Riset Tes Buta Warna, Dody Diminta Tak Kuliah di Luar Negeri

Reporter

Kamis, 26 Mei 2016 15:58 WIB

Panitia penerimaan siswa baru melakukan tes fisik buta warna di SMK Negeri 1, Jakarta (1/7). TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Bandung - Riset tentang tes terbaru pengukur buta warna membuat Dody Qori Utama gagal melanjutkan kuliah doktoral di luar negeri. Mahasiswa jenjang strata tiga jurusan Teknik Biomedik, Institut Teknologi Bandung, ini diminta dosen pembimbingnya tetap studi dan merampungkan risetnya di Indonesia.

“Penelitian seperti ini belum ada di dunia. Mereka khawatir, hasil riset tersebut jatuh ke luar negeri,” katanya kepada Tempo, Senin, 23 Mei 2016.

Riset itu dirintis pada 2010, saat ia mengambil program master Teknik Biomedik di ITB. Gagasan ini didasari pembuatan alat ukur tes buta warna yang lebih rinci daripada beberapa tes yang dipakai selama ini.

Dody bercerita, gara-gara risetnya tersebut, ia hampir tak lulus jenjang master pada 2013. Sebab, belum ada standar tes buta warna di dunia. “Karena tema riset ini baru, jadi susah cari acuannya. Saya lulus dengan syarat harus dilanjutkan ke S-3,” ujarnya.

Terinspirasi tes buta warna Ishihara, Dody memodifikasi gambar tes dan menyematkan algoritma khusus sebagai basis ukur penglihatan orang. “Misalnya untuk pekerjaan jadi pilot atau masinis, bisa ditoleransi boleh buta warna asal hanya sekian persen,” kata pengajar sekaligus peneliti di jurusan Teknik Informatika Telkom University, Bandung, itu.

Riset yang mengukur kondisi buta warna seseorang ini berbasis pada kluster kemampuan sel reseptor pada mata, yakni sel batang (rod) yang peka terhadap cahaya dan kerucut (cone) yang peka terhadap warna. “Di mata kita ini kan ada sensor warna merah, kuning, dan biru,” ujarnya.

Gambar tes yang ditayangkan pada layar komputer tersebut berupa susunan bentuk lingkaran kecil dengan beragam ukuran dan warna. Di tengahnya, terdapat angka 1-9, yang bisa tampak jelas, samar, atau tidak terlihat sama sekali oleh mata orang yang diuji. Dengan tingkat penerangan gambar secara bertingkat, hasil tes bisa langsung diketahui di monitor.

Dody membuat delapan tingkat penilaian berdasarkan penglihatan rata-rata orang normal pada warna. Pengukurannya pada gambar berwarna merah, hijau, dan biru.

Pada kasus Dody, yang dinyatakan buta warna parsial atau sebagian, hasil tes itu menunjukkan matanya hanya dapat menangkap 25 persen jenis warna merah, 35 persen biru, dan 200 persen warna hijau. “Misalnya dari seribu warna hijau yang bisa dilihat orang, saya bisa sampai 2000,” ucapnya.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

2 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

2 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

6 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Pengunjung Situ Cileunca Pangalengan Tenggelam, Dua Korban Ditemukan Meninggal

18 hari lalu

Pengunjung Situ Cileunca Pangalengan Tenggelam, Dua Korban Ditemukan Meninggal

Laporan orang tenggelam di Situ Cileunca diterima pada 9 April 2024. Pencarian butuh berhari-hari karena dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Baca Selengkapnya

Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

33 hari lalu

Gerombolan Monyet Ekor Panjang ke Pemukiman Daerah Soreang Bandung

Setelah Kota Bandung, kini giliran Soreang, ibu kota Kabupaten Bandung, menjadi sasaran kawanan monyet ekor panjang untuk berkeliaran.

Baca Selengkapnya

Pemkab Bandung Raih 5 Penghargaan Top Bussiness 2024

43 hari lalu

Pemkab Bandung Raih 5 Penghargaan Top Bussiness 2024

Top BUMD Awards adalah kegiatan corporate rating atau pemberian penghargaan kepada BUMD-BUMD terbaik se-Indonesia

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

47 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

47 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

47 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya