TEMPO.CO, Malang- Kelelawar menjadi masalah tersendiri bagi warga Kelurahan Tlogomas, Lowokwaru, Kota Malang. Musababnya, kotoran hewan tersebut acap bertebaran di masjid. Untuk mencegah kelelawar mendekati tempat ibadah, dosen dan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang merakit sebuah peranti pengusir kelelawar menggunakan teknologi sederhana.
Teknologi itu menghasilkan frekuensi ultrasonik yang dipancarkan melalui transduser untuk mengganggu sistem komunikasi dan navigasi kelelawar. "Prinsipnya, semua makhluk hidup peka terhadap frekuensi tertentu," kata dosen Teknik Elektro, Eka Maulana, Kamis, 4 Agustus 2016.
Peranti ini mengeluarkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi 30-50 kilo Hertz (kHz). Sinyal yang dikeluarkan mampu mengganggu sistem komunikasi dan navigasi kawanan kelelawar sehingga mereka pergi menjauh dari sumber gelombang.
Alat tersebut mampu menjangkau sejauh 10 meter dari sumber gelombang. Seperti manusia yang terganggu dengan sinyal berfrekuensi tinggi, kelelawar pun, kata dia, juga mengalami ketidaknyamanan. Gelombang frekuensi juga dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan makhluk hidup tertentu, seperti memanggil, mengusir, dan membantu pertumbuhan.
Eka mengajarkan masyarakat setempat untuk merangkai peranti pengusir kelelawar. Di antaranya dengan belajar memprogram mikrokontroler untuk membangkitkan dan mengukur gelombang ultrasonik yang dihasilkan. Peranti ini hanya membutuhkan sumber daya sebesar 50 watt.
Pembuatan peranti pengusir kelelawar menghabiskan dana sebesar Rp 100 ribu. Pelatihan serupa juga akan diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai bagian dari pengabdian masyarakat.
Pengurus Masjid Al Ghazali, M. Erfan, mengaku terganggu dengan kehadiran kelelawar. Apalagi kotorannya menyebabkan bau tak sedap sehingga mengganggu kekhusyukan salat. Setelah dipasangi peranti pengusir kelelawar, ucap dia, masjid menjadi bersih. "Sudah tak ada kelelawar yang masuk masjid," ujarnya.
Guru Besar 21 PTN Berbadan Hukum Ungkapkan 10 Maklumat Kepemimpinan Membumi
5 Maret 2024
Guru Besar 21 PTN Berbadan Hukum Ungkapkan 10 Maklumat Kepemimpinan Membumi
Pertemuan ini menegaskan komitmen untuk meningkatkan kepemimpinan para guru besar dengan membumikan kepemimpinan akademik. Pimpinan Majelis Dewan Guru Besar PTNBH, Andi Pangerang Moenta mengatakan, dalam pertemuan tersebut disampaikan poin-poin penting untuk melaksanakan Tri Dharma Perguruan tinggi (Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat).