TEMPO.CO, Washington, DC - Kapal perusak baru milik Angkatan Laut Amerika Serikat, Zumwalt, terlihat seperti kapal masa depan. Dibangun dengan ide teknologi stealth dan otomatisasi, kapal ini akan menjadi bagian dari Angkatan Laut Amerika pada 2016. Saat ini, Zumwalt telah dikirim ke Angkatan Laut Amerika setelah selama sebulan menjalani uji coba laut.
Pada Oktober mendatang, Angkatan Laut akan menempatkan Zumwalt di Baltimore. Mulai saat ini, awak kapal akan menggunakan masa empat bulan ke depan untuk berlatih dengan kapal baru mereka di bawah komando Kapten James Kirk.
"Zumwalt adalah lambung pertama yang dikirim dari tiga kapal bernilai US$ 22 miliar. Kapal kedua dan ketiga—Michael Moonsor (DDG-1001) dan Lyndon B. Johnson (DDG-1002)—saat ini sedang dibangun di BIW," ujar Sam LaGrone dari US Naval Institute, sebagaimana dikutip Popular Science, akhir pekan ini.
Kapal ini dibangun dengan sistem penggerak listrik di mana mesin utama mendukung jaringan listrik yang memungkinkan lebih banyak peluang untuk menambahkan sistem tambahan ke kapal.
Senjata utama kapal ini adalah BAE Systems Advanced Gun Systems (AGS) 155mm ganda, yang dirancang untuk menembakkan roket khusus dengan pemandu untuk menyerang sasaran di darat-Long Range Land Attack Proyektil (LRLAP) dari Lockheed Martin.
Zumwalt dan dua kapal lain dari kelasnya dirancang untuk membawa sekitar setengah awak kapal perusak yang ada di Angkatan Laut Amerika. Otomatisasi kapal ini membuat hal itu menjadi mungkin, seperti halnya sejumlah besar kapal berdaya listrik.
Bahkan, sementara kini dilengkapi rudal dan senjata, di masa depan kapal ini bisa memiliki senjata laser. Bentuk tubuh yang unik dari kapal ini dikenal sebagai desain "tumblehome".
POPULAR SCIENCE | ERWIN Z
Berita terkait
12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu
5 menit lalu
12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Baca SelengkapnyaJika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru
54 menit lalu
Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.
Baca SelengkapnyaMiliter Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir
1 jam lalu
Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir
Baca SelengkapnyaBelgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB
1 jam lalu
Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB
Baca SelengkapnyaSekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina
2 jam lalu
Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.
Baca SelengkapnyaTentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya
2 jam lalu
Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.
Baca Selengkapnya4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon
4 jam lalu
Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.
Baca SelengkapnyaAcara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina
6 jam lalu
Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.
Baca SelengkapnyaAS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah
8 jam lalu
Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.
Baca SelengkapnyaSenjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional
10 jam lalu
Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.
Baca Selengkapnya