TEMPO.CO, Beijing - Beberapa bulan setelah desainnya diresmikan ke publik, konsep bus melayang Cina menjadi kenyataan. Bus listrik setinggi 4,8 meter itu memiliki bagian tempat penumpang yang ditinggikan dari tanah sehingga memungkinkan dua jalur mobil lewat di bawahnya.
Pemerintah Cina pada Selasa, 2 Agustus 2016, menunjukkan sebuah prototipe yang beroperasi di jalan-jalan di kota pelabuhan Qinhuangdao, yang akan menjadi bagian dari percobaan percontohan selama beberapa bulan ke depan.
Jika berhasil, kendaraan ini akan menambah moda angkutan massal ke banyak kota padat Cina. Karena tinggi, bus ini dimaksudkan untuk membuat gangguan minimal terhadap lalu lintas jalan. Bus tersebut juga tidak membutuhkan biaya tambahan infrastruktur seperti yang dibutuhkan sistem kereta bawah tanah.
Menurut kantor berita Xinhua, TEB-1 (Transit Elevated Bus) ini dapat mengangkut hingga 300 penumpang sekaligus dengan ukuran panjang 22 meter dan lebar 7,8 meter. Bus ini diharapkan dapat melakukan perjalanan sekitar 60-80 kilometer per jam.
Desain bulan lalu telah mencatat kapasitas yang jauh lebih besar, 1.200 penumpang, setara dengan 40 bus. Kemungkinan, beberapa bus akhirnya akan digabungkan untuk membentuk sebuah sistem yang lebih panjang.
Perusahaan Cina di belakang bus itu, Tebtech, mengklaim bahwa beberapa negara, seperti Nigeria, Brasil, Meksiko, Spanyol, Prancis, dan Indonesia, telah menyatakan minat mereka terhadap kendaraan tersebut.
MASHABLE | ERWIN Z.
Berita terkait
Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih
10 jam lalu
Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.
Baca SelengkapnyaXiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu
1 hari lalu
Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.
Baca SelengkapnyaFaisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina
1 hari lalu
Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia
Baca SelengkapnyaTurun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina
2 hari lalu
Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.
Baca SelengkapnyaHasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara
2 hari lalu
Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.
Baca SelengkapnyaHasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2
2 hari lalu
Jonatan Christie mampu menyudahi perlawanan sengit Li Shi Feng dalam duel tiga game di laga ketiga final Piala Thomas 2024.
Baca SelengkapnyaDikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik
2 hari lalu
Fajar / Rian mengungkapkan keunggulan lawan yang membuat mereka kalah di pertandingan final Piala Thomas 2024, Minggu, 5 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaDestinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024
2 hari lalu
Salah satu destinasi wisata utama untuk dikunjungi adalah Pasar Malam Chengdu.
Baca SelengkapnyaHasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina
2 hari lalu
Fajar / Rian gagal menyamakan kedudukan untuk Indonesia usai dikalahkan pasangan Cina Liang / Wang pada final Piala Thomas 2024 lewat tiga game.
Baca SelengkapnyaGagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi
2 hari lalu
Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.
Baca Selengkapnya