Wacana Pelepasan Nyamuk Modifikasi Picu Perdebatan

Reporter

Jumat, 10 Juni 2016 23:00 WIB

Jentik nyamuk Aedes aegyti terlihat di pusat penelitian pengendalian virus Zika dan penyakit akibat nyamuk lainnya di Kementrian Kesehatan Umum di Guatemala City, 26 Januari 2016. Para ibu hamil dihimbau tidak mengunjungi negara-negara di Amerika Latin. REUTERS/Josue Decavele

TEMPO.CO, Jakarta - Pelepasan nyamuk yang dimodifikasi secara genetis ke alam liar untuk memerangi nyamuk penyebar malaria, zika dan penyakit lainnya dianggap terlalu dini dan bisa menimbulkan konsekuensi tidak diinginkan, menurut laporan baru peneliti.

“Komite kami mendesak sikap hati-hati – masih banyak riset diperlukan untuk memahami konsekuensi ilmiah, etis, aturan dan sosial dari pelepasan nyamuk-nyamuk tersebut,” kata profesor James Collins dari Arizona State University, yang turut mengepalai komite National Academies of Sciences, Engineering and Medicine seperti dikutip AFP.

Komite itu sedang mempelajari modifikasi gen (gene drive) – sistem “perubahan gen turunan” yang membuat nyamuk kian besar kemungkinannya mewariskan sifat genetik dari induk kepada keturunannya.

Dengan teknik modfikasi genetik terbaru, sejumlah perubahan bisa langsung menyebar ke dalam populasi via gene drive, semakin meningkatkan peluang bahwa perubahan gen akan semakin meluas.

“Riset awal menunjukkan gene drive yang dikembangkan di laboratorium bisa menyebarkan gen yang ditargetkan hingga hampir 100 persen dari populasi jamur, lalat buah atau nyamuk,” menurut sejumah akademisi dalam laporan komite terbaru yang diumumkan pada Rabu.

Teknologi itu berpotensi digunakan untuk mengincar nyamuk liar, memodifikasi mereka sehingga mereka tidak bisa menyebarkan penyakit menular fatal seperti demam berdarah, malaria dan zika.

Dalam bidang pertanian, gene drive bisa digunakan untuk mengendalikan hama perusak tanaman pangan.

Namun, teknologi semacam itu bisa menimbulkan konsekuensi kerusakan tidak diinginkan “seperti kekacauan tidak diinginkan dari spesies nontarget atau muncul spesies kedua yang lebih agresif dan tangguh,” ujar peneliti.

“Karena tujuan penggunaan gene drive adalah untuk menyebarkan informasi genetik ke dalam populasi secara cepat, sulit untuk mengantisipasi dampaknya dan penting guna meminimalisir potensi konsekuensi tidak diinginkan,” tulis laporan tersebut.

Komite itu juga menemukan bahwa aturan yang ada tidak memadai untuk mengkaji risiko percobaan lapangan atau rencana pelepasan organisme yang dimodifikasi lewat gene drive.

“Hingga Mei 2016, tidak ada penilaian risiko ekologis yang dilakukan untuk organisme yang dimodifikasi secara genetis,” menurut laporan tersebut.


ANTARA

Berita terkait

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

22 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya

Cha Eun Woo Gelar Fan Concert Tambahan di Meksiko dan Brasil Pertengahan 2024

33 hari lalu

Cha Eun Woo Gelar Fan Concert Tambahan di Meksiko dan Brasil Pertengahan 2024

Penggemar global Cha Eun Woo di Amerika Selatan tentu semakin tak sabar menunggu penampilan solo perdananya di sana.

Baca Selengkapnya

Robinho Ditangkap Polisi untuk Jalani Hukuman 9 Tahun Penjara di Brasil karena Kasus Pemerkosaan di Italia

38 hari lalu

Robinho Ditangkap Polisi untuk Jalani Hukuman 9 Tahun Penjara di Brasil karena Kasus Pemerkosaan di Italia

Mantan pemain Manchester City dan Real Madrid, Robinho ditangkap polisi untuk menjalani hukuman 9 tahun di negaranya, Brasil, pada Kamis.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

57 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

58 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann di So Paulo, Brasil.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Hadiri G20 FMCBG di Brasil, Duduk Bersama Bahas Pemulihan Ekonomi Global

59 hari lalu

Sri Mulyani Hadiri G20 FMCBG di Brasil, Duduk Bersama Bahas Pemulihan Ekonomi Global

Sri Mulyani Indrawati terbang ke Brasil untuk menghadiri pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG). Mereka membahas isu-isu yang berkaitan dengan pemulihan ekonomi global

Baca Selengkapnya

Hadiri G20, Sri Mulyani Nilai Perekonomian RI Mirip dengan Brasil

29 Februari 2024

Hadiri G20, Sri Mulyani Nilai Perekonomian RI Mirip dengan Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan adanya kemiripan perekonomian antara Indonesia dan Brasil. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Puluhan Ribu Warga Brasil Unjuk Rasa, Dukung Eks Presiden yang Diduga Ingin Kudeta

26 Februari 2024

Puluhan Ribu Warga Brasil Unjuk Rasa, Dukung Eks Presiden yang Diduga Ingin Kudeta

Puluhan ribu warga Brasil berunjuk rasa di Sao Paulo untuk mendukung Jair Bolsonaro, mantan presiden yang diduga merencanakan kudeta setelah kalah pemilu pada 2022.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Tinggalkan Pertemuan G20 Demi Berpidato Dukung Palestina di ICJ

24 Februari 2024

Menlu Retno Tinggalkan Pertemuan G20 Demi Berpidato Dukung Palestina di ICJ

Menlu Retno Marsudi meninggalkan pertemuan tingkat menteri G20 untuk menyampaikan pernyataan lisan tentang Palestina di ICJ.

Baca Selengkapnya

Meriahnya Rio Carnival di Brasil yang Sudah Ada Sejak Zaman Kolonial

12 Februari 2024

Meriahnya Rio Carnival di Brasil yang Sudah Ada Sejak Zaman Kolonial

Rio Carnival di Brasil merupakan salah pesta terbesar di dunia yang menarik jutaan pengunjung dari berbagai negara.

Baca Selengkapnya