Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa (kiri) memeluk warga korban gempa di Desa Tanglapui, Kecamatan Alor Timur, Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, 13 November 2015. ANTARA/HO/Trisnadi
TEMPO.CO, Kupang - Gempa bumi kerap melanda sejumlah kawasan di Nusa Tenggara Timur. Pergeseran lempeng tektonik disebut sebagai penyebab gempa mengguncang Pulau Sumba, Lembata, Manggarai, hampir setiap hari.
“Daerah itu berada pada perbatasan lempeng tektonik sehingga sering terjadi gempa walaupun dalam skala yang lebih kecil,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Kelas I Sumawan kepada Tempo, Rabu, 7 September 2016.
Hari ini, kata Sumawan, gempa mengguncang dua kabupaten, yaitu Manggarai Timur dan Lembata. Gempa yang menggoyang Manggarai berkekuatan 3,7 skala Richter. Pusat gempa terletak sekitar 11 kilometer barat daya Manggarai Timur dengan kedalaman 10 kilometer.
Adapun Lembata diguncang gempa 4,6 skala Richter. Lokasi pusat gempa berada 31 kilometer barat laut Lembata pada kedalaman 10 kilometer.
Selasa malam lalu, gempa berkekuatan 3,7 skala Richter mengguncang daerah Manggarai. Pusat gempa berada di 16 kilometer tenggara Kota Ruteng dengan kedalaman 10 kilometer. Ini gempa kedua di Ruteng sepanjang September.
Catatan BMKG menunjukkan wilayah Ruteng, Manggarai, punya riwayat sering dilanda gempa. Pada 6 Agustus 1982, kawasan itu pernah dilanda gempa dengan magnitudo 5,9 skala Richter. Lindu kuat itu merusak rumah, gedung perkantoran, dan rumah sakit.
Pada 25 Maret 2003, daerah itu kembali diguncang gempa dengan magnitudo 5,3 skala Richter, yang menyebabkan kerusakan pada rumah. Gempa tersebut menelan empat korban jiwa dan menyebabkan 20 orang terluka.