Uber Raih Pendanaan Rp 47 Triliun dari Arab Saudi  

Reporter

Editor

Erwin prima

Kamis, 2 Juni 2016 13:41 WIB

Travis Kalanick, CEO Uber. nytimes.com

TEMPO.CO, San Francisco - Perusahaan startup Uber pada Rabu, 1 Juni 2016, mengumumkan telah mendapatkan US$ 3,5 miliar atau sekitar Rp 47 triliun dari Dana Investasi Publik Arab Saudi, lembaga investasi kerajaan. Kucuran dana itu sekaligus menjadi salah investasi terbesar yang pernah dilakukan pada sebuah startup.

Dana itu merupakan bagian dari putaran pembiayaan terbaru yang menetapkan harga Uber senilai US$ 62,5 miliar atau sekitar Rp 851 triliun. Investasi itu pun tidak menghilangkan nilai investasi para investor Uber yang ada saat ini.

Uber, yang telah melihat Timur Tengah sebagai daerah penting dalam ekspansinya, mengatakan investasi itu selaras dengan rencana Arab Saudi mengubah ekonominya, mengurangi ketergantungan pada minyak, dan meningkatkan lapangan kerja.

Sampai saat ini, Arab Saudi belum dikenal untuk investasi modal ventura, meskipun beberapa anggota keluarga kerajaan telah membuat beberapa penawaran. Pangeran Alwaleed bin Talal, misalnya, telah berinvestasi di Lyft, pesaing Uber.

"Kami menghargai keyakinan terhadap bisnis kami di mana kami terus memperluas kehadiran global kami," ujar Travis Kalanick, salah satu pendiri dan CEO Uber, dalam sebuah pernyataan.

"Pengalaman kami di Arab Saudi adalah contoh yang bagus tentang bagaimana Uber bisa memberikan keuntungan kepada penumpang, sopir, dan kota-kota. Kami berharap dapat bermitra untuk mendukung reformasi ekonomi dan sosial mereka."

Investasi itu tercipta setelah David Plouffe, anggota Dewan Uber, melakukan perjalanan ke Timur Tengah pada Maret lalu dan diundang lembaga dana Saudi itu untuk memberi pemaparan. Diskusi memanas setelah itu, yang berpuncak pada kesepakatan.

Uber, yang merupakan bisnis swasta Silicon Valley yang paling mahal, telah mengumpulkan lebih dari US$ 11 miliar atau sekitar Rp 149 triliun dari investor sejak awal. Perusahaan telah merumuskan penggalangan dana pribadi, menarik ratusan juta dolar uang tunai dengan pesat, sekali setiap enam bulan atau lebih, untuk mendorong operasinya secara global.

Uber telah menarik modal dari berbagai investor, termasuk perusahaan modal ventura tradisional, raksasa reksa dana seperti BlackRock, serta klien kaya dari perusahaan seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley. Dana lain, seperti dari Qatar, juga diinvestasikan.

THE NEW YORK TIMES | ERWIN Z.




Berita terkait

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

5 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

9 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

10 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

11 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

12 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

13 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

14 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

14 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

15 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

19 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya