Ilmuwan Ini Bikin Alat Agar Augmented-Reality Lebih Nyata

Reporter

Senin, 22 Agustus 2016 19:27 WIB

Pengunjung menunjukan aplikasi Pokemon Go di area di Monumen Nasional (Monas) Jakarta, 16 Juli 2016. Tempo/ Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Boston - Pokemon GO menjadi permainan augmented-reality terpanas dalam dua bulan terakhir. Namun, masih terasa ada kekuranganya: belum realistis.

Sekelompok mahasiswa doktoral dari Massachusetts Institute of Technology, Amerika Serikat, membuat teknologi gabungan antara ilmu komputer dan teknik pencitraan terbaru. Tujuannya agar permainan augmented-reality, seperti Pokemon GO, tampak lebih hidup.

Gabungan pengembangan dua teknologi tersebut bisa membuat karakter imajiner tampak berinteraksi dengan benda-benda nyata. Teknologi baru yang disebut Interactive Dynamic Video (IDV) itu mengambil gambar dari benda nyata dan membuat model 3D yang dapat berinteraksi dengan objek tersebut.

“Alih-alih menciptakan realitas campuran seperti halnya Pokemon GO, teknologi IDV malah membuat karakter imajiner tak hanya muncul di dunia nyata, tapi juga dapat melakukan hal yang dilakukan manusia, misalnya menyentuh pohon,” kata Abe Davis, ilmuwan komputer dari Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory MIT, seperti dirilis di Live Science awal bulan ini. Studinya ini merupakan disertasi doktoral bersama Justin Chen dan Fredo Durand.

Selama ini, menurut Davis, yang menjadi masalah dari penggabungan karakter imajiner 3D dan dunia nyata adalah terlalu banyak komponen digital yang harus diolah. Lagipula, proses tersebut akan menjadi sangat mahal dan prosesnya cukup panjang. Teknologi IDV merupakan jawaban dari kesulitan tersebut.

Davis bahkan cukup terkejut dengan hasil kerjanya sendiri ketika mencoba IDV untuk pertama kali. “Saya tak mengira hasilnya akan sebaik ini,” ujarnya.

Sama seperti Pokemon GO, IDV memanfaatkan kamera telepon seluler untuk menggabungkan dunia nyata dan karakter 3D. Bedanya, menurut Davis, obyek nyata yang tampak di layar akan tampak bergerak kalau karakter imajiner menyentuhnya.

Agar bisa seperti itu, Davis dan tim memasukkan semua model gerakan benda dunia nyata ke dalam sistem IDV, termasuk gerakan setiap obyek saat diam. Lalu, mengolahnya ke dalam bahasa program dan algoritma yang mereka rancang.

Dalam sebuah video eksperimen yang juga dirilis di Live Science, Davis menggunakan teknologi baru ini untuk beberapa obyek, seperti jembatan, gymnasium, dan ukulele. Saat mengklik tetikus laptopnya, ia mampu mendorong dan menarik obyek dunia nyata tersebut ke arah yang berbeda. Dalam video tersebut, dia juga membuat benda-benda tersebut seolah-olah bergerak secara alami.

“Tapi gerakan alami saja tidak cukup. Untuk membuatnya lebih nyata, Anda juga harus bisa menampilkan dampak obyek yang bergerak tersebut terhadap benda di sekitarnya,” Chen menambahkan, seperti dikutip dari laman situs resmi mereka, interactivedynamicvideo.com.

Selain dalam dunia permainan augmented-reality, Davis dan timnya mengklaim, teknologi terbaru ini memiliki banyak potensi dalam dunia rekayasa teknologi. Misalnya, membantu membuat karakter dalam penggarapan film animasi realita.

“IDV memungkinkan kita untuk mengembangkan model 3D ke arah yang lebih interaktif dan nyata dengan metode yang mudah, tak seperti komputer grafis yang sangat rumit,” ujar Doug James, pakar ilmu komputer dari Stanford University di California, yang tak tergabung dalam penelitian. Menurut dia, Davis dan rekan-rekannya berhasil mengubah grafis komputer yang rumit menjadi sederhana dan lebih cerdas dalam mengekstrak dinamika augmented-reality.

Tak hanya permainan dan film, James mengatakan, insinyur sipil pun bisa menggunakan ini untuk merancang simulasi struktur jembatan. “Khususnya terhadap angin kencang maupun gempa bumi. Gambar akan tampak sangat nyata,” ucapnya. “Bisa memprediksi potensi bencana dalam suatu bangunan.”

Meski begitu, teknologi baru pastinya masih memiliki keterbatasan. Salah satunya ialah tidak dapat menangani obyek yang muncul terlalu banyak, misalnya orang berjalan. Selain itu, masih ada banyak rintangan teknis sebelum bisa menerapkannya ke kamera ponsel pintar.

“Yang potensi getarannya akan lebih besar karena hanya dipegang oleh tangan, bukan benda yang memiliki dudukan solid seperti tripod,” kata Davis. Dalam hal proses video pun terbilang masih memakan waktu. Namun, setidaknya, apa yang mereka lakukan sudah mendekati layak agar bisa lebih menghidupkan karakter imajinasi 3D.

LIVE SCIENCE | INTERACTIVE DYNAMIC VIDEO | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

16 jam lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

18 jam lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

22 jam lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

23 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

1 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

1 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

2 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

2 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

2 hari lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya