Misteri Lukisan Bison di Dalam Gua Dipecahkan

Reporter

Selasa, 25 Oktober 2016 15:41 WIB

Seorang perempuan melihat lukisan manusia purbakala berbentuk seekor babi. Lokasi peninggalan berada di dalam kawasan gua, sehingga pengunjung membutuhkan lampu penerangan untuk melihat sisa-sisa peninggalan manusia purba. Pangkep, Sulsel, 20 Agutus 2015. TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Adelaide - Bison ternyata memiliki spesies hibrida atau campuran yang sebelumnya tak pernah diketahui. Fakta tersebut diketahui dari sepotong DNA, cetak biru makhluk hidup, dan lukisan gua dari Zaman Es terakhir.

Para peneliti menjuluki hewan ini “Higgs Bison”. Sama seperti Higgs Boson—partikel subatomik yang juga dipanggil sebagai partikel Tuhan—hewan purba berbulu ini sulit diungkap. “Butuh 15 tahun untuk mengumpulkan data dan membuktikan hewan ini ada,” tulis Alan Cooper, Direktur Australian Centre for Ancient DNA di University of Adelaide, Australia, juga kepala penelitian, dalam jurnal Nature Communications edisi 18 Oktober 2016.

Berkat DNA purba dari tulang makhluk tersebut, Cooper dan tim akhirnya bisa mengungkap bison yang berasal dari 120 ribu tahun lampau tersebut. Mereka memiliki darah Aurochs, nenek moyang sapi modern, dan bison padang.

Dalam jurnal, Cooper menyebutkan hewan hibrida biasanya sulit bertahan hidup lantaran pejantannya cenderung steril. Meski begitu, dia dan tim menemukan bahwa bison hibrida dan keturunannya hidup dengan cukup baik sehingga mewarisi darahnya ke bison Eropa modern (Bison bonasus), yang juga dikenal dengan sebutan wisent.

Aurochs (Bos primigenius) dan bison padang (Bison priscus) sangat berbeda secara genetik. “Tapi mereka menghasilkan sesuatu yang cukup mengukir ceruk pada lanskap sejarah. Sayangnya, mereka tak bisa bertahan hidup hingga Zaman Es berakhir,” ujar Cooper.

Untuk menguak misteri latar belakang genetika bison hibrida, Cooper bersama sekelompok ilmuwan gabungan internasional meneliti beberapa bagian fosil gigi dan tulang hewan tersebut. Mereka mendapatkannya dari beberapa gua di Eropa, seperti di Pegunungan Ural, Rusia, dan Kaukasus di Eurasia.

Kemudian DNA atom (warisan dari kedua orang tua) dan DNA mitokondria (bahan genetik yang diwariskan dari garis ibu) 64 bison dianalisis. “Hasilnya, DNA atom memberi informasi tentang bison padang, sedangkan mitokondria mengandung garis sapi purba,” tulis mereka dalam jurnal.

Gabungan keduanya menunjukkan bison dalam gua-gua di Eropa memang seekor makhluk hibrida. Para peneliti menduga Aurochs mengambil peran betina dan bison yang jantan. Dari analisis DNA juga diketahui rasio bison memiliki kadar 90 persen, sedangkan Aurochs 10 persen. Sayangnya, para peneliti belum menemukan tengkorak hewan hibrida ini. Karena itu, mereka belum bisa menentukan apa yang dimakan dan bagaimana pola diet bison campuran ini.

Pada suatu hari, seorang anggota tim menyarankan kembali menilik lukisan gua Zaman Es. “Saran yang mengubah lintasan seluruh penelitian,” tuturnya.

Cooper dan tim lantas menghubungi beberapa ilmuwan Prancis yang pernah meneliti lukisan gua dan meminta mereka bercerita soal hal unik tentang bison. “Kami katakan telah menemukan spesies bison baru. Mereka menjawab, 'Ah! Akhirnya ada yang percaya kami!’” ucapnya.

Dari penelusuran tersebut memang diketahui ada dua bentuk bison dalam gua, yang sebelumnya dianggap sebagai perbedaan artistik atau budaya dan gaya lukis. Salah satu bison digambarkan dengan tanduk dan muka depan besar seperti bison Amerika. Sebaliknya, bison lain memiliki bentuk tanduk pendek dan gundukan-gundukan kecil di kepala seperti bison Eropa modern.

Dari segi umur, lukisan tersebut dibuat sekitar 18 ribu tahun silam. Itu berarti cocok dengan umur tulang bison yang didapatkan Cooper dan tim. “Dari penanggalan tulang terungkap bahwa spesies hibrida dan bison bertukar habitat beberapa kali karena perubahan iklim,” ujar Julien Soubrier, anggota penelitian sekaligus peneliti pascadoktoral bidang genetika dan evolusi di University of Adelaide, seperti dikutip dari Live Science.

Dengan kata lain, manusia purba bisa saja menarik bison hibrida tersebut selama musim dingin datang dan melepaskannya pada musim panas, yang tentu belum bisa diperkirakan seperti sekarang.

NATURE COMMUNICATIONS | LIVE SCIENCE | AMRI MAHBUB

Berita terkait

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

3 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

5 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

5 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

6 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

6 hari lalu

Kemendag Dorong Ekspor Buah Manggis ke Australia, Butuh Penyedia Jasa Iradiasi

Kemendag mendorong ekspor buah sebagai implementasi perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

6 hari lalu

4 Fakta Tentang Kasus Penusukan di Sydney: Mengincar Wanita hingga Seorang Bayi Jadi Korban

Berikut fakta-fakta soal kasus penusukan di Mall Bondi Sidney pekan lalu yang menghebohkan Australia.

Baca Selengkapnya

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

7 hari lalu

Kegagalan di Piala Asia U-23 2024 Tak Akan Ganggu Prospek Pemain Muda Australia

Tony Vidmar mengaku tersingkirnya Timnas Australia U-23 di Piala Asia U-23 2024 tak akan mengganggu prospek jangka panjang para pemain.

Baca Selengkapnya

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

7 hari lalu

Massa Berkumpul di Bondi Beach Kenang Para Korban Serangan Penusukan di Mal Bondi Sydney

Setelah serangan penusukan yang merenggut 6 orang, ratusan orang berkumpul untuk mengenang para korban dengan menyalakan lilin dan menyanyikan himne

Baca Selengkapnya

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

7 hari lalu

Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney

Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.

Baca Selengkapnya

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

7 hari lalu

Australia-Indonesia Kerja Sama Bidang Iklim, Energi Terbarukan dan Infrastruktur

Australia lewat pendanaan campuran mengucurkan investasi transisi net zero di Indonesia melalui program KINETIK

Baca Selengkapnya