Warga Sukabumi Kembangkan Pendeteksi Iklim Secara Mandiri  

Reporter

Rabu, 12 Oktober 2016 18:29 WIB

Ilustrasi perubahan iklim. NASA

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Kampung Cileles, Kota Sukabumi, Jawa Barat, secara swadaya mampu membuat alat pendeteksi perubahan iklim untuk memantau kecepatan angin, curah hujan, terik matahari, dan suhu udara.

"Pembuatan alat pendeteksi perubahan iklim ini merupakan hasil swadaya masyarakat sejak 2015," kata tokoh masyarakat Kampung Cileles, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Paedullah, kepada Antara di Sukabumi, Rabu.

Menurut dia, alat tersebut setiap hari memberikan informasi cuaca yang terjadi di Kota Sukabumi. Selain itu, alat tersebut berfungsi untuk mengantisipasi potensi banjir dan angin puting beliung, jika curah hujan yang tinggi.

Ia mengemukakan, alat itu juga dilengkapi alat pengukur intensitas curah hujan (ombrometer), pendeteksi curah hujan, pengukur suhu, kelembapan udara, dan alat pendeteksi kecepatan angin.

"Alat ini akan berfungsi jika kondisi cuaca mulai memburuk, seperti tiupan angin cukup kencang dan turun hujan. Operator akan memberikan informasi langsung melalui pengeras suara, serta warga diimbau untuk kesiapsiagaan jika terjadi bencana," ujarnya.

Paedullah menilai bahwa alat pemantau iklim yang dibuat secara swadaya itu manfaatnya sudah dirasakan warga karena informasi setiap perubahan iklim akan termonitor setiap hari, sehingga bisa mengurangi dampak dari bencana.

Sedangkan Kepala Seksi Pengelolaan Konservasi Sumber Daya Alam dan Pengendalian Kerusakan Lingkungan di Kantor Lingkungan Hidup Kota Sukabumi, Frendy Yuwono, menyatakan pihaknya mengapresiasi warga Kampung Cileles yang secara swadaya membuat alat pendeteksi perubahan iklim buatan masyarakat.

Bahkan, ia menambahkan, warga Cileles pernah menerima penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI karena sejumlah alat pendeteksi perubahan iklim mereka bermanfaat, antara lain saat musim hujan dengan intensitas tinggi.

ANTARA

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

1 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

4 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

5 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

13 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

16 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

16 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

17 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

22 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya