Mahasiswa UB Ubah Jelantah Menjadi Minyak Goreng Layak Pakai
Editor
Yudono Yanuar Akhmadi
Senin, 12 September 2016 04:01 WIB
TEMPO.CO, Malang - Minyak goreng limbah penggorengan atau minyak jelantah di tangan mahasiswa Universitas Brawijaya bisa disulap menjadi minyak goreng layak konsumsi. Tim terdiri dari mahasiswa teknik mesin Indra Barani, Gara Putra dan mahasiswa teknik Kimia terdiri dari Sofia Afifah A, Yuyun Drupadi A.A., Mohammad Rizal Fauzi, dan Neila Nabilah.
Mereka membuat alat bernama Zuvier Purify Oil Filter untuk menyaring minyak jelantah. Dibimbing dosen Fakultas Teknik Bambang Poerwadi, para mahasiswa menelitin dan menciptakan alat vakum untuk mengubah minyah jelantah menjadi minyak goreng layak konsumsi.
"Dibagi dalam dua tahap pengerjaan sesuai kompetensi," kata koorinator tim, Sofia, Ahad 11 September 2016. Mahasiswa teknik kimia membuat riset mengenai komposisi dan kelayakan minyak jelantah sedangkan mahasiswa teknik mesin mengkonsep, mendesain dan memprogram alat. Tim menganalisis zat penyerap atau adsorbent terhadap lemak jenuh yang terkandung dalam minyak jelantah.
Uji hasil penyaringan dilakukan di laboratorium pengujian mutu dan keamanan pangan Fakultas Pertanian. Hasilnya, minyak hasil penyaringan memenuhi standar baku mutu sesuai standar nasional Indonesia (SNI).
"Kami menganalisis bahan yang layak dan tak menimbulkan bahaya bagi kesehatan," kata Sofia. Sedangkan Indra Barani dari Teknik Mesin menjelaskan jika prinsip Zuvier Purify Oil Filter terdiri dari tiga mekanisme mulai pemanasan, pengadukan, dan penyaringan. Proses kerja ini menggabungkan enam bagian elemen yang ditempatkan dalam wadah yang berbeda.
Proses awal penyaringan, minyak jelantah disaring dengan filter dari kotoran saat proses penggorengan. Setelah penyaringan, mintak dipompa vakum ke filter kedua dilanjutkan proses pemanasan dengan suhu mencapai 150 derajat celcius. Proses pemanasan dilakukan untuk menghilangkan air, dalam suhu di atas 100 derajat celcius air berubah fasa dari cair menjadi gas.
Filter kedua dilengkapi sensor suhu, agar temperatur terjaga. Selanjutnya pompa vacum mengalirkan mintak ke filter ketiga. Proses ketiga ini diatur bekerja selama dua menit. Proses filterisasi dan pengadukan digunakan untuk menghilangkan kadar lemak jenuh. Sedangkan di filter keempat juga terdapat arang aktif untuk mengurangi kadar logam dan minyak jenuh.
Sedangkan filter kelima terdapat bentonit sebagai permurni minyak sehingga warna menjadi kembali cerah. Pada tahapan filter keenam minyak goreng yang tersaring menjadi bersih dan bebas dari lemak jenuh dan kotoran.
Inovasi mahasiswa Universitas Brawijaya Malang ini mendapat penghargaan medali emas dalam The 3rd International Young Inventors Award (IYIA), yang diselenggarakan Indonesian Invention and Innovation Promotion Association (INNOPA) di Surabaya.
Kompetisi internasional ini diikuti 100 tim terdiri dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Peserta berasal dari Malaysia, Thailand, Philipina, Taiwan, Korea Selatan, Cina, Mesir, Yordania, Syria, Romania, Rusia, Kroasia, Amerika, dan Kanada, serta tuan rumah Indonesia.
EKO WIDIANTO