Cina Bikin Aplikasi Ponsel Pelacak Anak Hilang  

Reporter

Rabu, 18 Mei 2016 05:00 WIB

ilustrasi penculikan. Tempo/Indra Fauzi

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Cina memperkenalkan aplikasi ponsel yang memungkinkan orang melaporkan kasus kehilangan atau penyelundupan anak serta lokasi terakhir korban terlihat. Platform online itu dibuat untuk mendistribusikan informasi tentang kehilangan anak.

Begitu anak-anak dilaporkan hilang, polisi anti-penyelundupan manusia akan menyiarkan informasi dengan cepat pada platform itu. Informasi yang berkaitan kemudian akan didistribusikan melalui aplikasi ponsel, seperti layanan peta pemanduan dan akun resmi di Sina Weibo.

Orang awam akan memiliki akses secara langsung. Tujuannya untuk membantu polisi dan pihak berwenang lain menemukan anak yang hilang secepat mungkin.

Pernyataan resmi biro investigasi kriminal Kementerian Keamanan Publik mengatakan lebih dari 5.000 polisi anti-penyelundupan akan langsung meng-upgrade aplikasi itu ketika mendapat laporan kehilangan anak.

"Informasi akan sampai kepada pengguna aplikasi dalam lingkungan beberapa ratus kilometer dalam waktu beberapa detik," ujar Deputi Inspektur Kementerian Keamanan Publik Chen Shiqu, seperti dilansir dari CCTV, 17 Mei 2016.

Chen Shiqu mengatakan para pengguna bisa langsung menghubungi polisi jika melihat tersangka. Kementerian Keamanan Publik dan perusahaan teknologi raksasa Cina, Alibaba Group Holding, bekerja sama membuat aplikasi ini.

CCTV | SPUTNIK NEWS | YON DEMA

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

6 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

7 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

11 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

14 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

2 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya