Perkenalkanlah Avidekel, Ganja tanpa Efek Terbang

Reporter

Selasa, 17 Mei 2016 00:06 WIB

Strain tanaman ganja bernama Avidekel. trust.org

TEMPO.CO, Yerusalem - Strain ganja yang tidak memabukkan untuk tujuan pengobatan salah satunya ada di Israel. Strain ganja yang diberi nama Avidekel ini dikembangkan di Tikun Olam, perkebunan ganja untuk kepentingan medis di Israel bagian utara.

Avidekel merupakan strain ganja yang mengandung Tetrahydrocannabinol (THC) dalam kadar yang sangat rendah, yakni kurang dari 1 persen. THC adalah zat psikoaktif dalam ganja yang membuat penggunanya merasa "melayang" alias mabuk. "Pemakaian Avidekel tidak akan membuat penggunanya merasa dirajam," kata pemerintah Israel.

Kendati tidak memabukkan, Avidekel tetap memiliki manfaat obat. Sebab, kandungan THC Avidekel jauh lebih sedikit ketimbang ganja Tikun Olam paling populer yang mengandung THC 23 persen.

THC adalah zat paling populer dari lebih 60 macam Cannabinoid yang ditemukan di dalam ganja. Salah satu Cannabinoid yang paling penting adalah Cannabidiol (CBD), zat yang berguna untuk anti-inflamasi. Dengan dosis rendah THC, Avidekel dapat dimanfaatkan sebagai obat penghilang rasa sakit tanpa membuat penggunanya merasa mabuk.

"Efek 'melayang' hanyalah efek samping penggunaan ganja yang tidak selalu diinginkan. Untuk beberapa orang, hal itu bahkan tidak menyenangkan," kata Zack Klein, kepala pengembangan di Tikun Olam, seperti dikutip dari Live Science. Sebelumnya, perkebunan ini menciptakan strain ganja kaya CBD sejak 2009.

Raphael Mechoulam, profesor kimia obat di Universitas Hebrew di Yerusalem, menilai Avidekel agak berbeda ketimbang jenis ganja lainnya. "Ada kemungkinan rasio konsentrasi CBD dan THC pada Avidekel adalah yang tertinggi di antara ganja produksi perusahaan yang lain," kata dia.

Namun, menurut dia, tetap saja melacak jenis ganja obat yang tepat bukan perkara gampang. Mechoulam beranggapan, ganja tanpa efek mabuk seperti Avidekel mungkin saja ada di belahan dunia lain. "Semua industri sangat tidak terorganisasi, sehingga orang tidak tahu persis apa yang masing-masing perusahaan lakukan," ujar Mechoulam.

LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

51 menit lalu

Top 3 Dunia: Jusuf Kalla Bertemu Hamas Hingga AS-Israel Diduga Langgar Hukum Internasional

Berita Top 3 Dunia pada Selasa 7 Mei 2024 diawali oleh kabar Ketua Umum PMI Jusuf Kalla meminta kelompok Palestina Hamas untuk bersatu dengan Fatah

Baca Selengkapnya

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

11 jam lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

11 jam lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

11 jam lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

12 jam lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

12 jam lalu

Profil Gustavo Petro, Presiden Kolombia Tegas Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Israel

Gustavo Petro, Presiden Kolombia ini menyatakan sikap negaranya memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel karena genosida di Gaza Palestina.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

12 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

13 jam lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

13 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

15 jam lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya