Pemerintah Akan Sederhanakan Pembiayaan Riset

Reporter

Editor

Erwin prima

Senin, 29 Agustus 2016 19:34 WIB

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohammad Nasir. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Bandung - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengatakan pemerintah tengah menyiapkan peraturan pemerintah yang bertujuan menyederhanakan pembiayaan riset untuk mendorong penelitian.

“Peneliti itu harapan saya ke depan tidak dihantui, disibukkan tentang pertanggungjawaban keuangan. Peneliti punya tanggung jawab meneliti, menghasilkan suatu invoasi,” kata dia di kampus ITB, Bandung, Senin, 29 Agustus 2016.

Nasir mengatakan peneliti saat ini disibukkan dengan rincian administrasi penggunaan anggaran risetnya. Biaya riset, misalnya, harus mengikuti PMK untuk menghitung ongkos perjalanan, pembelian ATK, honorarium, sementara pada pembelian peralatan mengacu pada aturan pengadaan barang dan jasa. “Dengan aturan yang baru, peneliti tidak harus disibukkan itu,” kata dia.

Menurut Nasir, peraturan pemerintah yang khusus mengatur mengenai pembiayaan riset itu tengah digodok bersama LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah). “PP yang ada sampai sekarang belum mencantumkan riset. Semua riset itu jangan dikategorikan sebagai barang dan jasa yang lain, harus komponen riset sendiri,” kata dia.

Baca: Biaya Riset Tinggi Sebabkan Pengembangan Obat Minim

Nasir mengatakan, aturan itu akan melengkapi PMK 106/2016 yang mengelompokkan pekerjaan penelitian bukan berbasis aktivitas tapi berdasarkan outputnya. “Harapannya di dalamnya nanti ada komponen riset di dalam peraturan itu, yang selama ini tidak pernah disinggung hanya barang dan jasa. Riset itu kegiatan yang sangat spesifik, kegiatannya hanya meneliti,” kata dia.

Menurut Nasir, aturan baru itu nanti tidak menghitung pembiyaan riset berdasarkan rincian biayanya karena biaya riset berbeda-beda tergantung tingkat kesulitannya. “Nanti dia outputnya apa? Misalnya publikasi naisonal dapat Rp 15 juta, internasional 50 juta, langsung angkanya. Kalau hasilnya prototype, ini kelompok industri jenis apa, bisa sekian ratus juta rupiah sampai Rp 1,6 miliar,” kata dia.


Simak pula:
Geledah Perusahaan TW, Anak Buah Buwas Diperiksa Propam
Cerita Ahok Soal Jokowi dan Lahan 2 Hektare di Kemang
Pengamat: DKI Tak Becus Tangani Banjir, Apa Jawaban Ahok?
Aa Gatot Brajamusti Serba Tiga
Barang Aa Gatot Disita, dari Vibrator hingga Pistol

Aturan baru ini untuk melengkapi aturan yang sudah ada serta untuk mendorong aktivitas penelitian. Dia mencontohkan, Undang-Undang Paten yang baru misalnya menghapus biaya pemeliharaan paten yang dibebankan pada pemegang paten pada lima tahun pertama. “Pemeliharaan paten itu menyebabkan para peneliti enggan mempunyai paten,” ujar Nasir.

Nasir mengatakan, kementeriannya juga sudah menerbitkan pedoman untuk mencantumkan level kesiapan hasil riset. Menurutnya, dengan pedoman itu akan memudahkan pengembangan hasil riset yang dilakukan peneliti. Dia juga menjamin pemangkasan anggaran pada kementeriannya tidak akan berimbas pada anggaran penelitian.


AHMAD FIKRI

Berita terkait

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

2 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

8 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

48 hari lalu

Riset Temukan Banyak Orang Kesepian di Tengah Keramaian

Keramaian dan banyak teman di sekitar ak lantas membuat orang bebas dari rasa sepi dan 40 persen orang mengaku tetap kesepian.

Baca Selengkapnya

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

48 hari lalu

Ekosistem Laut di Laut Cina Selatan Memprihatinkan

Cukup banyak kerusakan yang telah terjadi di Laut Cina Selatan, di antaranya 4 ribu terumbu karang rusak.

Baca Selengkapnya

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

48 hari lalu

Pembangunan di Laut Cina Selatan Merusak Ekosistem dan Terumbu Karang

Banyak pembahasan soal keamanan atau ancaman keamanan di Laut Cina Selatan, namun sedikit yang perhatian pada lingkungan laut

Baca Selengkapnya

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

31 Januari 2024

Dua Bulan Lagi, Stanford University Bakal Groundbreaking Pusat Ekosistem Digital di IKN

Stanford University, Amerika Serikat, merupakan salah satu universitas yang akan melakukan groundbreaking pusat ekosistem digital di IKN.

Baca Selengkapnya

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

29 Januari 2024

Tinjau Pabrik Motherboard Laptop Merah Putih, Dirjen: Riset Perlu Terhubung Industri

Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi meninjau pabrik motherboard dan menegaskan perlunya riset terhubung dengan industri.

Baca Selengkapnya

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

22 Januari 2024

Jatam: Tiga Pasangan Capres Terafiliasi Oligarki Tambang

Riset Jatam menelusuri bisnis-bisnis di balik para pendukung kandidat yang berpotensi besar merusak lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

15 Januari 2024

Terkini: KPA Sebut PSN Jokowi Sumbang Laju Konflik Agraria Sepanjang 2020-2023, Bandara Banyuwangi Segera Layani Penerbangan Umroh

Sekjen Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) Dewi Kartika menyebut Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah era Jokowi mendorong laju konflik agraria.

Baca Selengkapnya

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

28 Desember 2023

BRIN: Pangan Jadi Salah Satu Prioritas Riset 2023, Kejar Target Hilirisasi

Dominasi riset bidang pangan sejalan dengan prioritas yang diminta oleh Presiden Joko Widodo.

Baca Selengkapnya