa Aksi Desak Bank Setop Beri Pendanaan Buat Energi Kotor Seperti Batu Bara, Mengapa?

Energi kotor biasanya dihasilkan dari pengeboran, penambangan, dan pembakaran bahan bakar fosil seeperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

5 hari lalu

Greenpeace Sebut Pembukaan Lahan Hutan untuk Sawit Pemicu Utama Deforestasi

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau GAPKI mengklaim ekspor ke luar negeri turun, terutama di Eropa.

Baca Selengkapnya

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

7 hari lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

7 hari lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

11 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

11 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

27 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

29 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya