Salah Vaksinasi Bikin Virus Flu Burung Bermutasi

Reporter

Editor

Erwin prima

Senin, 30 Mei 2016 19:25 WIB

Situasi peternakan Itik milik Sunaryo di Desa Sukorejo, Kecamatan Kunir, Kabupaten Lumajang, Minggu siang, 3 April 2016. Ribuan Itik mati akibat serangan virus flu burung di peternakan ini. TEMPO/David Priyasidharta

TEMPO.CO, Jakarta - Iswahyudi, ahli kedokteran hewan dari Universitas Airlangga mengungkap adanya mutasi virus flu burung dari 2012-2015 di Jawa Timur. Berdasarkan hasil penelitiannya, salah satu penyebab perubahan karakter itu adalah implementasi kebijakan pengendalian dan penanggulangan penyakit flu burung yang tidak tepat, yakni vaksinasi.

Menurut Iswahyudi, vaksinasi seharusnya dilakukan dengan pengulangan 2 kali ditambah 3 kali sehingga total 5 kali. “Tetapi dengan jumlah unggas yang begitu besar di Indonesia, termasuk Jawa Timur, pemerintah tidak punya cukup dana,” ujar Iswahyudi kepada wartawan usai menjalani sidang disertasi di Fakultas Kedokteran Hewan Unair Surabaya, Senin, 30 Mei 2016.

Akibatnya, tak semua unggas memiliki antibodi yang sama melawan virus mematikan tersebut. Jawa Timur yang paling besar mengalokasikan pemberian vaksin di Indonesia, misalnya, cakupannya tak sampai 5 persen. “Akibatnya, angka cakupan minimal vaksinasi yang diisyaratkan sebesar 70 persen, tidak tercapai," kata Iswahyudi.

Dia memaparkan, dari empat sektor peternakan yang ditetapkan pemerintah, peternak di sektor III skala kecil dan IV yang dikandangkan memiliki risiko tertular virus flu burung paling besar. Namun, pencegahannya tak sebanding. Berdasarkan penelitiannya, dari 279.353.386 ekor unggas di Jawa Timur pada 2015, vaksin yang dianggarkan hanya 2.700.000 dosis. “Artinya, cakupan vaksinasi penyakit flu burung di bawah 2 persen,” jelas Iswahyudi.

Di Jawa Tengah dan Jawa Barat bahkan lebih miris lagi. Pada 2015, pemerintah provinsi Jawa Tengah hanya mengalokasikan 325 ribu dosis dari total 187.256.652 ekor unggas. Di tahun yang sama, pemerintah provinsi Jawa Barat hanya mengalokasikan 950 ribu dosis dari total 691.600.000 ekor unggas.

Prof. Chairul Anwar Nidom, pembimbing disertasi Iswahyudi menambahkan, dari tiga provinsi, cakupan vaksinasi di Jawa Timur tertinggi, yakni berkisar 4,8 persen dari target 70 persen. “Berikutnya Jawa Tengah hanya 1,5 persen dan Jawa Barat 0,5 persen,” ujar dia.

Kepala Avian Influenza Research Center (AIRC) Unair itu pun menyebutkan, kasus flu burung di Banyuwangi pada Maret 2016 lalu adalah akibat vaksinasi yang tidak tepat. Setelah menganalisis data-data lapangan di Banyuwangi, Lamongan, dan lainnya, hampir semua merupakan ayam-ayam yang tidak divaksinasi.

“Nah, ayam-ayam yang mati itu virusnya ke mana? Lompatannya ke mana? Itulah yang saya khawatirkan sebagai penggunaan vaksin yang overuse atau berlebihan,”kata Nidom.

Overuse, kata dia, dilakukan akibat dukungan dana dari pemerintah yang sedikit namun tak sesuai kebutuhan tiap kabupaten. Akibatnya, jika terdapat suatu kabupaten/kota yang memiliki stok berlebih, lalu digunakan atau disuntikkan lagi.

Iswahyudi yang juga Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Jawa Timur itu mengusulkan dua solusi. Pertama, adanya jejaring Dinas Peternakan dari tingkat pusat sampai daerah. “Di tingkat provinsi harus ada dinas peternakan, di kabupaten harus ada dinas peternakan,” tuturnya.

Kedua, dukungan anggaran yang cukup dari pemerintah, baik pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota. “Ini sebagai wujud sharing responsibility sesuai amanat Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan," tutur Iswahyudi.

Iswahyudi juga meminta agar pemerintah tegas terhadap peternak rumah tangga yang tak mengandangkan unggasnya. Peternak unggas pekarangan yang tidak dikandangkan, diwajibkan beralih budidaya seperti kambing, dan lainnya. “Kalau dia tetap ingin memelihara unggas harus dikandangkan. Karena ketika unggas tidak dikandangkan, maka potensi tertular dari hewan ke manusia itu lebih besar,” ucap dia.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

3 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

4 hari lalu

Sebanyak 14.516 Calon Mahasiswa Ikuti UTBK 2024 di Unair, Simak Sistem Baru Penilaiannya

Universitas Airlangga mulai menggelar gelombang pertama UTBK 2024. Penyelenggara tes mengingatkan sistem baru pembobotan dalam nilai UTBK.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

5 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

6 hari lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

8 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

10 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

24 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

44 hari lalu

Ini Capaian Eri Cahyadi-Armuji Tiga Tahun Memimpin

Berbagai terobosan dan inovasinya dapat dirasakan langsung oleh warganya.

Baca Selengkapnya

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

56 hari lalu

Demam Kakatua Renggut 5 Nyawa di Eropa, Cek Penyebab dan Gejala

Demam kakatua dengan mudah menyebar di antara unggas dan juga menular ke manusia. Siapa saja yang berisiko tertular dan apa gejalanya?

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Thailand, Berkat Rekomendasi Kebijakan Publik Transportasi Massal

15 Februari 2024

Mahasiswa Unair Raih Penghargaan di Thailand, Berkat Rekomendasi Kebijakan Publik Transportasi Massal

Mahasiswa Unair meraih penghargaan dalam Young ASEAN Leaders Policy Initiative di Thailand. Rekomendasinya dinilai sebagai inisiatif terbaik.

Baca Selengkapnya