Ilmuwan Temukan Oksigen Tertua di Alam Semesta

Reporter

Editor

Erwin prima

Minggu, 19 Juni 2016 12:33 WIB

Ilustrasi oksigen terionisasi (hijau) yang ditemukan di galaksi tua SXDF-NB1006-2. washingtonpost.com

TEMPO.CO, Washington DC - Oksigen telah terdeteksi di galaksi yang letaknya sangat jauh dari bumi, tepatnya 13,1 miliar tahun cahaya. Galaksi ini menunjukkan tanda-tanda oksigen tertua yang pernah ditemukan oleh para ilmuwan. Ini adalah hal besar.

Segera setelah Big Bang, elemen paling ringan - helium, litium dan hidrogen - hadir. Unsur yang lebih berat, seperti karbon dan oksigen, diperlukan untuk pembentukan kehidupan. Tapi unsur-unsur ini tidak terbentuk sampai bintang-bintang pertama berusia cukup untuk menghasilkannya dengan cara fusi.

Penelitian baru terhadap galaksi SXDF-NB1006-2, yang diterbitkan dalam jurnal Science, membantu mendekatkan kita ke penentuan asal usul molekul yang memberi kehidupan ini.

Setelah Big Bang, semuanya terasa panas. Tapi setelah beberapa ratus ribu tahun, kemudian menjadi dingin dan tenang. Gas telah menahan partikel dengan muatan listrik menjadi hidrogen netral. Memasuki zaman kegelapan, alam semesta perlahan-lahan membawa gas hidrogen netral berkumpul ke dalam rumpun gravitasi.

Beberapa ratus juta tahun kemudian alam semesta akhirnya mendapatkan cukup hidrogen di satu tempat untuk membentuk bintang pertama. Bintang mengionisasi gas di sekitar mereka dalam sebuah fenomena yang dikenal sebagai reonization kosmik.

Ketika ditemukan pada tahun 2012, SXDF-NB1006-2 adalah galaksi tertua dan paling jauh yang pernah diamati. Rekor itu telah pecah beberapa kali.

Galaksi itu pertama kali ditemukan oleh Subaru Telescope karena cahaya hidrogen terionisasi yang dilepaskan oleh bintang-bintang muda, tetapi temuan lanjutan dengan teleskop radio Atacama Large Millimeter/submillimeter Array (ALMA) juga mengungkap cahaya oksigen yang terionisasi.

Galaksi itu tidak mengandung banyak oksigen - hanya sekitar 10 persen dari oksigen yang ditemukan di bawah matahari kita.

"Jumlah kecil ini diperkirakan karena alam semesta masih muda dan memiliki sejarah singkat pembentukan bintang pada waktu itu," kata penulis studi Naoki Yoshida dari Universitas Tokyo dalam sebuah pernyataan.

"Bahkan, simulasi kami memprediksi jumlahnya sepuluh kali lebih kecil dari Matahari. Tapi kami memiliki hal lain, yang tak terduga: Jumlah yang sangat kecil dari debu."

Kandungan oksigen SXDF-NB1006-2 ini hanya bisa didukung oleh keberadaan beberapa bintang yang belasan kali lebih besar dari matahari.

"SXDF-NB1006-2 akan menjadi prototipe dari sumber cahaya yang bertanggung jawab atas reionization kosmik," kata penulis studi Akio Inoue dari Osaka Sangyo University dalam sebuah pernyataan.

Mempelajari galaksi seperti ini dalam resolusi yang lebih tinggi diharapkan menjelaskan zaman kegelapan dari alam semesta kita.

WASHINGTON POST | ERWIN Z

Berita terkait

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

4 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

5 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

7 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

12 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

15 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

15 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

16 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

1 hari lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

1 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya