TEMPO Interaktif, Jakarta: Merapi bergemuruh tanpa henti. Awan panas dan lava muntah setiap hari dari kepundan gunung paling aktif sedunia di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu. Ribuan penduduk mengungsi. Pulang. Dan mengungsi lagi. Pemerintah sibuk. Ratusan relawan turun tangan. Dan sejak statusnya ditingkatkan dari siaga menjadi awas Merapi, semua kabar tentang gunung yang terakhir membawa korban pada 1992 itu pun senantiasa dinanti orang.Heboh Merapi tak cuma bersipongang di halaman media massa. Di luar sana, ada banyak orang-orang yang dengan tekun menyimak dan melaporkan perkembangan Merapi dari detik demi detik. Salah satunya adalah Chad yang menuliskan catatan hariannya di blog Mount Merapi. Semua tentang Merapi.Chad itu ekspatriat yang mengaku sebagai reporter lepas dan tinggal di Jakarta, tapi sedang menimba ilmu di Yogyakarta. Ia menyebut blog itu sebagai "experiment in net funded journalism." Chad cuma satu di antara sekian orang asing lain yang mengikuti dengan saksama perkembangan sebuah gunung di Indonesia dari detik demi detik. Satu di antara puluhan, mungkin ratusan, pelapor resmi dan tak resmi peristiwa yang membetot perhatian orang itu.Saya tak tahu dari mana Chad berasal. Mungkin Amerika, tempat Gunung St. Helena juga pernah meletus. Mungkin ia datang dari sebuah negeri lain yang penuh oleh gunung berapi lainnya. Mungkin dari sebuah tempat antah berantah. Apa bedanya?Sebab, Chad tak cuma mencatat. Ia hidup bersama Merapi. Setiap kali magma Merapi berdegup, begitu pula irama jantungnya. Setiap kali lava Merapi meluncur deras ke hulu-hulu sungai, begitu pula darah di dalam pembuluhnya. Karena itu kita bisa membaca betapa hidupnya laporan Chad di jurnal mayanya itu.Ia tak cuma menguasai istilah-istilah teknis kegunungapian. Ia melukiskan semua gejolak Merapi dengan detil lengkap, bertenaga, dan penuh warna. "Watching lava spill out of a volcano was arresting. I was arrested. Even from 6 miles away, its 2000 Fahrenheit glow knocked the wind out of me. A burning river tumbled down the mountainside, splashing orange bright beads like ocean spray along the way. The color deepened to red as it snaked down the mountain. I saw eight such fountains while I was there. It's a serious thing, lava."Mungkin memang beginilah seharusnya setiap penulis membuat jurnal harian. Sederhana. Apa adanya. Ia bahkan seperti tak peduli pada perkara desain blog. Ia lebih menukik ke kedalaman. Pada substansi. Sebuah inspirasi yang mungkin layak dicontoh siapa saja. Wicaksono
Lalui New Normal Seharian Bersama Mitsubishi Xpander MY 20
4 September 2020
Lalui New Normal Seharian Bersama Mitsubishi Xpander MY 20
Melakukan aktivitas jalan-jalan atau bepergian dengan Mitsubishi Xpande MY 20 menjadi bagian dari pengalaman berkendara yang berharga di masa new normal.