LIPI Kembangkan Konverter Kit BBG untuk Mesin Disel

Reporter

Rabu, 21 September 2016 05:00 WIB

LIPI. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melirik pengembangan otomasi alat konversi energi atau converter kit bahan bakar bensin dan solar ke gas generasi kedua .

"Ke depan kami akan mengembangkan otomasi konverter kit ini, untuk mengurangi bunyi letusan terutama pada penerapan konverter kit di mesin diesel," ujar Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI, Bambang Subiyanto, usai uji terapi konverter kit generasi kedua di Tegal, Jawa Tengah, Selasa.

Dia menjelaskan dengan sistem otomasi, maka tidak ada lagi bunyi letusan. Suara itu timbul karena alat konversi yang ada saat ini masih manual.

Dalam uji terap tersebut sempat beberapa kali terdengar bunyi letusan pada mesin diesel yang menggunakan konverter kit itu.

"Nantinya, dengan menekan satu tombol maka alat tersebut akan langsung berjalan tanpa ada bunyi letusan."

Alat konversi energi tersebut merupakan karya peneliti binaan LIPI, Abdul Hakim Pane. Alat tersebut dapat mengkonversi penggunaan tujuh jenis bahan bakar yakni bensin, solar, alkohol, LPG, LNG, CNG, dan biogas.

Dengan alat tersebut, nelayan yang sebelumnya melaut dengan menggunakan bensin dan solar, sekarang bisa menggunakan bahan bakar gas.

Berbeda dengan generasi pertama yang mengkonversi bahan bakar yang menggunakan mesin tipe kaburator, untuk generasi kedua lebih canggih karena bisa diterapkan untuk mesin jenis terbaru atau injeksi.

Konverter kit tersebut bisa digunakan untuk alat pertanian dan juga nelayan.

Alat tersebut bisa melakukan penghematan bahan bakar hingga 80 persen.

Satu tabung gas tiga kilogram tersebut bisa digunakan untuk melaut selama 11 hari untuk mesin empat tak. Sedangkan jika menggunakan bensin 10 liter untuk untuk 11 hari dengan asumsi melaut selama dua jam per hari.

Sementara untuk kapal dengan mesin dua tak (kapal yang digunakan untuk laut yang berombak), untuk 10 hari memerlukan 146 liter bensin, sedangkan jika menggunakan gas hanya membutuhkan 10 tabung.

Untuk mesin diesel dua tak, memerlukan 80 liter untuk 10 hari, sedangkan jika menggunakan gas hanya memerlukan 10 tabung.

Alat konverter tersebut juga dilengkapi dengan kotak pengaman, yang aman dari ledakan.

"Kami terbuka bagi industri yang tertarik untuk memproduksi secara massal hasil riset ini," papar dia.

Selain itu pihaknya juga sedang menyiapkan rencana induk untuk sertifikasi produk tersebut.

ANTARA

Berita terkait

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

31 hari lalu

BRIN Temukan Daur Ulang Baterai Litium Ramah Lingkungan

BRIN sebut tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting. Satu di antaranya alasan ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.

Baca Selengkapnya

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

23 Agustus 2023

LIPI Genap 56 Tahun: Lembaga Ilmu Pengetahuan yang Telah Dilebur ke BRIN

Awal pembentukan LIPI pada 1967 dimulai dengan peleburan lembaga-lembaga ilmiah yang lebih dulu didirikan.

Baca Selengkapnya

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.

Baca Selengkapnya

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.

Baca Selengkapnya

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.

Baca Selengkapnya

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.

Baca Selengkapnya

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.

Baca Selengkapnya

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.

Baca Selengkapnya