Mahasiswa ITS Bikin Alat Penyayat Bambu untuk Anyaman  

Reporter

Selasa, 2 Agustus 2016 10:10 WIB

Sejumlah pekerja menyelesaikan keranjang pakaian dari anyaman bambu di pusat kerajinan bambu Tunggak Semi, Malangan, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta, 14 April 2016. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Surabaya - Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, menciptakan alat penyayat bambu semi-otomatis. Alat tersebut mampu mengiris bambu menjadi bentuk lapisan yang lebih tipis dan banyak.

"Awalnya saya mendesain alat ini karena melihat betapa sulitnya para perajin menyiapkan bahan baku anyaman. Selain prosesnya lama, ketebalan jadi berbeda-beda," kata ketua tim, Alfiana Nur Hidayati, melalui siaran pers yang diterima Tempo, Senin, 1 Agustus 2016.

Kelima mahasiswa D3 jurusan Teknik Mesin dan Teknik Elektronika itu lantas tergerak untuk membuat alat penyayat bambu yang bekerja lebih baik dan menghasilkan sayatan lebih banyak. Mereka adalah Alfiana Nur Hidayati, Muhamad Faisol, Sarlita Pigafeta, Febby Ayu Ramadhani, dan Luqman Santoso.

Sebelumnya, Alfiana dan kawan-kawannya melakukan survei awal untuk mengetahui kebutuhan mendasar para perajin bambu di Magetan. Ternyata, hambatan terbesar selama ini adalah pemenuhan bahan baku siap pakai dalam bentuk bilah bambu untuk dianyam. "Perajin di sana kerap kekurangan bahan baku siap pakai. Sebab, untuk membuat bilah-bilah dengan cara menyayat itu butuh keahlian dan waktu yang relatif lama," katanya.

Timnya lalu menghitung, pengerjaan secara manual oleh dua orang tenaga kerja dalam sehari hanya bisa menghasilkan 600 bilah bambu siap anyam. Sedangkan dengan alat buatan mereka, bisa dihasilkan hingga 13.500 bilah atau sayatan siap anyam. "Jadi, dengan alat ini, kekhawatiran terhadap jumlah bahan baku siap pakai tidak akan terjadi lagi," tutur anggota lain, Sarlita.

Cara kerja alat tersebut terbilang efektif. Potongan bambu yang sudah ditentukan panjangnya, dibersihkan lalu dipotong menjadi empat sampai enam bagian dengan lebar tertentu. Setelah itu, bambu diletakkan dalam alat pres berbentuk kontak. Alat tinggal dijalankan maju dan mundur dengan bantuan tekanan kompresor. Gerakan maju dan mundur alat pres yang berisi bambu di bagian dalamnya ini dikendalikan oleh sebuah sensor maju-mundur.

Di bagian bawah alat yang berjalan diletakkan pisau untuk menyayat bambu. Saat bergerak maju, bambu tersayat satu kali, dan saat kembali ke posisi awal pun tersayat satu kali. "Bilah pisau diatur dan diletakkan sesuai dengan ketebalan bahan baku bilah bambu yang diinginkan," ujar Sarlita.

Karena kerja untuk menghasilkan sayatan ini berulang maju-mudur, dalam 30 detik alat mampu menghasilkan 30 bilah atau lembar sayatan. "Jika dikerjakan secara manual, selama 30 detik hanya dihasilkan satu sayatan atau satu bilah. Ketebalannya pun bisa berbeda," kata Faisol.

Ide mereka itu lolos seleksi nasional Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Institut Pertanian Bogor yang berlangsung pada Agustus 2016. Mereka diberi bantuan dari Dikti sebesar Rp 7,5 juta meski akhirnya mereka menambahkan biaya pribadi hingga total menghabiskan dana Rp 10 juta agar desain mesin itu terwujud. "Kami berharap ke depan alat ini bisa dimodifikasi untuk hasil kerja yang lebih baik," ucap Faisol.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

UTBK SNBT 2024 Hari Kelima, Dirjen Dikti Pantau Kesiapan dan Pengawasan di ITS

12 jam lalu

UTBK SNBT 2024 Hari Kelima, Dirjen Dikti Pantau Kesiapan dan Pengawasan di ITS

Dirjen Dikti memantau pelaksanaan UTBK SNBT di ITS.

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

4 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Bambang Pramujati Resmi Dilantik Sebagai Rektor ITS Periode 2024-2029

4 hari lalu

Bambang Pramujati Resmi Dilantik Sebagai Rektor ITS Periode 2024-2029

ITS melantik Bambang Pramujati sebagai rektor baru periode 2024-2029, menggantikan Mochamad Ashari.

Baca Selengkapnya

ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

9 hari lalu

ITS Buka Jalur Mandiri, Bisa Bebas Uang Pangkal dan Bisa Pakai KIP Kuliah

Cara daftar jalur mandiri ITS untuk dapat beasiswa bebas uang pangkal.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

9 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

11 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Biaya Kuliah ITS 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

16 hari lalu

Biaya Kuliah ITS 2024 Jalur SNBP, SNBT, dan Mandiri

Rincian biaya kuliah jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri Beasiswa ITS tahun akademik 2024

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

17 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

18 hari lalu

ITS Targetkan 30 Persen Mahasiswa Dapat Beasiswa, Dana Pencairannya Meningkat Sejak 2020

ITS berencana meningkatkan jumlah mahasiswa penerima beasiswa.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

25 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya